Selasa, 25 September 2012

Rapal kebalikan.

Aku tidak merindukanmu
Rindu sesak memelukku seperti pakaian sempit yang basah.
Ada yang menetes-netes kelantai dan memantulkan wajahmu ke mataku
aku ingin kau pergi 
( tolong jangan pergi )
Kau pergi tanpa lambaian tangan.
Kata-kata hanya terbendung sampai kerongkongan : Ramuan mematikan berisi amarah dan harapan.
Hanya secuil, tapi benih. dan ada yang menyiraminya setiap hari.

Jangan.
Hari ini ada yang nakal memoles dinding di hadapanku dengan kilasan-kilasan peristiwa
dengan bintang-bintang buram yang sempat menjadi kawan tidurku, 
ketika aku sedang ingin pura-pura berbaring di bawah langit malam sambil menggenggam tanganmu yang hangat dan penuh merungkupi jemariku
( aku kangen )

ini bukanlah sesuatu yang kuharapkan
berdiri lagi di depan perapian,
kakikanan sudah menyentuh api, kaki kiri mengikuti.
kemudian perlahan-lahan, aku habis ditelannya, di telan panasmu.
ada harapan harapan tertentu yang mampu membunuh 
( menginginkanmu kembali adalah di antaranya )

aku sangat merindukanmu 
( aku tidak merindukanmu )
ada yang berlari di kepalaku
mencari cara untuk menyeka air matamu
selain hanya membisu, meniru gerak bibirmu

tolong jangan pergi 
( aku ingin kau pergi)
aku selalu disini, mencoba menjejal dalam ingatan ribuan aksara tentang silam.
Ingin kurengkuh, namun hanya bisa diam, dingin dan tak mampu menyiratkan.
lalu kita sama-sama mencabut kenangan, saling berusaha melupakan.

Aku kangen
menunggumu di sudut kamar yang gelap, sendiri menatapbunga yang mulai layu.
Di bawah rintik hujan yang mengetuk jendela,
Yang tak ada henti-hentinya kuhitung rinainya
Hingga berdebu,bunga itu kini menjadi sebatang abu.
tak kutemukan dirimu, entah berapa lama

( Jangan )
mungkin sudah habis lelahku menunggu kamu
Entah siapa yang pergi dan siapa yang kembali
aku mencintaimu, dalam ruangan yang pernah ada kamu.
tersenyum terawa,meninggalkan bekas tegas keberadaanmu
sepi ini kini merasuki nadiku, yang kini kosong tanpa kamu.

( ada harapan-harapan tertentu yang mampu membunuh)
menginginkanmu kembali adalah diantaranya.


Minggu, 23 September 2012

KULDESAK

Oke, kali ini cerita agak banyak tentang hari Sabtu saya kemarin.

Jadi, ceritanya saya yang udah lamaaaaa banget gak latian teater, pengen latian lagi. lebih tepatnya saya pengen olah tubuh lagi. Gesture saya pasti sudah sangat melemah dan cara saya mengapresiasikan sesuatu pasti sudah standart sekali. saya butuh Charge. berbekal dari itu, saya berangkat ke USNI untuk latihan olah tubuh hari sabtu kemarin.

Kampus USNI itu ada di sebelah Mall Gandaria City. tepatnya, itu entah berapa puluh kilometer dari tempat tinggal saya. Dulu, sewaktu saya rutin latihan, saya kesananya ada yang anterin. Nah, ini saya berangkat berdua sama temen saya ( *namanya Inay,perempuan asli ambon, berperawakan tinggi kurus khas ambon ) naik TransJakarta. sebelum berangkat saya browsing di internet dulu, jalur mana aja yang harus saya tempuh buat bisa sampe di Gandaria. saya mesti naik koridor 11 turun di kampung melayu, pindah ke koridor harmoni, dan barulah ambil koridor lebakbulus dan turun di kebayoran baru. Inay yang saya ceritain itu langsung jiper. " ada baiknya kita naik taksi saja" katanya, saya ngakak. naik taksi bisa 350 rebu, kalo naik transJ cuma 3500. Inay mengkerut.

Sampe di kampung melayu, semua masih santai. kita berdua dapet tempat duduk dan masih menikmati kemegahan moda transportasi TransJ. tapi begitu pindah di armada arah harmoni, bencana dimulai. Itu yang namanya manusia udah nyaris gak ada bedanya ama karton bekas. di tumpuk, dilipet dipaksa di masukin ke karung. Saya sama Inay melongo. Kami masih saling lempar senyum sambil geleng-geleng kepala waktu kondektur TransJ menghentikan arus masuk penumpang. masih ada celah untuk bernafas, gitu saya pikir. tapi nyatanya tidak. di Matraman, ada 3 orang turun, tapi 5 orang masuk. nah salah satu orang itu ada yang guedenya kayak Rahwana. saya sama Inay yang kebetulan berdiri di depan pintu tengah, mencoba miring-miring untuk ngasih jalan si Rahwana itu. tapi dia emang gede banget, jadi ternyata bukan cuma saya yang harus miring-miring, tapi juga nenek-nenek yang ada di belakang Inay. Dari hal ini semua terjadi.

Nenek itu terdesak depan belakang, Inay sewot. Saya lebih-lebih. kenapa sih gak berdiri aja di depan pintu. laki-laki kan? gede juga badannya kan? ngapain mesti maksa masuk ke tengah dan bikin desakan lebih ke si nenek. itu juga, penumpang muda-muda yang pada duduk, kenapa sih gak ada rasa pengen mempersilahkan si nenek renta itu duduk? saya spontan ngucap " Astaghfirullah." dan cuma diam. berusaha menahan diri untuk tidak miring kearah si- nenek agar tak mendesaknya lagi. tapi Inay, karna dia ambon manise, maka dia angkat suara. " sudah gila ngana hah?  seng ngana lihat ada orang tua di belakang beta !!! " gaya hardikan khas ambon menguar dari mulut manisnya, cukup membuat si rahwana diam. saya nyengir. pasti dia takut kena bacok orang ambon.

Sampai di harmoni, saya dan Inay melongo. baiklah, saya deskripsikan suasana disana. ratusan manusia, membanjiri shelter itu. mengular dalam antrian yang saya yakin baru akan terselesaikan entah berapa jam kedepan. Barbarisme mengalahkan panasnya udara di atas shelter itu. saling sikut dan jambak terjadi ( oke ini lebay) hehehehe. Dan nenek renta itu, berjalan terseok kearah antrian lebak bulus. kami di belakangnya karna jalur kamu sama. herannya, entah mungkin karena jodoh, si rahwana pun sudah berdiri beringas di antrian lebak bulus yang super padat. Inay melengos, mulutnya terkunci karena cubitan saya di pinggangnya. Nenek itu, karena tadi Inay tolong, dalam antrian kali ini memilih berlindung di balik tubuh Inay yang memang semampai. Alhasil posisi kami adalah : Rahwana, Inay, Nenek dan saya. kami berempat, mencoba menyimpan dendam sendiri-sendiri.

Begitu bus datang, orang-orang di belakang kami mendorong. Saya yang ada di belakang nenek berteriak spontan karena terdorong dari belakang " Jangan dorong dong, depan gue nenek-nenek. " Beberapa orang diam, tapi mendadak ada balasan celetukan, " harusnya kalo udah tua gak usah naik busway" kontan saya noleh. suara laki-laki, dari seorang laki-laki muda yang berdandan dandy di bekalang saya. Inay tau saya marah, dengan sigap dia menyentuh pundak saya. Tapi dewa kemarahan sudah datang lebih dulu ketimbang tindakan penyabaran dari Inay. dengan mata melotot, saya tunjuk itu laki-laki. " elo, yang mendingan kagak usah naik TransJ !!! " demi harga diri, laki-laki itu menjawab " urusan gue" saya, tanpa pikir panjang langsung berbalik dari antrian, menyeret si lelaki yang ternyata tingginya tak tergapai, dalam hitungan detik, kami resmi jadi tontonan. Inay geleng kepala. satpam datang melerai kami berdua. Tak tahan dengan emosi, saya tarik kerah bajunya dan saya tonjok mukanya. sejujurnya, kepalan tangan saya yang justru perih setelah memukul mukanya, tapi hati saya terpuaskan. setelah itu dengan bodohnya saya keluar shelter dan mencegat taksi. akhirnya, 3500 ke arah gandaria menjadi 134 ribu rupiah. Inay terbahak sepanjang perjalanan Harmony - Gandaria.

Malamnya, saya, Inay dan teman-teman dari USNI berangkat ke UNJ untuk nonton pementasan teater. setelah sekian lama, akhirnya saya ketemu sama temen-temen lama. malam minggu itu, saya kembali jadi mahasiswa, duduk lesehan di depan panggung, minum kopi sambil makan keripik kentang, terbahak bareng dan ngebanyol bareng. seandainya pun besok kiamat, saya yakin saya masih mampu bilang bahwa saya bahagia pernah mengalami ini semua. heheheheh. tapi bukan itu yang menarik dari pementasan CM di UNJ. ada yang silau selain kebahagiaan bertemu teman lama.

CM UNJ membawakan naskah WS. Rendra ( Mastodon dan burung Kondor ). siapapun tau, itu salah satu masterpiece Rendra. bercerita tentang revolusi amerika dengan bahasa berat dan tokoh yang luar biasa susah. durasi Mastodon dan burung kondor itu sekitar 3,5 jam dengan mobilitas karakter dan dialog super cepat. ketika pertama kali datang, saya yang memang sudah beberapa kali menonton naskah itu digarap oleh beberapa teater lebih memilih ngerumpi berbisik dengan beberapa kawan lama. sampai, saya tertegun dengan munculnya tokoh mastodon. Saya kaget, ini mastodon pertama yang bikin saya deg-degan. dia memiliki vocal kuat dengan vbrasi yang serupa dengan bayangan saya tentang mastodon selama ini. gesture tubuhnya liat dan lentur. cerdas. pikiran pertama yang hinggap di benak saya adalah " Laki-laki ini cerdas !"

First thing saya terbukti benar. di akhir pementasan, saya lihat jam. 2,5 jam total pementasan!! saya makin merinding. gimana bisa, naskah se liar ini, dengan durasi 3,5 jam, mampu digarap hanya dalam waktu 2,5 jam. tanpa mengurangi essensi makna dan roh spiritualnya sama sekali. sutradara secerdas apa yang mampu menggarap ini semua dengan begitu cerdas? saya penasaran. dan saya sontak berdiri dari duduk, ketika MC mengenalkan si tokoh mastodon sebagai sutradara. gila!!! udah main nya keren, cerdas, dia pula yang nyutradai pementasan berdurasi singkat dari naskah berat tanpa mengurangi apapun dalam essensi garapannya. dia, lelaki yang menyilaukan temans. serius.

Oke, saya megap-megap nahan kagum sama dia. beberapa teman mengenalkan pria itu pada saya. namanya Ramon. dewasa dan sangat supel. dia menyikapi pujian dari penonton dengan sangat baik. saya makin gak bisa nafas waktu dia kasih nomer hape nya sama saya. Ya Allah, itu matanya kayak ada kilatan kecerdasan dewa Zeus. aihhh, segala topan badai datang dipikiran saya. malam minggu itu, saya dapat ujian berat dari Allah, berupa pesona Ramon.hehehee

Kuldesak. sabtu kemarin saya kuldesak. dari pagi bete gara-gara transjakarta, malemnya rese sama pikiran gara-gara pria genius. saya harap, Kuldesak ini bikin saya lupa sama sakit yang dulu-dulu.





Kamis, 20 September 2012

SalCur = Salah Curhat !!!

Selamat sore. hari ini Jakarta heboh. seheboh hati saya yang super complicated. oh, Damn!! maafkan saya kalau selalu menghujani kalian dengan umpatan diawal obrolan. 

Kalian pilih siapa? hehehehe. yang berasa tinggal di Jakarta tapi gak ikutan milih, terus sibuk ngomporin orang buat milih ini atau itu, setelah itu lenggang kangkung tanpa beban harus memilih, adalah saya orangnya. 

Tapi, saya gak mau jadi orang latah dengan ngomongi masalah pilihan gubernur Ibu kota sama kayak yang lain. saya bosen, di Twitter, di facebook di detik.com di angkot, di Radio, dimana-mana ngomonginnya udah Foke sama Jokowi melulu. kalau saya sih lebih suka ngomongin Taylor Lautner atau gak Robert Pattinson ya. hehehe. jadi, saya tegaskan kali ini, postingan kali ini beneran gak akan mengenai laporan pandangan mata tentang pemilihan leadership di Jakarta. Tak akan. Tiada mungkin pemirsa. 


Semalaman saya ngobrol sama temen muda. Masih kuliah semester 3, perempuan, talented dan periang. Tipikal anak gaul masa kini yang tau semua hal berbau teknologi dan perkembangan jaman. Tapi semalam, dia murung. Curhat tentang ibunya. Dan lagi-lagi saya miris, masih ada juga jaman gini orang tua yang gak gaul.

Gaul yang saya maksud adalah paham. Jadi orang tua itu harus paham. Mengerti apa yang harus dilakukan. Ini, saya bukannya ngajarin ya. Saya sih malah mau ikutan protes juga. Disini meskipun saya juga orang tua,  udah punya satu anak dan resmi menyandang status ibu sejak 4,5 tahun  lalu, tapi kali ini disini, saya bicara sebagai anak. Baiklah. Kita mulai.

Temen saya cerita tentang pertengkaran dengan mamanya. Setengah jam pertama saya manggut-manggut biasa. Cerita belum menarik, belum bisa saya tarik landasan pacu untuk ikut mengambil sesuatu. Dan beberapa saat kemudian, meledaklah saya. Berikut kalimat yang mebuat saya meledak :

Teman : Aku sebel, aku pengen cuti kuliah, tapi sama mama gak boleh kak 
Saya : ngapain cuti? 
Teman : soalnya aku bingung. Mama tuh aneh, aku gak boleh cuti, tapi tiap hari mama ngeluh masalah keuangan keluarga ke aku. Yang sehari buat aku habis 50 ribu lah, yang belum bayar listrik lah. Aku bingung.

Oke. Saya meledak. Marah.

Pertama. Iseng banget sih emak elo curhat masalah keuangan keluarga ke elo? Emang elo siapa? Aidil Akbar Madjid? Yang bisa nylesein semua masalah keuangan elo dengan program-program finance nya? Atau elo punya pohon uang yang bisa bikin semua masalah keuangan selesai pake sekali goyang? OMG, jangan ndeso deh, yang namanya masalah keuangan dalam keluarga itu udah pasti ada. Jadi, menyikapi masalah ini dengan mengeluh jelas bukan solusi tepat. Berasa banget kali ya masalah keuangannya paling dahsyat? Sampe perlu cerita ke anaknya yang masih kuliah? Yang belum kerja? Gue harus bilang SBY kayaknya nih, ada warganya yang disorientasi masalah curcol.

Kedua. Ibu, engkaulah yang diberi tampuk tanggung jawab oleh Allah untuk mengurus keuangan keluarga. Di tanganmu lah segala peri kehidupan keluarga berjalan. Selesaikan tanggung jawab itu dengan baik, atau anda gagal. Kasihan dong sama malaikat sebelah kiri, yang bakalan cape kalo ibu terus ngeluh pada orang yang salah. Anak itu memang wajib berbakti, tapi juga wajib di lindungi. Lindungi lah anak ibu dari bahaya kepanikan dan kekhawatiran berlebihan atas curhatan ibu. Percaya saya, dengan ibu curhat sama anak ibu yang belum bekerja itu,rekening listrik tetep mesti dibayar tepat pada waktunya. Tak akan ada yang berubah.


Ketiga. Tugas orang tua dan anak jelas ada di koridor yang berbeda. Bagaimana pun juga, kebersamaan dalam keluarga memang perlu, curhat antara ibu dan anak perempuannya juga perlu. Saya gak bilang itu salah, yang salah adalah keluhan sang ibu tentang betapa pusingnya mengatur pengeluaran harian untuk anak-anaknya. Lalu, ketika anak anda jadi merasa tak enak hati, kemudian mikirin banget masalah itu, kuliahnya terbengkalai, malah jadi gak lulus-lulus, kan makin rugi banda ? iya kan? Jleb moment banget itu ya. Hehehe.
Apa yang mau saya bilang disini adalah, jangan bebani anak mu dengan tuntutan untuk memahami orang tuanya.owalah, terbolak pak, bu. Terbalik itu. Anak yang harus dimengerti, anak butuh di pahami. Setelah itu, fasenya dia akan berbakti. Tapi terbalik banget, kalo belum apa-apa anda meminta anak anda untu memahami anda. Wong dari pengalaman hidup anda jelas lebih dulu lahir kok, lebih ngerti anda ketimbang anak anda kan?

Jangan paksa anak anda untuk berbakti dengan memahami kesulitan anda. Tugas dari orang tua ya membiayai anaknya sampe anaknya mampu menghidupi dirinya sendiri, dan kemudian membalas semua nya pada anda (meski tak mungkin bisa terbalaskan ). Bahkan, menggantungkan harapan pada anak pun tak boleh kan? Kalimat “ besok kalo kamu udah kerja, beliin mama mesin cuci ya?” aduh, oke !! itu mungkin beneran karna kebutuhan, tapi jangan minta dulu. Anaknya belum kerja buuuu.

Saya kadang suka gak ngerti deh, pada tau gak sih kalo Allah tuh gak ngasih ke kita anak sebelum yakin  bahwa kita mampu menjaga dan merawatnya. Itu amanah loh, titipan. Kok malah direpotin. Besok ya bu, ya pak, kalo anda-anda sudah tua dan anak anda sudah jadi orang tua dari cucu-cucu anda, lihatlah, mereka akan berbakti dengan baik jika anda pun memberi mereka yang terbaik di masa anda masih mampu. Jadi, jangan meminta sebelum waktunya.

Saya ini emang freak Out banget kalo udah masalah hubungan anak dan orang tua. Maaf ya.

Baiklah. Saya puas marahnya. Pamit dulu deh.

Love 

Me

Selasa, 18 September 2012

Tanpa Judul.

Selamat pagi, selamat menjalankan hari Rabu dengan semangat yang menggebu. Assalamualaikum. #senyum

dua hari kemarin saya diam di dalam kamar. sakit. tumbenan ya saya mampu lebih dari 24 jam ada di satu tempat yang jelas bikin jenuh. Baiklah, pengakuannya adalah : saya bosan setengah mati. tapi, dari pada saya jadi gendongan orang-orang di kantor seperti tempo hari, jadilah saya memutuskan untuk diam, menyembuhkan diri sendiri dengan banyakin istirahat.

Sakit. itu yang mau saya bahas kali ini. bisa berupa fisik, bisa berupa hati. Pria terdekat saya pernah bilang beberapa hari lalu sama saya, bahwa semua sumber penyakit ada di hati. di bathin. karna itu bersihkan bathin kita dulu. gitu. saya sepakat. dan menyetujui kalimat itu.

Saya pernah sangat mencintai seseorang. Pria ya yang pasti, saya masih normal dalam hal ini. #hehehe. ya, saya mencintainya dengan segenap hati, dengan seluruh pikiran saya dan hidup saya. kemudian saya di kecewakan,disakiti sedemikian rupa, sampai berdarah dan mengabu. lalu bagaimana? saya cuma bisa bilang, Ini maunya Allah. maka saya harus jalanin.

Saya pernah sangat membenci seseorang. berniat membunuhnya jika ada kesempatan. atau menyakiti hatinya dengan banyak memberinya harapan kemudian saya tinggalkan. namun kadang saya justru yang sakit sendiri, saya yang nelangsa sendiri karna akhirnya benci itu membaur dengan kebingungan dan harapan. saya jadi tak tau mana yang benci mana yang dendam. akhirnya bagaimana? saya kembali ke Allah. Dia yang maha tau segalanya.

keduanya, baik sosok yang membenci maupun yang mencinta, saya anggap penyakit hati.

Saya inget banget, waktu itu saya diving di kiluan, Lampung. 2 hari di sana saya puasin diving, lihat terumbu karang, ikan-ikan yang berwarna, atau sekedar plankton yang aneh-aneh. Sehabis subuh di hari ketiga, saya ditarik oleh teman untuk ikut melihat lumba-lumba. sejak dua hari lalu, setiap pagi teman saya ini selalu menyempatkan diri melihat lumba-lumba. saya yang datang ke kiluan memang bertujuan diving, selalu malas menemaninya. tapi pagi ini, mendadak saya berangkat. saya ingin lihat langsung lumba-lumba itu dari jarak sedekat mungkin di laut lepas. Sampai di lokasi, saya melongo. lumba-lumba itu asyik saling saut dengan suara melengking. mengitari satu lumba-lumba yang saya pikir adalah rajanya. si Raja itu melengking kuat. menyayat. saya pikir, ini memang pertunjukan mereka, tapi ternyata tidak. lumba-lumba yang saya kira Raja itu ternyata tengah berkabung, anaknya mati. pantas lengkingannya paling keras dan menyayat hati. tau fakta itu, saya meleleh. rasanya ingin terjun bebas dan berenang kearah yang sedang berduka, memeluknya dan memberi kekuatan. tapi saya meringis, mendengar lengkingannya yang menyayat itu, saya lemas.

Lumba-lumba itu jelas lebih sakit dari siapapun saat itu. kehilangan yang dirasakannya pastilah amat menakutkan baginya. yang tadinya terbiasa ngasih kasih sayang, mendadak harus ditinggal mati. saya tau, meski dia binatang, tapi naluri sedihnya pasti tetap ada. dan pagi ini, saya tau, ketika saya merasakan hal yang sama, saya harus bisa lebih kuat dari lumba-lumba itu. karna apa? karna saya tau bahwa semua yang saya miliki sebenernya bukan punya saya, tapi punya Allah. giliran diminta sama yang punya, kenapa saya mesti sedih kan?

Saya pernah akan dikenalkan oleh sahabat baik saya pada seorang pianis muda. perempuan, cantik. sahabat saya berkali-kali bilang ingin mengenalkan saya, tapi saya malas-malasan. apa pentingnya bertemu pianis perempuan yang cantik? saya merasa tak tertarik. sampai suatu hari, saya memang dipertemukan langsung oleh Allah dengan pianis yang dimaksud. dan saya nyaris pingsan saking lemesnya. jika mendengar permainan pianonya, mungkin semua orang akan jatuh hati dan berlomba ingin menarik hatinya. tapi, saya menyaksikan live. Dia tak punya tangan. memainkan piano itu dengan jari kakiknya. saya, menangis sesenggukan. saya mendadak merasa kerdil, merasa bukan apa-apa.

Pianis itu, tak memiliki kedua tangan untuk melakukan hal yang paling dicintainya didunia, dia menggunakan kedua kakinya. saya? tak punya apa-apa untuk mencintai seseorang, kemudian menyerah begitu saja. kontras sekali perbedaan kami berdua. dia kuat hati, saya lemah hati. pagi ini saya mengingatnya lagi, kemudian bersyukur. saya merasakan kehilangan kemarin, dan hari ini saya langsung merasakan kekuatan lagi. ternyata saya tak kehilangan apapun. siapapun, bagaimana pun cintanya saya pada seseorang atau sesuatu, saya tak berhak merasa memiliki. saya juga bukan milik saya sendiri kan. Semua saya kembalikan pada Allah. sang maha memiliki.

pada akhirnya saya tau, saya memang harus sendirian untuk tau rasanya kuat.

Love.

Me.



Senin, 17 September 2012

Kiluan Island

Aku mengenalmu,
seperti bagaimana kau memelukku dengan segenap desiran ombak yang kau ciptakan ketika menghempas semua hidupku
seperti bagaimana kau mengikatku kencang bagai buih pasir yang kuinjak terasa seperti bantalan senja di raja ampat.
seperti bagaimana kau mengenalku saat menelusuri butir demi butir air yang senantiasa menemani tanpa syarat dan kemauan
seperi perkenalan itu sendiri.
aku mengenalmu, bahkan sebelum aku mengenal diriku sendiri.

Aku mengenangmu,
menyerupai kerinduan tak bernafaskan rasa gundah nan sejahtera.
menyerupai bagaimana kuhirup oksigen melalui scuba dan tabung yang membanduli punggungku
menyerupai terumbu karang yang begitu manja dan eksotis menarik mata untuk memandanginya terus
menyerupai kenangan itu sendiri.
aku mengenangmu, bahkan sebelum aku sempat meninggalkanmu.

Kau menggenang di pikiranku,
bahkan ketika aku tak mampu lagi mendekatimu, bukan karna lemah, tapi justru karna mencoba kuat
bahkan ketika bunyi ombakmu menarik hatiku kuat hingga berdetak serupa musik disco dengan beat cepat
bahkan ketika gambar-gambar mu terpampang jelas di monitor menyambutku bagai orang baru yang ingin cepat-cepat masuk dalam pelukanmu
bahkan ketika kau nyata tergenang di pelupuk mataku, menyaru menjadi lelehan tangis dan suka tak ter-ejawantahkan.
kau menggenang di pikiranku, seolah kubangan yang membanjiri otakku tanpa tersedot oksigen lagi.

Kau mengikatku.
ketika aku tak mampu lagi menopang berat bandul hidup yang dataran ciptakan dengan energi grafitasinya
ketika ternyata aku cengeng dan mendadak merasa lemah dibanding semua manusia yang ada di hadapanku
ketika nyatanya aku memang tak memiliki keberanian untuk berperang tanpa sambutanmu
ketika kau mengabaikan kehadiranku dengan angkuh melemahkan niatku
mengikatku kencang sejenak tanpa tali terikat sama kuatnya
kau mengikatku, bahwasannya aku gagal berpijak lebih lama di daratan.

hanya kau, lumba-lumba dan terumbu karang.
Kau, Kiluan yang berkilauan.



Kamis, 13 September 2012

Kepadamu.

Kepada suamiku kelak,
Betapa terasa lega setelah aku menemukanmu. sejauh perjalanan yang sudah aku tempuh, sejauh itulah aku berharap kau muncul di setiap episodenya. meskipun baru kini kau menampakkan diri, tapi aku tetap bersyukur. kau datang tepat waktu. kemunculanmu bukan saja membuatku bahagia, namun juga mengajarkan kesedihan, kesakitan. kau memberiku banyak hal untuk membungkus hidup dengan cara sempurna.

Kepadamu kelak imamku di dunia,
Bahwa kau adalah wakil Tuhan yang dikirim untuk menjadi pemimpinku, maka tak ada alasan bagiku untuk menolak semua perintahmu. tak ada keberanianku sedikitpun untuk membangkang aturanmu, atau sekedar menyelamu bicara. bukan karna aku lemah dan tak mampu, tapi justru karena aku sungguh tau kekuatanku sendiri, karna aku tau bahwa aku mampu diam hanya demi sebuah anggukan padamu. aku mampu mengikutimu, sejauh apapun kau mengajakku melangkah, seberat apapun jalan kau kau pilihkan untukku, dan sesulit apapun medan yang kau berikan. aku mampu, karna aku tau, kau satu-satunya orang yang wajib kuikuti.

Kepadamu yang akan menjaminku di akhirat kelak,
aku menghamba padamu, khusuk dalam bahtera yang kau ikat padaku, dan tak mungkin berpaling dari naunganmu, bukan karna aku tergila-gila dan jatuh cinta setengah mati padamu, tapi lebih karena kau adalah penopangku di hari kelak. lalu untuk apa aku berpaling, jika dengan menatapmu saja aku telah merasa cukup. dan untuk apa aku berlari darimu, jika dengan mengikutimu justru aku damai tak terhingga. kau, adalah alasan untuk aku percaya lagi, bahwa segalanya memang akan jadi indah.

Kepadamu yang akan menjadi ayah dari anak-anakku,
Berkali-kali telah kukatakan, anak adalah tempat dimana kelak kita akan berkaca. melihat diri kita sendiri dalam masa depan mereka. bagaimana kita mendidik dan mengajari mereka, maka seperti itulah kita. dan aku yakin padamu, bahwa kau, adalah ayah yang terbaik yang akan mereka punyai, bahwa kau adalah super hero mereka disaat mereka terjatuh nanti, dan kau adalah pria pertama yang akan mereka cintai tanpa alasan. engkau, kelak bukan lagi sekedar ayah bagi anak-anak kita, tapi sahabat, belahan jiwa mereka.

Kepadamu yang telah memilihku menjadi teman hidupku,
berjuta keping terimakasih mungkin tak pernah cukup untuk menyampaikan, betapa aku bahagia dengan ini semua. jadi yang terpilih, jadi yang kau pilih. aku berjanji, akan menemanimu bahkan jika kau sudah bosan denganku. akan tetap menghadirkan makanan kesukaanmu bahkan ketika kau sudah enggan memakannya. akan tetap menyiapkan handuk dan air hangat sepulang kau bekerja di luar rumah. akan tetap mendengarkan keluh kesahmu selelah apapun aku sendiri seharian ini. aku berjanji, janjiku diatas nama-Nya. bahwa kau, adalah alasan utama mengapa aku berdandan cantik setiap hari.

Kepadamu yang kupilih jadi mitra kerjaku dalam meraih Ridha Allah,
Tujuan hidupku surga. aku tak ingin munafik mengatakan dunia tak berarti untukku. tidak sayangku, dunia masih juga penting buatku. bahkan, aku mengaku kini, kadang, dunia justru jadi prioritasku. aku masih terlalu lemah hati, imanku kacau dan perangaiku buruk. maka aku memilihmu untuk mengingatkanku, maka aku menunjukmu dari sekian banyak kemungkinan pria lain yang Tuhan tawarkan. aku mempercayaimu, karna kau satu-satunya yang bisa mengaturku dengan baik. jadi aku mohon, biarkan aku percaya bahwa kau mampu. bahwa kau yang terhebat.

Kepadamu lelakiku.
Aku mencintaimu, Karena Allah.

Senin, 10 September 2012

Selasa Panas.

Selasa. Semoga kalian semua bahagia. Assalamualaikum.

Hari bahkan baru masuk setengah, tapi sudah dua perempuan menangis terisak di kalbu saya. Miris. Saya sampai gak lagi mampu mencerna, dunia ini serba menyakitkan, atau memang kita dilahirkan untuk sakit? itu pilihan ternyata. 

Sebut dia "Nice" ( bukan nama sebenarnya) sosok perempuan manis yang selalu mencoba jadi istri yang baik. Nice dan saya berteman lama, cukup lama untuk membuat saya mengerti mengapa sepagi ini dia nyaris membakar hari saya dengan amarah. Nice menelpon saya setelah subuh. Tepat sedetik sebelum saya kembali memejam. " Lo mesti tolongin gue" . itu kalimat pertama yang saya dengar dari dia. sontak saya duduk tegak, keluar kamar. suara nafas Nice terdengar naik turun menahan amarah. menahan kesakitannya. saya mendapati Nice terisak. mahfum saya tunggu kalimat selanjutnya. 

Nice adalah istri seorang pengusaha air minum. Cantik, lebih tua 7 tahun dari saya, cerdas dan memiliki kemampuan untuk menjerat lawan jenisnya hanya dengan kerlingan mata kucing nya. saya kenal Nice di acara amal sebuah stasiun televisi swasta tanah air. disitu, saya dan Nice dipasangkan dalam sebuah acara menyambangi rumah jompo. sejak saat itu kami sering ngobrol, hang out bareng, atau sekedar ngerujak di rumahnya yang lebih menyerupai puri ketimbang hunian manusia. 

Pagi tadi, Nice lumpuh. biduk rumah tangganya nyaris hancur hanya dalam hitungan detik. Nice yang merasa selama ini mengabdi dan menghamba pada suami jelas tak rela. saya paham ketakutannya. tapi tak paham kepanikannya. Suaminya, punya istri lagi. 

Nyaris lebih dari setengah jam saya diam mendengarkan Nice bicara meracau sambil terisak. saya gak tau dia ngomong apa aja, suaranya kabur tak jelas. yang saya tau beberapa kali Nice menyebut kalimat " Kurang apa gue?" saya masih diam. sampe di suatu titik saya dengar Nice menghujat suami dan istri mudanya. di titik itu saya angkat bicara, demi menyelamatkannya. karna saya menyayanginya. 

Istri adalah perhiasan suaminya. jadilah istri yang dapat dibanggakan. jadilah istri yang membuat mata suaminya terpaku tak mampu menatap perempuan lain. jadilah istri yang memberikan dedikasi terbaik. Dan ketika semua yang terbaik dari kita itu tak dapat balasan setimpal, maka bersyukurlah. Karna dengan begitu, minimal kita telah menyelamatkan surga kita sendiri. meski saya bukan istri yang seperti itu, tapi saya kelak akan berusaha seperti itu. Ini memang bukan perkara gampang, saya mungkin cuma bisa bicara tanpa bisa melakukannya, tapi percayalah, Tuhan, menitipkan kita pada suami untuk disayang. jadi jika sampai hati kita tersakiti, Tuhan pun akan murka. 

Ketika seorang suami memutuskan untuk menikah lagi, sebenarnya dia telah begitu menyayangi kita. telah dia berikan pintu gerbang surga terdekat tanpa hijab dan perhitungan apapun. syaratnya cuma satu : Ikhlas. tapi manusia, terlebih perempuan, yang hati dan pikiran kadang tak seimbang jelas susah ikhlas. maka dari itu terima lah. Hidup itu seperti di perkosa, ketika kita menolak paksaan itu, rasanya akan jauh lebih sakit. jadi, nikmatilah. berikan kontribusi dan jadilah peserta aktif. 

Dalam kasus Nice, saya jelas tak mungkin memberikan petuah diatas. Hatinya gundah, jiwanya tak tenang. advice semacam itu jelas akan makin membahayakan perasaannya juga hubungan persahabatan kami. tak mungkin saya pertaruhkan itu hanya karna saya berfikir tak awam. maka saya cuma bisa menghayati tangisannya, mencoba ikut prihatin. 

sebelum telpon ditutup, saya sempat mengingatkan Nice satu hal " Jika suamimu bukan sosok yang baik, tetaplah jadi istri yang baik. selamatkan surga mu sendiri." dua detik setelah kalimat saya berhenti, saya dengar nafas panjang tertahan. gemetar saya tau, Nice kembali menangis.

selang sejam setelah telpon Nice, saya didatangi teman. tergopoh-gopoh, nyaris tak berkompromi ketika saya bilang saya harus pergi. dia bahkan rela mengantar saya ke Jeruk purut demi bisa menumpahkan sebab musebabnya diserang kepanikan seperti itu.

" gue di jelek-jelekin di Grup." saya melongo. Pondok kopi- Jeruk purut saya ngakak. 

Namanya Fani ( bukan nama sebenarnya ) temen saya sejak kuliah. periang, heboh dan menarik. didekat Fani artinya tertawa. diradiusnya banyak hal lucu yang bisa kami tertawakan. hidupnya santai dan tanpa masalah. Biasanya, saya yang lari ke pelukannya, merengek dan minta ditenangkan. kali ini saya punya tugas berat. menenangkan gadis periang rasanya perlu kerja ekstra keras

Sepanjang perjalanan saya dengar Fani nyerocos bak petasan banting. cetar cetor tak berhenti. saya bahkan tak diberi kesempatan menyela barang sedetik. Fani emosional, sangat marah. saya sendiri makin masuk kedalam ceritanya, makin merasakan gejolak yang sama. Marah. 

beberapa orang di Grup FB nya menghujat Fani karna urusan "duit" saya gak tau darimana asalnya, tapi mendadak Fani jadi punya sangkutan dengan orang yang menghujatnya. yang lebih parah, orang itu ngajakin manusia sekampung buat ikut menghujat Fani. saya mikir, pasti ini yang ngehujat orang marketing deh. Jago bener mempengaruhi orang lain. heheheheeh

Saya heran deh ya, manusia sekarang itu kok hoby bener ya ngomongin kejelekan orang? lidahnya itu kayaknya lincah banget kalo udah ngomongin orang yang jelek-jelek. enteng, gak punya bandul. padahal kan, seharusnya kita melindungi saudara seiman ya? tapi ya sudahlah. toh bukan saya yang nanti nanggung panasnya bakaran di api neraka akan hujatan berlandaskan emosi itu. Saya inget deh, dulu saya pernah diceritain, Rasulullah itu menghujat kaum Yahudi yang menjebak kaumnya hingga kalah perang dengan Qunut setiap kali sholat fardhu. bayangin deh, manusia semulia Rasul, yang jelas dapet surga, dijamin tanpa perlu khawatir, tapi mau ngehujat aja medianya Qunut. lah kita? ebuset, surga masih jauh bung. malah makin di jauhin itu sih. Masya Allah. 

Baiklah. ini jatuhnya saya jadi ikutan ngejelekin orang ya? wahooohhhh. ini niatan saya tuh ngingetin temans semua. kalau masalah itu dateng nya dari diri sendiri. Nice, merasa terasing dengan perasaannya, marah dan kecewa, karna sejatinya Nice merasa memiliki suaminya. padahal, bahkan dirinya sendiripun milik Allah. kita nih kere dari lahir sampe mati. semua yang kita punya itu cuma pinjeman. kelak kalo yang punya minta kita balikin, harusnya kita balikin pinjeman itu utuh tanpa cela, lecet atau bahkan kurang. 

Sedangkan Fani, merasa heboh dengan hal baru yang membuatnya merasa tak nyaman, merasa kalah. padahal, seandainya dia tau, kita justru dijamin menang jika terus berada diagama Islam. agama kemenangan. maka gak perlu risau. semua yang menghujat akan dapat media sendiri untuk kembali dihujat dalam bentuk apapun. Allah baik sekali, jadi gak perlu takut kehilangan teman, jika kita yakin Allah selalu menemani kita. 

salam laper.

Kamis, 06 September 2012

Berpikir lewat pikiranmu.

Aku mencoba berpikir dengan pikiranmu
bahwa bulan merah jambu adalan bulan yang sedang jatuh cinta
dan bulan abu-abu adalah bulan yang kelabu

seperti ketika pikiranmu bertanya-tanya tentang sebuah kota yang terbentuk dari macet dan korupsi
dimana menteri-menteri tak pernah diganti
dan sang presiden terlampau mudah untuk merasa prihatin pada dirinya sendiri. 
untuk kemudian aku bertanya serupa dengan pikiranmu
apakah aku termasuk yang akan dipertahankan atau dilepas ? dibuang atau di biarkan dalam ruang yang masih ber-tema-kan 'seandainya'

aku mencoba berpikir dengan pikiranmu
pikiran yang menurut mu seperti rumah sakit bersalin.
selalu ada bayi yang lahir
puisi, lagu dan foto hasil tanganmu
juga pemberontakan-pemberontakan yang kau gunakan untuk menyakiti diri sendiri
seperti bayi merah yang minta kau dendangkan
aku merintih melihat kau kesakitan
karna selama ini,
aku ternyata berpikir dengan pikiranmu
pikiran yang aku tau hanya kugunakan sebagai rekreasi akhir pekan, pikiran mu
pikiran yang hanya bisa ku selipkan dalam gerakan maha pelan diatas segala kesyahduan milik kita

aku mencoba berpikir tentang pikiranmu
pikiran yang sempat melintas untuk selingkuh
seperti halnya penumpang pesawat yang phobia ketinggian
lalu mengabaikan petunjuk penyelamatan diri 
yang diperagakan oleh pramugari dengan main-main
pikiran yang rela jatuh saat itu juga untuk pikiranku
aku mendadak mulas,
menyadari terlampau banyak kau menyita waktu ku selama ini
hingga kebiasaan menjadi kabur maknanya

aku mencoba berpikir melalui pikiranmu
dimana aku pernah begitu mendominasi dan menjadi ditunggalkan
untuk kemudian ditanggalkan lalu ditinggalkan pemiliknya sendiri
aku mengerti,
kau.
aku.
dia.
dan kita.
sudah terlampau rumit melangkah. 

aku mencoba berfikir melintasi pikiranmu,
dan tertegun,
sudah sebegitu pentingkah aku untukmu? 
karna ternyata, aku telah menemukan dia yang menjadi begitu penting dalam pikiranku.


Senin, 03 September 2012

Just A Moment.

Assalamualaikum. Selamat siang.....

Beberapa hari ini banyak kejadian mampir di hidup saya. sebenernya kejadiannya cuma numpang lewat sih, sambil lalu dan mungkin malah gak penting. tapi gak tau kenapa, saya merasa kejadian-kejadian itu mempengaruhi proses hidup saya dari beberapa hari belakangan ini. dan saya ingin merangkumnya jadi satu. disini, di posingan kali ini. meskipun sebenernya, jujur saya agak takut kalian bosen bacanya. atau kalian malah bakalan ngangge saya lebay karna terlalu bernapsu untuk mengambil hikmah dari setiap kejadian. entahlah, yang jelas, apa yang ada didepan saya memang kadang saya perhatikan benar-benar. saya ingin setiap detik dalam hidup saya itu gak sia-sia.

Hari kamis minggu kemarin, saya nongkrong bareng pacar saya di Taman suropati. lagi asyik ngobrol mendadak saya di telpon seseorang. menceritakan masalah pribadinya. seorang perempuan, yang kewalahan menghadapi rasa sakit hatinya. gak mampu mengkoordinasikan hati dan pikirannya, kemudian gagal menyimpulkan solusi untuk permasalahannya, kemudian mengkambinghitamkan lelakinya atas ketak berdayaannya itu. saya marah. bingung tak tau harus berkomentar apa. saking bingungnya, saya sampe gak tau mesti mendefinisikan apa terhadap perasaan kali ini.


Ternyata lagi-lagi perempuan itu tak tersentuh peradaban. Sedih rasanya menyaksikan kaum saya begitu bodoh menghadapi dunia. Seharusnya, perempuan paham apa yang menjadi keinginannya. Seharusnya pula, dalam hal yang terabsurd sekalipun perempuan menyaksikan kehebatannya sendiri dalam kaca benggalanya. Perempuan itu, sudah tangguh sejak dalam kandungan.sejak Tuhan meniupkan roh pada janin dan kemudian memberi gender perempuan. saya marah. Merasa terhina sekaligus sedih. Tapi saya tak bisa memaki, tak bisa menghujat, apa lagi menangis. Apa rasanya coba? Merasakan berbagai emosi tapi tak mampu menghempaskannya.

Mungkin, hati dan perasaannya sakit. Ya jelas lah, perempuan kan menggunakan lebih dari separo hidupnya dengan perasaan. Jadi kalau kemudian hatinya sakit, karena terlampau cepat menghempas rasa sakit dan memberi label kambing hitam pada rasa sakitnya karna lelaki. Tapi? Ya sudah lah. Itu kan sudah suratan. Gimanapun, rasa sakit itu akan sembuh seiring dengan pemahamannya akan hidup. Tidak bisa tidak dipungkiri, waktu akan memberi jawaban dengan kenyataan yang sudah terbungkus rapi fakta yang tak akan mampu terjelaskan. Oleh siapapun. Itu hak veto Tuhan. sayangnya, tak semua manusia, juga perempuan memahami itu. Tapi kenapa? Kenapa saya begitu kesal ketika ada perempuan yang begitu bodoh menampakkan kelemahannya.

Dan lagi, kenapa kebodohan begitu mendominasi hidupnya hanya karena emosi. Lakukan apa yang bisa di lakukan. Tapi yang tak bisa dilakukan? Ya sudaaahhh !!!! tak perlu dilakukan. Jangan memaksa. Jangan membuat jadi kelihatan tak mampu berbuat lebih. Saya masih belum mengerti juga. Tetap tak memahami, bahwa pada dasarnya perempuan justru kuat dengan kelemahannya. Percaya sama saya, jangan pernah menyesal jadi perempuan.  jangan pernah membiarkan kelemahan itu menjadikan kita teraniaya sendiri.

Ada hal yang perlu di jawab !! apakah kita perlu memaki kondisi ketika pada akhirnya kapasitas kita sebagai perempuan tak memadai untuk menerima rasa sakit. Perempuan, pasti sakit jika di nomor sekiankan. Tapi mau apa? Ya sudaaahhh !!! gimanapun, perempuan memang di takdirkan lebih menggunakan hati ketimbang rasio. Dan lelaki, lebih menggunakan pikiran ketimbang perasaannya. keduanya sama-sama memiliki kans untuk sakit hati. Kita di ciptakan untuk tersakiti. Sadar tak sadar. Suka tak suka.

Persekutuan!!! Perempuan kadang mengalami persekutuan dengan iblis. Setan terjahanam yang mendiami perasaan perempuan.

Lalu bagaimana? Mesti apa lagi? Ya sudahlah. 

Saya sampe nyuekin pacar saya malem itu. saya sibuk berfikir, menelpon, ngobrol panjang dan mendiskusikan dari segi manapun atas masalah ini. kemudian bikin pacar saya ( mungkin) bete dengan sikap saya ini * maaf sayang* tapi saya emang begitu. saya gak mau mengendapkan pikiran, lantas membiarkannya gak berguna. apa yang ada di otak saya harus keluar saat itu juga. 

masalah di taman itu selesai dengan sendirinya. gimana gak selesai sendiri, wong itu sebenernya emang bukan masalah saya kok. itu masalah orang lain yang curhat sama saya. kadang saya mikir,sampe kapan saya bisa nyuekin hal-hal yang seharusnya bukan jadi urusan saya. ini kan sebenernya membuang waktu, tapi di sisi lain saya merasa berguna. yawes lah, ambiguitas pikiran ini cuma saya dan Tuhan aja yang ngerti. kalian gak perlu ikut pusing mikirin. 

Kemaren, lebih tepatnya hari minggu, saya jalan-jalan ( lagi) sama pacar. btw, kalian bosen gak sih kalo saya ngomongin pacar saya melulu? Gak boleh bosen ya, karna kelak laki-laki ini bakalan nemenin saya gak tau sampe kapan, sampe tulisan di blog saya ini muncul ratusan bahkan ribuan, mungkin dia masih bakalan tetep nemenin saya. jadi persiapkan mental kalian untuk sesering mungkin baca tulisan saya yang nyawel-nyawel dia. heheheheheeh

Oke, jadi kemaren ini saya jalan ke Masjid luar batang sama pacar. kebetulan rumahnya deket sama masjid itu. perhatikan kalimat saya baik-baik ya temans, jangan kalian pikir pembicaraan kali ini bentuk makar saya terhadap islam. serius, ini cuma pandangan. cuma pendapat dari pengetahuan saya yang masih dangkal tentang islam. jadi, kalo ada yang gak setuju, saya membuka diri untuk menerima kritikan. 

Saya dateng kesana, ramai. bentuk bangunan masjid itu beda sama masjid yang lain. bangunan utamanya, didalam dan megah. dingin, sejuk. khas udara masjid yang entah kenapa memang selalu adem. di depan bangunan utama, semacam altar. dan altar itu terbagi dua, in door dan outdoor. di ruang dalam altar, ada dua makam. satu dibuat menyerupai kubah besar dan satunya lebih kecil. makam besar itu, milik Habib Husen Al Idrus. yang konon adalah anak dari putri kesayangan Rasulullah SAW. makam kecilnya kabar milik muridnya. kedua makam iulah yang dikerubungi bak semut nemu gula. membuat gelombang yang makin besar, makin ramai. saya tercengang, apa yang mereka lakukan disini??

Saya dan pacar saya masuk, ambil air wudhu dan sholat di bangunan utama. jujur aja, saya takut sholat disitu. melihat gelombang besar yang memenuhi sekitar makam di altar masjid bikin saya bertanya, mereka datang ke masjid itu bukan untuk beribadah, tapi lebih karna mendatangi makam itu. niat awal mereka, saya takut bukan Lillahi ta'ala lagi. sebelum saya sholat berjamaah dengan pacar pun, saya memandangi mereka dulu. lebih karna berusaha memantapkan hati saya sendiri, bahwa saya datang kesini murni karna saya ingin sholat Dzuhur. tidak yang lain. 

setelah sholat dzuhur kami keliling masjid, saya bilang berkali-kali pada diri sendiri " kamu sedang rekreasi ami. bareng pacar" saya beneran takut, saya takut untuk tertarik berdoa didepan makam itu. saya takut, ada sedikit saja hati saya yang memohon tidak kepada-Nya. untunglah, setelah selesai keliling pacar saya ngajak ngopi. dan ngobrol kesana sini, bahkan tidak membicarakan makam itu lagi. saya bersyukur, pikiran saya dialihkan olehNya melalui laki-laki pilihan ini. heheheheh.

setelah ngopi, saya dan pacar kembali ambil air wudhu, sholat ashar. sengaja saya gak mau ikut jamaah maha besar itu. saya takut imamnya punya tendensi lain dalam mengimami sholat kami. disitu, saya lebih percaya diimami pacar saya ketimbang habib atau imam masjidnya sendiri. 

kelar sholat, Masya Allah. saya kaget bukan kepalang. saya gak tau mesti gimana. saya juga bingung mesti jawab apa atas banyaknya pertanyaan di benak saya. tapi yang jelas saya miris. karna saya bingung mau gimana cara menuliskannya,  karna saya gak tau apa yang sebenernya saya rasain.

mereka berkumpul didepan makam, berdengung bagai lebah. membaca surat yasin, membaca dzikir. saya jadi ingat puisi Gusmus : " katanya Allah maha mendengar, lalu kenapa setiap hari kau memanggil-manggil namanya melalui pengeras suara?" saya juga jadi inget kata Hadist yang bilang bahwa kita disarankan untuk memelankan suara ketika membaca Al qur'an atau berdzikir. mendadak, melihat kenyataan didepan saya, semua itu langsung mentah.

Satu-satunya yang saya takutkan adalah ketika saudara seagama saya duduk didepan makam itu, kemudian berharap sesuatu melalui makam itu. Berharap kepada selain Allah meskipun kecil tetap aja terhiung musryik. Saya mikirin, islam itu Rahmatan lil'alamin kok. jadi semua ber hak dengan persepsi masing-masing. tapi, musryik dimana-mana sama hukumannya. dan Allah paling benci dosa itu.

Segalanya cuma bisa saya diskusikan. saya sadar saya bukan siapapun, agama saya juga masih cetek banget. jadi saya cuma bisa menunggu, sambil mengikuti perkembangan yang ada. saya bersyukur, punya pacar yang ngerti gimana ngajarin saya bersikap.

Oke temans, mari kita sama-sama mengingatkan dan menyelamatkan akhirat kita. Karna konon kabarnya, masuk surga itu harus beramai-ramai. Jadi, yukk rame-rame masuk surga.