Jumat, 06 Juli 2012

Bagaimana Bisa.

Bagaimana bisa, 
Kau berkata semua ini percuma. 
Sementara di deret waktu, aku menghujam dan memaki tiap detaknya yang berlari begitu cepat namun tepat.
Aku tak pernah menentukan kapan harus kembali untuk beristirahat, 
tak pernah.
karna bagiku ini tak akan percuma.

Bagaimana bisa,
Kau berfikir semua tak ada gunanya,
hanya karena aku terlambat sehelaan nafas saja meyakinkanmu
hanya karena aku dan kau berbeda mengartikan makna sebuah hasil
atau karna aku bukan kau dan kau bukan aku
lalu mengapa kau tanamkan rasa percaya, kau debarkan harapan penuh pesona, lalu kau matikan begitu saja ketika kau sendiri merasa lelah
bagaimana bisa, kau menjadikan aku propaganda kemalanganmu dan kesakitanku dengan merogoh paksa hatiku lewat kerongkonganmu dan menjejalkan kembali semuanya melalui aksara.
sementara aku, menggali lubangku dengan tetesan debur yakinku padamu
bagaimana bisa, kau merasa tak pernah menyakitiku 
padahal telah kau toreh luka menganga begitu besar sejak awal kelahiran pertemuan kita.
bagaimana bisa !!!!

Bagaimana bisa, 
kau mengatakan aku tak berusaha hingga menjadikan semua ini sia-sia belaka
hanya karena tak ada aliran yang masuk dalam buku kehidupanmu dariku
hanya karena aku tak ada dan menghadiri kesakitanmu secara nyata
bagaimana bisa, kau katakan segala harapan hanya omong kosong,
sementara aku disini justru hidup bernafaskan mimpi dan cita, yang lalu kau bombardir dengan kesakitanmu yang sungguh aku tau, itu hanya seujung kuku dari kesakitanku
tak perlulah kau merasa paling menderita, atau aku merasa paling teraniaya,
tak perlulah segala macam janji untuk membuat semacam kontrak dalam kehidupan kita
tak perlu lah itu semua,
karna tak akan ada gunanya untukmu, juga untukku, atau untuk harapanmu, dan juga keinginanku.
bagaimana bisa, kau katakan aku tak sakit, 
sementara hatiku telah berdarah dan menggenangkan legenda.

bagaimana bisa,
kau merasa yang paling sakit, sementara tanganmu dengan aksaramu masih menancap kuat untuk terus merogoh hatiku, menyakitiku, menelanjangi kemampuanku.
bagaimana bisa, kau katakan aku tak mengerti, 
sementara segala anganku adalah memahamimu.
bagaimana bisa,
kau rajam gairah yang tengah berkobar dalam kesakitanmu sendiri lalu kau semburkan padaku dengan tambahan minyak dalam tungku.
tak ada sekam disini, lalu bagaimana bisa api itu padam dari ku.
Bagaimana bisa.
kau menjadi malaikatku, 
sementara membuka pesan darimu saja aku gemetar ketakutan.
Bagaimana bisa. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar