Selasa, 25 Oktober 2016

Anyang-Anyangan, Sembuh dengan Ekstrak Cranberry.

sumber. dok. Uni-cran


Jangan pernah mengecilkan dan meremehkan dampak dari hal yang terlihat kecil, sesungguhnya hal-hal itulah yang kelak akan membawa dampak besar bagi hidupmu. 


Saya sering sekali mengecilkan sesuatu, terlebih hal-hal yang memang terjadi setiap hari, remeh dan (menurut saya ) tidak akan mengganggu stabilitas. Misalnya pola makan yang tidak sehat, pola tidur yang tidak jelas, meninggalkan kunci motor masih di atas motornya, meletakkan pisau yang bisa membahayakan anak, atau malas buang Air kecil hingga perut terasa sakit. 

Yang terakhir sesungguhnya sudah tidak lagi, sejak saya pernah tergeletak selama 2 hari gara-gara Anyang-anyangan. Demam tinggi dan rasa ingin terus buang air kecil membuat saya menyadari bahwa meminum air putih yang banyak sangat baik jika diimbangi dengan rajin buang air kecil. 

Anyang-anyangan atau secara ilmu medis disebut dengan Infeksi saluran kemih adalah kondisi dimana hasrat ingin buang air kecil jauh lebih besar dan sering namun fakta di kamar mandi mengatakan yang sebaliknya. Jadi, kita akan sering banget bolak-balik ke kamar mandi tapi pada kenyataannya kita gak juga kencing. Itu melelahkan sekaligus menghabiskan waktu. 

Ini memang hal yang simple sih. Bahkan tergolong remeh, tapi jangan salah ini akan sangat menganggu aktivitas kita kalau kondisinya memburuk dan sampai tahap yang pernah saya rasakan yaitu Demam. Saat memeriksakan diri ke dokter waktu itu, saya pernah bertanya mengenai penyakit ini. Bahwa ternyata ada 3 penyebab Anyang-anyangan yaitu : Dehidrasi, Kehamilan, dan Infeksi saluran keming. 

Lupakan soal kehamilan, sebab itu jelas anugerah yang lantas membuat anyang-anyangan menjadi sebuah resiko yang akhirnya harus dinikmati. Dehidrasi dan Infeksi saluran kemih itulah yang harus kita perhatikan benar.

Saya harus sedikit detail membahas mengenai penyebab anyang-anyangan ini. Dikarenakan saya yakin, banyak dari kalian yang di luar sana memperlakukan hal ini dengan remeh dan cenderung cuek. Baik kita coba breakdown satu persatu. 

Yang pertama Dehidrasi, Bahwa keadaan ini nyaris semua orang tahu benar adalah sebuah kondisi dimana tubuh kita kekurangan cairan. Penyebabnya bisa beragam seperti kita kurang cukup mengkonsumsi air putih, aktivitas yang berlebihan dan cuaca yang lebih menyengat dari biasanya. Secara awam itu yang bisa kita pahami. Tapi sesungguhnya, Dehidrasi adalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Maka itu, salah satu solusi dari Anyang-anyangan adalah perbanyaklah minum air putih. Sesungguhnya, minum air putih itu mafaatnya banyak dan sangat mudah. Selain menghilangkan haus ( Sudah pasti ), minum air putih bisa menghilangkan anyang-anyangan dan membantu metabolisme tubuh lebih baik. 

Infeksi saluran kemih, ini adalah penyebab anyang-anyangan hingga berhari-hari. Kondisi inilah yang menyebabkan kita seringkali bolak balik ke kamar mandi meski sejatinya kita tak ingin buang air kecil . Dikarenakan adanya infeksi saluran kemih itulah lantas kandung kemih akan merangsang otak untuk mengeluarkan isinya meskipun baru sedikit sekali terisi. 
Sumber. Dok. Uni-Cran

Tapi saya tidak pernah puas dalam sekali jelas. Karna itulah saya terus mencari asal muasal anyang-anyangan ini terjadi secara lebih detail dan menyeluruh. Ternyata, terkait penyebab ini saya mendapatkan 13 penyebab Anyang-anyangan yang lebih detail dan menyeluruh. (1)Kuman, (2) Bakteri Chlamydia ( Bakteri yang terdapat pada organ vital perempuan dan mengakibatkan keputihan ), (3)Alergi (ini lebih sering terjadi pada pria), (4) Kurang menjaga kebersihan, (5) Struktur Organ intim yang tidak normal, (6)Gangguan Prostat, (7) Diabetes, (8)Dehidrasi, (9) Kehamilan, (10)Uretra lebih pendek, (11)Alat KB, (12) Menopause, (13) Batu Ginjal. 

13 Penyebab spesifik tersebut membuat saya mendadak serius menghadapi Anyang-anyangan. Saya sadar, tidak ada hal besar yang mendadak terjadi. Semua akan datang melalui hal-hal kecil yang tidak kita sadari. Seperti halnya Anyang-anyangan yang terkadang hanya mendapat perhatian kita sepintas lalu. 

Saya termasuk tipikal manusia yang sering mengalami anyang-anyangan. mungkin dikarenakan saya beraktifitas tinggi namun rendah kesadaran untuk minum air putih sebanyak mungkin. karna itulah beberapa hal untuk mengatasi Anyang-anyangan sering saya lakukan. Cara mengatasi Anyang-anyangan ini saya dapatkan dari beragam sumber termasuk diantaranya adalah pengalaman diri sendiri. 

Cara pertama untuk mengatasi Anyang-anyangan adalah memperbanyak minum Air putih. Hal ini tentu saja menjadi syarat mutlak bagi orang yang terkena Anyang-anyangan karena dehidrasi. Yang kedua, adalah merangsang dengan mendengarkan gemericik air. Kalau ini adalah cara psikologis yang sering kita alami saat berada di area dengan gemericik air. Secara psikologis, mendengarkan air akan merangsang otak kita untuk mengirimkan perintah buang air kecil dan menimbulkan hasrat ingin buang air kecil dengan segera. Saya sering melakukan hal ini dan terbukti manjur. Yang ketiga, Dengan mengkonsumsi air jeruk nipis. Di sinyalir, jeruk nipis bisa mengobati anyang-anyangan karena mengandung banyak vitamin C. Keempat masih berupa ramuan tradisional mencampur garam dengan air hangat dan meminumnya. dan yang terakhir dengan menempelkan bungkusan air hangan padaperut bagian bawah. Cara-cara diatas sering saya lakukan dan terbukti manjur. 

Tapiiii, sekarang semuanya sudah teratasi dengan baik sejak adanya Uri-Cran. Combiphar mengeluarkan produk yang akan membantu saya dan yang lainnya saat bermasalah dengan Anyang-anyangan. Perhatian besar pada penyakit kecil ini telah berdampak yang tinggi pada kenyamanan dan keamanan saya melakukan aktivitas. Saya yang memang lebih sering melakukan perjalanan jauh merasakan manfaat produk Uri-Cran karena membuat ketakutan saya akan Anyang-Anyangan saat travelling hilang sama sekali. Uri-Cran mengolah ekstrak Cranberry menjadi solusi aman dan nyaman bagi gangguan buang air kecil. karna faktanya mengatakan 5 dari 10 wanita mengalami Anyang-anyangan dan tentu saja ini sangat menganggu aktivitas. Surprise-nya adalah ekstrak cranberry ternyata mampu membantu kita mengatasi bakteri jahat e-coli yang menempel di dinding saluran kemih. bentuknya ada kapsul dan serbuk ( Uri-can Plus). jadi jangan khawatir bagi yang gak bisa minum kapsul, kekhawatiran kalian akan teratasi kok. Uri-cran juga mneyedikan ragam informasi tentang Anyang-anyangan di www.mypriveworld.com jadi selain Anyang-anyangan sembuh kita juga bisa loh dapat informasi dan edukasi tentang penyakit ini dengan lebih detail dan benar. 

Sumber. dok. Uni-cran


Kenapa sih saya begitu concern dan mendetail saat membicarakan Anyang-anyangan? Sebab ternyata, Anyang-anyangan itu lumayan berbahaya bagi kita, Khususnya perempuan. Akan ada gejala sakit saat buang air kecil dan itu bisa menimbulkan ragam penyakit besar lainnya jika hanya didiamkan. Dampaknya juga sangat beragam di mulai dari nyeri pada bagian pinggang belakang atas, mual, muntah dan demam.Selain itu kadang kita akan merasakan sakit pada perut bagian bawah, seperti ada sesuatu yang menekan panggul, sakit dan nyeri saat buang air kecil dan pada akhirnya ada juga yang sampai mengeluarkan darah di urine-nya. Ini menurut saya sangat patut di waspadai dengan hati-hati. Saya bahkan merasakan sakit saat buang air kecil, penyebabnya adalah penyebaran bakteri sistem gastroinestinal (Saluran pencernaan di bagian anus )kearah kandung kemih. 

Susah buang air kecil saat Anyang-anyangan bisa kita obati dengan menggunakan produk Combiphar ini. Uri-Cran memang sangat bermanfaat dan solusi yang tepat bagi Anyang-Anyangan. Sebab ternyata hanya minum air putih saja tidak cukup, dan setelah sembuh pun kita tidak bisa mengabaikan Anyang-anyangan kembali. Menyediakan Uri-Cran akan sangat membantu kita dan keluarga agar bisa lekas sembuh dari Anyang-anyangan. 

Dapatkan manfaat Cranberry dalam Prive Uri-cran sebagai solusi alami dari mencegah dan mengatasi anyang-anyangan, menjaga kesehatan saluran kemih, yang dapat di minum kapanpun dan dimanapun. So, gak ada ruginya loh konsumsi produk Combiphar ini. Saya sudah membuktikannya. Giliran kalian merasakan manfaatnya. 


Rahmi Isriana,

Fb : Amoy Airior 
Twitter : ami_airin
IG: ami.airin







Senin, 24 Oktober 2016

Diabetes, Silahkan Pergi!

Ada banyak orang di dunia ini yang menghabiskan banyak waktu untuk mengawasi kesehatan mereka, namun tidak memiliki waktu untuk menikmatinya. 
( Josh Billings ) 


Kenangan dan perspektif adalah modal besar kita dalam hidup. Sejujurnya saya menganggap kedua hal itu sama saja seperti halnya udara dan hidung. Saling berfungsi menggenapi. Saling berjaga untuk kelangsungan hidup seseorang. 

Ayah saya adalah sosok yang kuat dan perkasa. Tubuhnya mampu mengangkat ribuan masalah dan ratusan badai. Sejak saya kecil, tak sedikit saya melihatnya membantu saudara dan kerabat terdekat. Sejak saya masih kanak, pengelihatan saya terbiasa mendapatkan tangannya terkepal dan kokoh untuk suatu urusan. Ia memiliki fisik yang kuat dan tangguh. Setidaknya itu kenangan saya akannya. 

Kenangan itu kini hinggap di hari-hari saya kala melihat dan mendengar kabar tentangnya. Setidaknya kini saya tahu, tak ada yang abadi di dunia ini. Termasuk kenangan akan kesehatan Ayah saya.

Diabetes melitus( DM ) adalah pensil penghapus yang baik. Perlahan, ia menggerogoti tubuh ayah saya sekali jadi. Berawal dari pola makan dan ( genetika ), Diabetes lantas berteman lebih karib dengan tubuh ayah saya ketimbang kesehatannya sendiri. Tubuh yang awalnya begitu di takuti, begitu di segani penyakit mendadak lemah. Turun dan tak bertenaga. 

Kesehatan tubuhnya sedikit demi sedikit mengabur. Gula darah yang tinggi, disertai hipertensi yang menjulang layaknya gunung merapi, Siap membakar siapapun yang mendekatinya. Tak lama berselang setelahnya, ia bahkan datang bersama gejala Stroke ringan yang akhirnya memakan organ sebelah kiri ayah saya. Kemampuan berfikirnya-pun menurun tajam. Hingga lantas habis di makan Diabetes.

Saya bukan tipikal anak perempuan yang dekat dengan Ayah. Bukan juga model anak yang gampang meraung-raung sedih dengan apa yang terjadi. Saya pemikir, tapi saya mencerna apa yang terlihat dan tak terlihat. Saya adalah saksi di TKP yang tahu bagaimana pola kehidupan ayah saya selain Ibu tentunya. Pola makan yang tak terbendung- bahkan bisa dibilang tanpa filter- juga caranya menjaga kesehatan tubuhnya sungguh merupakan godam besar bagi saya. 

Beberapa saat lalu, Ayah saya mengalami kecelakaan lalu lintas. Dilangsir beliau mengalami keretakan tulang punggung bagian kanan. Setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit, pihak medis menjelaskan bahwa secara medis seharusnya di lakukan pemasangan pen pada tulang yang retak tersebut. Namun dikarenakan gula darahnya yang tinggi, maka mereka merasa ragu untuk melakukannya. Sekali lagi, saya melihat begitu Diabetes telah menjadi penghalang kesehatan Ayah. 

Segalanya tak juga berhenti sampai di situ. Setelah akhirnya metode penyembuhan dengan operasi pemasangan pen urung di lakukan karena Gula darah yang tinggi,lantas solusinya hanya dengan penyanggaan berkala dan secara simultan, Ayah saya mengalami Infeksi yang diakibatkan karena gula darah tinggi pula di bagian kaki kirinya. Masih belum juga berhenti sampai di posisi itu, Diabetes menunjukkan eksistensinya pada infeksi luka itu dengan menggerogoti syaraf tendon telapak kakinya hingga membusuk dan harus di potong. Setelah itu Ayah saya tak bisa menggerakkan telapak kakinya lagi. Kerugian ini laksana hantu yang mengintai bagi saya. 

Segalanya sudah terjadi pada Ayah saya, sudah tidak bisa lagi di kembalikan pada kadar kesembuhan total seperti dulu. Meskipun beberapa program diet telah di terapkan dan di jalani dengan disiplin. Tapi bukan itu permasalahannya, bukan itu kekhawatiran saya yang sesungguhnya. 

Saya dan kedua anak saya. Itulah pola kekhawatiran saya yang melingkar bagai ular di atas bara api. Takut dan cemas, khawatir dan gelisah. Kami memiliki aliran genetikan dengan beliau. Potensi kami tinggi untuk mendapatkan penyakit tersebut. 

"Cegah, Obati, dan Lawan Diabetes " Saya menghayati program itu sama baiknya seperti melihat sendok di depan mata. Selayaknya saya sadar diri, pencegahan sejak dini akan lebih baik dibanding pengobatan intensif setelah menderita.

Yang pertama harus saya lakukan adalah Diet Sehat. Seorang teman saya yang juga berprofesi sebagai dokter mengatakan bahwa bagi penderita Diabetes, diet yang tepat adalah sarana jalan toll menuju kesembuhan. Bahkan yang lebih menakjubkan adalah dengan diet yang berhasil, kemungkinan besar penderita diabetes tidak akan lagi membutuhkan asupan obat apapun. 

Saya menyimpan pesan itu dalam hati. Bagai mutiara yang kotor di dasar lautan, kilaunya hanya akan terlihat jika sudah di gosok dengan tepat dan baik. Saya akan diet, saya ingin sehat sekaligus cantik. 2 keuntungan tersebut saya yakin adalah hasil dari proses diet yang akan menyehatkan sekaligus membahagiakan. Selain itu harapan pun lantas muncul, bahwa diet yang sehat dan baik akan mempropagandakan kesehatan Ayah saya. Beliau akan melihat bagaimana putrinya bisa terhindar dari penyakit yang menggerogoti tubuhnya dengan berbekal Diet yang baik. 

Kemudian yang kedua, Adalah Olah Raga. Seperti yang kita ketahui, Diabetes adalah penyakit yang muncul karena adanya kelainan metabolik atau gangguan metabolisme tubuh. Tentu saja faktornya banyak, akan membutuhkan lebih dari ber-alinea kalimat untuk menjelaskan ragam faktor diabetes. Namun hanya butuh satu kali penjelasan untuk mengatakan bahwa Olah raga merupakan salah satu faktor penunjang kesembuhan yang sempurna bagi penderita diabetes

Olah Raga adalah sistem aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, baik jasmani maupun rohani. Dengan berolah raga maka kita otomatis akan melatih tubuh untuk bisa secara disiplin mengeluarkan keringat dan secara alamiah mengencangkan metabolisme tubuh dengan baik. Keuntungannya tak sampai pada membuat tubuh sehat, tapi juga menghabiskan waktu secara positif dengan aktivitas yang tak hanya menyehatkan tapi juga menyenangkan. Sesungguhnya bisa menjadikan waktu dengan sistem dan pola yang membahagiakan adalah sebuah cara untuk sehat dari dalam. 

Yang ketiga tentu saja pola makan sehat. Menurut Sample Registration Survey tahun 2014, Diabetes sudah menjadi pembunuh tertinggi ketiga di Indonesia. Tentu saja, salah satu faktor penyebabnya adalah kenyataan bahwa 60% masyarakat Indonesia tidak sadar telah mengidap Diabetes dalam tubuhnya. Hal inilah yang kemudian menyebabkan Indonesia bisa menjadi negara pada urutan ke 7 tertinggi dengan penyandang Diabetes di dunia. Kesadaran masyarakat Indonesia sangat minim untuk melaksanakan pola makanan sehat. 

Kesadaran awal saya untuk menerapkan Pola makan sehat pada keluarga, berawal dari kesadaran saya saat melihat kenyataan yang ada di lapangan tentang pada Diabetesi ( sebutan untuk penderita diabetes ) termasuk diantaranya adalah Ayah saya. Bahwa sebagian besar dari mereka baru datang ke dokter saat sudah terjadi komplikasi. Sehingga akhirnya, dengan kondisi yang sudah kronis penyembuhan akan semakin berat. sudah selayaknya, kita kooperatif dengan pihak medis saat sudah menyadari bahwa kita berpotensi mengidap diabetes

Saya berpotensi menderita Diabetes, sebab ayah dan sebagian besar keluarganya mengalami hal tersebut. Namun jangan lengah, bahkan bagi siapapun yang tidak menjadi jalur diabetes dari rantai Genetika tetap memiliki potensi terserang hanya dikarenakan pola makan yang tidak sehat. 

3 hal diatas yang saya terapkan merupakan gaya hidup sehat dimana kita bisa berlindung dari Diabetes Melitus. 3 gejala klasik DM yaitu Poliuri ( sering buang air kecil ), Polifagi ( sering merasa lapar ) dan Polidpsi ( sering merasa haus ) , harus kita kenali betul dengan baik. Gaya hidup sehat akan sangat bermanfaat untuk kesehatan kita sendiri. Jika kita bisa hidup dengan sehat dan bahagia, untuk apa justru menjerumuskan diri sendiri dalam lembah penyakit. Jangan abai pada sinyal yang di berikan tubuh kita sendiri. Segera terapkan gaya hidup sehat sedini mungkin, dan rasakan manfaatnya tak hanya pada tubuh tapi juga jiwa dan mental kita yang merangkak naik menjadi lebih baik. 

Lakukan penyelamatan pada diri sendiri dan keluarga kecil, untuk kemudian bisa menyelamatkan bangsa ini. Satu niat kecil untuk melaksanakan pola hidup sehat, akan membawa dampak besar bagi sekitar. Tapi jangan pernah percaya saya ; sebab anda-kalian-kita, harus mencobanya sendiri untuk membuktikannya. 

#lawandiabetes 
Indonesia#lebihbaik


Lomba Penulisan Blogger Hari Kesehatan Sedunia 2016 : Cegah, Obati, Lawan diabetes. 

Selasa, 16 Agustus 2016

KEMERDEKAAN PERSONAL

“suara-suara itu tak bisa dipenjarakan
di sana bersemayam kemerdekaan
apabila engkau memaksa diam
aku siapkan untukmu: pemberontakan!” 

17 Agustus ( lagi ), sudah 71 tahun negara kita menyatakan diri merdeka. Pembangunan sudah menggedor-gedor tiap waktu di hari-hari masyarakatnya. Pembangunan yang entah mengapa rasanya belum juga menampakkan wujudnya. Mungkin saya yang terlalu apatis, atau mungkin 71 tahun adalah waktu yang terlampau singkat untuk berbenah. Kita butuh seribu tahun lagi ? 

Entahlah, saya tak ingin gaduh. Biarlah pertanyaan itu mengembang di benak saya sendiri. 

Yang sejujurnya meresahkan saya bukanlah tentang Indonesia yang merdeka. Tapi pada personal yang ( apakah ) sudah merdeka? Seorang anak yang tidak berani menentukan pilihan jurusan kuliahnya sendiri, meskipun demi kebahagiaan orang tuanya. Apakah ia sudah merdeka? Seorang wanita berkulit cokelat tua, mati-matian ingin menjadi putih sebab terus di hina oleh lingkungan karna warna kulitnya, apakah ia sudah merdeka? Sarjana yang ingin membuka usaha barunya, tapi di hujat sebab tak menggunakan ijasah kuliahnya oleh orang tuanya. Apakah ia sudah merdeka? seorang wanita gendut, mendadak ingin langsing karna suaminya terus melirik wanita lain yang lebih aduhai. Apakah ia sudah merdeka? 

Jawaban itu, silahkan simpan di dalam hati saja. 

Indonesia memang sudah 71 tahun merdeka. sebuah usia yang mendekati senja bagi sosok manusia, nyaris renta. Namun, di dalam jiwa Indonesia sendiri, masyarakatnya terpenjara. Di dalam sel pengap, gelap dan tanpa udara bernama 'pemikiran'. dan kapankah kita akan berteriak dengan lantang, bahwa kemerdekaan itu juga milik saya pribadi? 

Bagi seorang perempuan, menjadi istri dan dipanggil ibu adalah kelengkapan. Namun jangan tertipu, kadang 2 paradigma agung tersebut justru melenakan. Cukup menyesakkan ketika saya membaca di salah satu media nasional tentang prosentase tindak KDRT dalam keluarga terhadap wanita, juga tingginya tingkat Aborsi, atau rendahnya pendidikan anak di suatu daerah. Menyesakkan saat saya menarik benang merah dari itu semua, bahwa pada kenyataannya, perempuan di Indonesia belum merdeka secara PERSONAL. Jiwanya belum merdeka, meskipun raganya pada hari ini berteriak-teriak lantang " Merdeka "

Saya breakdown satu-persatu untuk kalian semua, 

Perempuan, adalah hamba Tuhan yang di ciptakan dari tulang rusuk lelaki. Letaknya tepat di dekat hati. Tulang rusuk itu bengkok, siap patah. Namun ia lentur dan siap di luruskan dengan penuh cinta. Letaknya di dekat hati dan ketiak, bukan di tulang kepala atau di tulang kaki. Sebab perempuan memang bukan pemimpin atau pengikut. Ia menguasai hati. memenuhi sanubari. Ia diciptakan untuk disayangi, bukan di pukuli atau di kasari. 

Saat masih kecil, perempuan memiliki keterbatasan bereksplorasi. Bagi bangsa Indonesia yang berbudaya tinggi, sikap perempuan yang Tomboy dan pecicilan harus di hentikan. Hoby naik gunung dan ekspedisi alam lainnya terasa membahayakan bagi sosok perempuan, namun terasa begitu agung jika di lakukan lelaki. Pulang tengah malam bagi perempuan di Indonesia di katakan sebagai perempuan tidak beradab, namun bagi lelaki di sebut pencari nafkah yang berjuang keras. Berteriak lantang bagi perempuan di sebut tak mematuhi norma, bagi lelaki di sebut ketegasan. Meskipun sesungguhnya, Islam melalui yang begitu kita cintai Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan lebih baik dari siapapun. Khadijah yang bisa menjadi contoh perempuan pekerja keras, adalah istri Rasullah yang begitu di sayang Allah. Dialah satu-satunya hamba Allah yang menadapatkan salam langsung dariNya melalui Malaikat Jibril. Lalu Aisyah, perempuan cerdas dengan keberanian berperang yang tiada duanya, adalah gambaran sosok perempuan tangguh yang oleh Allah bahkan di ciptakan Ayat Khusus untuknya. Adapula, Nafisha, Sosok perempuan penyembuh yang begitu pandai mengobati orang sakit yang bahkan di beri gelar sebagai Wanita hebat di jamannya saat itu. Rasullah memujinya sebagai tabib yang hatinya adalah emas. Mutiah, perempuan yang akan masuk syurga pertama kali setelah para Istri nabi, adalah contoh perempuan yang ketaatannya pada suami menjadi tauladan perempuan. Begitu banyak telah di contohkan, bahwa semua perempuan hebat tersebut sesungguhnya merdeka secara bathin dalam jiwanya. Tak terkurung dogma. Mereka melaksanakan kewajibannya dengan riang gembira karna yakin akan mendapatkan hak sesuai dengan apa yang di lakukannya. 

Bagaimana dengan kita ? 

Di jaman ini, Banyak wanita yang takut menikah sebab khawatir waktunya akan habis untuk keluarga. sementara dirinya, belum sempat mengeksplorasi kemampuannya dengan maksimal dan mendapatkan impact yang optimal di bidang yang di cintainya. saking takutnya, banyak wanita yang akhirnya menyatakan diri enggan menikah sebab trauma melihat banyak pengalaman disekitarnya tentang penderitaan para istri yang telah menikah. meskipun, tak di pungkiri, ada juga perempuan yang beruntung mendapatkan lelaki hebat berakhlak mulia. 

Menurut saya, jawabannya ada pada diri kita sendiri. Pada kemerdekaan personal kita. Apakah kita masih saja terus takut sementara sesungguhnya Allah telah menjanjikan hal yang pasti bagi ummatNya. 

اَÙ„ْخـَبِيـْثــاَتُ Ù„ِÙ„ْØ®َبِÙŠْثـِÙŠْÙ†َ Ùˆَ اْلخَبِÙŠْØ«ُــوْÙ†َ Ù„ِÙ„ْØ®َبِÙŠْثاَتِ Ùˆَ الطَّÙŠِّبَاتُ Ù„ِلطَّÙŠِّبِÙŠْÙ†َ Ùˆَ الطَّÙŠِّبُÙˆْÙ†َ Ù„ِلطَّÙŠِّبَاتِ.
“ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. (Qs. An Nur:26)

Janji Allah diatas adalah sebuah kunci keyakinan. Jadilah perempuan yang baik, persiapkanlah dirimu untuk mendapatkan pasangan yang baik. Paradigmanya begini : lelaki yang baik menginginkan perempuan baik sebagai ibu dari anak-anaknya. Lelaki yang tidak baik, tetap mencari perempuan baik bagi dirinya. artinya bahwa, jadilah perempuan yang baik saja dulu, karna itulah akhlak yang di cari oleh siapapun. 

Baik dan buruk menurut Allah, belum tentu sama menurut kita. Tentu saja, menurut Allah sudah pasti yang benar. Sebab DIA-lah sumber kebenaran kita. Al-Qur'an adalah petunjuk hidup. Maka merdekalah Perempuan yang mendapatkan Al-qur'an sebagai petunjuk hidupnya. 

Benar adanya bahwa Allah menurunkan Ayat tentang lelaki yang lebih memiliki keutaman dan kelebihan terhadap wanita ( istrinya ). dan bahwa, ketaatan pada suami bagi perempuan menjadi hal yang utama bahkan melebihi ketaaatan pada orang tua. Benar adanya, bahwa Allah menjanjikan syurga bagi perempuan yang memiliki ketaatan sempurna pada suaminya. Namun yakinlah wahai perempuan, ketaatan bukanlah penjara. Ketakwaan pada Allah bukanlah jeruji besi. Engkau tetap bisa merdeka meskipun ketaatanmu tinggi pada suamimu. Percayalah, Allah tidak mungkin membuatmu terkungkung dalam ayatNya. Allah maha pemurah, maha Bijaksana dan maha Adil.Ialah yang paling mengerti tentang baik dan buruknya dihidup kita. Yakinlah padaNya, niscaya engkau mendapatkan kemerdekaan yang hakiki. 

Maka sebaiknya, kita menyeimbangkan pengetahuan tentang itu dari sisi yang lain. Bahwa ternyata, selain menurunkan An-Nisa Ayat 32 mengenai ketaatan Istri terhadap suami, Allah juga menurunkan wasilahNya melalui Rasullah berupa Hadist Shahih, 

“Sesungguhnya diantara orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah seseorang yang menggauli isterinya & isterinya menggaulinya kemudian dia menjelek-jelekkan istrinya juga berkata kasar padanya.” {H.R. Muslim}

Sebenarnya saya ingat ada beberapa Ayat Allah yang menyatakan tentang keutamaan istri, Tapi karna saya tidak hapal dan memang jarang membacanya saya agak lumayan takut untuk sharing disini. Yang Jelas, dalam Islam perempuan adalah hamba yang sangat Allah cintai. Dari perempuanlah kehidupan di dunia ini terlahir. dari perempuanlah ekosistem dunia berasal.Tidak mungkin Allah menjadikan perempuan keburukan, jika ketetapannya adalah menjadikan kita embrio kehidupan. 

Seorang istri, memang tidak memiliki hak seutuh suaminya. Ia tak berhak memutuskan sebab keputusan yang menyangkut kehidupan keluarga adalah kewajiban suami untuk memutuskannya.Namun dengan begitu, artinya seorang istri hanya membutuhkan kemerdekaan diri untuk mengikhlaskan keputusan suaminya karna jika keputusan tersebut salah di mata Allah maka dosa besar bukanlah di tanggung istri melainkan menjadi dosa suami. merdekalah istri yang ikhlas dan taat. 

Seorang istri memang tak memiliki keutamaan untuk menentukan pilihan, meskipun sejatinya pilihan hidup adalah hak yang paling hakiki dari sebuah jiwa yang merdeka. Namun yakinlah, jika kita menjadi perempuan baik, maka kita akan mendapatkan pria yang baik pula. Yang jikapun tanpa memilih dan meminta, kita telah bertabur kebahagiaan dan impian. Dan yakinlah,jika kita beriman dan bertakwa, maka kita akan mendapatkan pria yang sama pula dan kelak ia akan membebaskan kita untuk memilih beberapa kesukaan kita dan hoby kita sebagai imbalan atas ketaatan kita. Yakinlah, kemerdekaan tak melulu tentang kebebasan. kemerdekaan adalah tentang kebahagiaan.

So, Girls... Jadilah jiwa yang merdeka bukan karna bebas. Namun karna bahagia. 

_me_  

Sabtu, 11 Juni 2016

PMI dalam Hati.

KSR pekalongan. Kesiagaan PMI
Suatu hari pada suatu masa, saya mendapatkan diri saya mendadak terbangun dari tidur yang sangat panjang. Rasanya seperti baru saja di goncang oleh gempa berkekuatan ribuan skala. Suatu hari pada suatu masa itulah dimana saya akhirnya ‘berkenalan’ dengan PMI. Kami berdua resmi menjadi satu pada kala itu.

Harus saya akui, bahwa PMI telah mengibarkan namanya berkali-kali dalam hidup saya. Beragam momen tumpang tindih yang berkaitan dengan PMI. Namun sebagai seorang anak remaja yang belum ‘melek’ guna PMI, saya menafikannya. Kehidupan saya yang damai sentausa, membuat saya tak merasakan membutuhkan PMI secara Artificial.

Segala kesombongan saya berakhir di suatu hari.

Harus saya kisahkan lebih dulu, titik balik saya bersama PMI mengalami metamorfosa yang cukup lama. Dengan cerita yang beragam, berkali-kali dan perlahan-lahan. Saya mengumpulkan setiap remikan kisah tersebut hingga sebuah kisah mahadahsyat lantas menggenapi mozaik dari puzzle cerita saya akan PMI. Saat itulah saya terbangun. PMI telah menyuarakan dirinya dengan utuh di hati saya.

Saya adalah seorang perempuan yang sangat gemar berpetualang. Apa saja saya lakukan demi meladeni hasrat tualang saya. Naik gunung, panjat tebing, rafting, diving, dan begitu banyak kegiatan alam lainnya yang kerap kali saya ikuti. Sampai suatu hari, di kalimati Semeru saya mengalami kram kaki akut. Hal lumrah terjadi bagi pendaki yang kurang mawas diri pada pentingnya pemanasan sebelum mulai ‘manjat’. Tapi kali ini, ketika saya membuka kaki, dua orang teman saya berteriak dan saya melongo sendiri. Telapak kaki kiri saya hitam legam. Saya melihat kontras warna kulit kaki saya dari mata kaki keatas dan mata kaki kebawah bagaikan tiang listrik. Hitam dan putih. Kebal dan baal. Saya bahkan tak merasakan apapun di telapakan tersebut. beragam lintasan pikiran negatif muncul satu-satu. Termasuk diantaranya kerasukan dan terkena setan gunung. Tapi seorang mentor pendakian kali itu dengan tenang mengambil peniti dari dalam kantong belacunya, lantas menusukkan peniti tersebut dengan segera ke setiap punggung jari kaki saya. Perlahan-lahan darah keluar. Dan denyutan mendadak datang. Saya berteriak kesakitan. Kebal dan baal di kaki berubah menjadi kesemutan akut. Kalimati boleh jadi merekam tangisan saya kala itu.

Jefry Pangihutan Hasibuan, adalah nama mentor pendakian saya kala itu. Dia dengan telaten mengurus kaki saya tanpa protes dan mengomel sedikitpun. Selang dua jam kemudian saya sudah bisa dengan lincah melanjutkan kembali pendakian. Satu hal yang saya tau, Kalimat Kajep ( Kak Jefry )mengkonfirmasi sesuatu, “ Aku belajar P3K tadi di PMI. Waktu ada workshop relawan. Kapan-kapan kamu harus ikut belajar. “Satu kisah mulai menampakkan taringnya.

Gempa Jogjakarta di bulan Mei 2006 menjadi salah satu ragam kisah saya dan PMI. Saat menjadi relawan Gempa Jogja tersebut, Tenda saya yang saat itu ada di bawah naungan UPL( Unit Pencinta Lingkungan ) bersebelahan persis dengan tenda PMI. Saya takzim dengan segala kegesitan tim PMI dalam menangani korban gempa. Namun satu cerita kembali menyolek saya dengan perlahan.
Seorang anak kecil berlari tergopoh ke tenda di hadapan saya( tidak bisa saya sebutkan tenda siapa karna berkaitan dnegan salah satu organisasi besar ), entah apa yang anak itu katakan hingga salah satu relawan dari tenda tersebut keluar dan menghampiri kami. “ UPL ada yang bisa di kirim ke kasongan? Bawa nenek anak itu kesini. Dia kena asma” Saya yang saat itu sedang menyantap popmie mendongak dan celingukan. Di tenda hanya tinggal sata dan 2 orang teman yang sedang tertidur. Kami bahkan baru kembali dari Imogiri untuk membantu beberapa korban disana. Sementara saya tau, di tenda depan itu banyak relawan yang masih bebas tugas karena belum mendapat komando langsung dari koordinatornya. “ kami baru saja kembali kak. Di ***** bukannya banyak orang yah kak?” Ketika saya menjawab permintaannya sungguh tak ada maksud apapun dalam benak untuk menolak permintaan anak tersebut menolong neneknya. Tapi entah bagaimana, anak tersebut lantas menangis dan meraung. Seorang perempuan berhijab keluar dari tenda PMI, memeluk anak itu dan menanyakan perihal tangisannya. Lantas dengan segera masuk kedalam tenda dan dalam hitungan detik keluar lagi bersama ketiga temannya membawa drakbar. Saya melongo, malu dan diam. Sekali lagi PMI menyatakan tempatnya di hati kemanusiaan pada saya secara tunai.

Tragedi ketiga terjadi di Jakarta tahun 2012. Saat itu saya sudah bekerja menjadi salah satu staff di Dekopin ( departemen koperasi indonesia ). Sekitar jam 17.30 saya dan dua orang teman terhenti di lampu merah pancoran. Kebetulan mobil kami berada di deretan terdepan antrian kendaraan. Datang dari arah gatot subroto, sebuah metromini dengan kecepatan penuh dan di depan mata saya ia menabrak sebuah motor matic yang dikendarai perempuan muda. Motor itu terpelanting ke bahu kolong fly over dan si perempuan pengendaranya terseret motornya sendiri. Teman saya instingtif keluar dari mobil dan berteriak-teriak. Saya menyusulnya berlari di tengah kerumunan ramai pancoran. Dua orang polisi langsung menyeruak diantara kerumunan massa. Teman saya yang mengendarai mobil meneriakkan klaksonnya berkali-kali tanda mita ruang untuk lewat. Perempuan itu bermandi darah. Entah bagaimana asalnya mendadak tubuh saya pun ikut mandi darah. Ternyata tanpa sadar saya telah meraup perempuan itu dalam pelukan saya. Polisi meminta saya minggir karna akan dibuatkan garis polisi, tapi entah karena apa saya mendadak jadi sekuat Rambo. Berbekal ketakutan akan kejadian terburuk, saya dan satu orang teman akhirnya membawa perempuan itu kedalam mobil kami dan pergi menjauh dari kerumunan. Didalam mobil, teman saya mengucapkan kata-kata yang lantas menampar saya “ Kita bawa ke PMI terdekat. Ke rumah sakit kondisi kayak gini bakalan lama.”

Saya melihat dengan mata dan kepala saya sendiri bagaimana PMI dengan cekatan melakukan tindakan penyelamatan pertama. Dengan rakus para dokter dan relawan di sana begitu haus akan menolong korban kecelakaan itu bahkan tanpa perlu tau identitasnya terlebih dahulu. “ tolong dulu aja. “ begitu saya dengar salah satu dokter di PMI memutuskan.

Hari itu juga saya melihat dengan nyata, tindakan yang selama ini telah saya alami mendadak terputar sedemikian acak di ingatan saya. Kejadian kalimati, gempa jogja, Kasus kecelakaan ini, juga beberapa kejadian kecil lainnya seperti saat saya melahirkan anak dan butuh pasokan darah, atau saat kejadian banjir jakarta. Saya secara afirmasi telah sepakat dengan PMI. Mendadak tanpa perlu saling berkata-kata saya menjadi bagian abstrak dari PMI.

Sejak saat itu hingga hari ini, saya mencintai PMI mati-matian. Saya mengagumi PMI dengan hati yang penuh dan utuh. Sebagai bentuk dari terimakasih saya akan kejadian demi kejadian yang terkumpul di hari-hari saya. Tulisan ini saya persembahkan.


facebook : Amoy AiRior
Twitter  : ami_airin 
email    : ami.airin@gmail.com


Rabu, 01 Juni 2016

Memo Penyair dan Pekerjaan Hati.



Senjata penulis adalah kata-kata. Dan kata-kata adalah senjata paling tajam di dunia. 


Saya adalah seorang penulis. Bagaimana bisa dengan sedemikian convidence saya mengatakan ini? sebab tidak ada lagi kemampuan yang bisa saya banggakan selain menulis. Saya mungkin bisa memasak, tapi saya sekedar bisa saja. Hanya demi perut dan kelangsungan rantai makanan keluarga saya terjamin. Saya juga mungkin bisa dikatakan menguasai tekhnik Master Ceremony, beberapa kali jasa Mc saya di pakai oleh lembaga dan instansi pemerintahan, non pemerintahan dan bahkan swasta dengan profesional. Namun saya tidak tergerak untuk mendalaminya. serta beberapa kemampuan ala kadarnya yang lainnya, yang jika saya urutkan satu persatu niscaya postingan ini hanya akan jadi sampah.

Mengapa menulis? karna bagi saya menulis adalah pekerjaan luar biasa yang bisa di katakan lebih mulia dari pada menjadi Ustadz atau bahkan hakim dan jaksa sekalipun. Menulis adalah pekerjaan hati, adalah pekerjaan orang yang merdeka, adalah pekerjaan manusia kreatif, dan adalah pekerjaan insan Tuhan yang di penuhi rasa bersyukur terus menerus. Menulis juga tidak memiliki ketentuan apapun, saya bisa melakukannya di mana-mana. Dimanapun saya bisa menulis, di Blog ini, di halaman media, di buku-buku. Saya juga bisa menulis tanpa ikatan apapun, bisa santai sambil menontoni National geograpic di kamar, bisa dengan daster, atau bisa juga dengan setelan resmi jas blezer dan duduk di balik meja kantoran. Menulis adalah kebebasan, kata-kata tak memiliki ketakutan apapun untuk bersuara, kalimat mendapat tempat dimanapun ia ingin parkir, dan tulisan adalah ungkapan yang tidak akan pernah hilang di telan memori. Selamanya akan tetap ada, tersimpan rapih sebagai dokumen yang tak terbantahkan.

Sebagai seorang penulis tentulah saya ingin karya saya menjadi inspirasi dan bermanfaat bagi banyak orang. Bohong kalau saya tidak ingin tulisan saya hanya di simpan dalam file laptop dan tidak terpublikasikan. Bohong kalau saya tidak ingin menjadi seorang penulis yang karyanya dikenal oleh dunia. Tapi sejujurnya bukan itu tujuan utama saya menulis. Yang pertama adalah karna saya ingin menyelesaikan hidup dengan cara yang Khusnul Khotimah. Saya menulis, karna saya ingin menyelesaikan semua dnegan baik.

Banyak sekali komunitas menulis yang saya ikuti sejak dahulu. Mulai dari milis-milis dengan anggota ribuan, hingga grup-grup di media sosial yang berkembang saat ini. Handphone saya bahkan terus-terusan membunyikan notifikasi karna terlampau banyak grup menulis yang saya ikuti. Namun saya adalah sosok yang pemilih, dengan angkuh dan congkaknya saya menjaring semua grup dan hanya aktiv di beberapa grup saja. Grup Memo Penyair dan Grup Supernova adalah salah dua-nya.

Saya akan mengulas salah satu grup yang saya tekuni dan ikut bergerak aktif di dalamnya ini. Yaitu Grup Memo Penyair. Untuk Grup Penulis Supernova, saya akan ulas dipostingan selanjutnya.

Memo Penyair, jika teman-teman semua search di Google pastilah akan menemukan banyak berita mengenai komunitas penyair Nusantara ini. Yah, Grup ini adalah sebuah komunitas atau perkumpulan atau gugus atau apapun namanya yang di koordinatori oleh seorang penyair Solo Sosiawan Leak. Sebuah komunitas yang hingga kini telah menerbitkan 8 buah buku antologi puisi Penyair se-Nusantara.

Saya harus menghela nafas panjang sebentar untuk bisa dengan baik menceritakan tentang Memo penyair dan sepak terjangnya ini.

Membicarakan tentang memo penyair, kita akan membicarakan tentang sebuah proses luar biasa bernama cinta. Seluruh penyair indonesia tumpah ruah bersatu dalam grup ini. Tidak ada batasan. Usia, kemampuan, karya, pengalaman, sebuanya tak menjadikan batas apapun dalam memo penyair. Semua sama, semua bergerak dan terus berkarya. Yang paling indah dari itu semua adalah, bahwa karya memo penyair ini adalah sebuah teriakan untuk Indonesia. Puisi Menolak Korupsi dari jilid 1 - 5, adalah wujud dari teriakan-teriakan penyair se Indonesia akan ketegasan mereka akan korupsi. Memo Untuk Presiden: terhimpun ratusan penyair yang berkolaborasi didalamnya dan semuanya memberi pesan untuk sang presiden. Memo Untuk Wakil Rakyat : Suara penyair yang mengkristal menjadi puisi bagi anggota Dewan di Gedung-gedung pemerintahan. Dan karya yang masih hangat adalah Memo anti Terorisme : adalah sebuah buku dahsyat yang ledakkannya melebihi bom di bodrobudur atau Legian. Semuanya karya penyair nusantara. Semuanya mandiri, semuanya independen. Grup ini bergerak tanpa di sponsori oleh apapun. Tanpa sokongan dana dari siapapun. Seluruh penyair yang tergabung didalamnya, rela memberi sumbangan dnegan tulus, tanpa tendensi. Bersih dan murni.

Kekaguman saya terhadap Memo penyair, tak luput dari kekaguman saya akan sosok luar biasa Sosiawan Leak. Seorang seniman asal solo, yang dengan hati luar biasa telah mengkoordinasikan semua penyair di nusantara. Dari mulai yang sudah berusia tua hingga yang masih sekolah. Semuanya di rengkuh dan di rangkul dengan hati yang besar olehnya. Ia memiliki hati yang sangat luas untuk bisa menampung segala kegelisahan para penyair. Semua karya, ratusan bahkan ribuan puisi yang masuk ke dalam memo penyair tak lepas dan tak luput dari kurasinya. Satu persatu, perlahan-lahan ia menyapa puisi semua penyair. Tak hanya satu-dua penyair, tapi lebih dari 600 penyair! ini bukan hanya kerja berat, ini kerja yang sangat luar biasa. Dan lebih hebatnya lagi - sekali lagi - bahwa ini semua bukan pekerjaan dengan bayaran. Mas Leak tak di bayar, bahkan jikapun ia meminta bayaran, saya percaya tak ada satu instansipun yang mampu membayarnya. Hatinya sangat mahal, sangat kaya dan sangat luas. Tak ada nilai mata uang di dunia ini yang mampu menakarnya.

Keindahan memo penyair tak cukup sampai disini. Setiap buku yang telah di terbitkan biayanya akan menjadi tanggungan seluruh penyair yang masuk di dalamnya. Yah, karna ternyata tak semua puisi bisa masuk dalam Antologi-antologi yang di hasilkan oleh memo penyair ini. Mas leak mengkurasi puisi yang masuk sehingga bisa menjadi layak terbit dan layak baca. disertai dengan keindahan dan paduan yang pas dengan tema yang diusung. Jadi wajar, jika tak semua penyair bisa lolos di buku-buku Memo penyair ini. Kemudian setelah buku terbit, para penyair dari daerah masing-masing akan mengadakan launching dan dialog mengenai isi buku. Hebatnya adalah, acara ini akhirnya menjadi Tur keliling kota Memo penyair di setiap bukunya. Sebab meskipun diadakan di setiap daerah, namun penyair dari daerah lain akan ikut melaksanakan dengan datang menghadiri acaranya. Inilah kekuatan besar itu, inilah gulungan bom yang terus membesar dan akhirnya menjadi ledakan yang dahsyat.

Apakah tak ada yang menumpangi Karya-karya ini? saya dengan yakin menjawab TAK ADA ! Memo penyair lahir dan tumbuh dengan snagat mandiri. Beberapa kali saya bertemu mas leak dan mendengarnya bercerita mengenai penawaran dari pihak-pihat yang terkait isi buku, mereka semua menawarkan bantuan dan dengan segenap hati demi perwujudan idealisme yang utuh di TOLAK dengan tegas. Tak ada yang berhak bertendensi di sini. Semua murni karya penyair. Semua murni swadaya penyair. Bersatu untuk negeri, bergerak untuk bangsa !

Bagaimana dengan saya sendiri? Saya telah berhasil ikut setidaknya 5 Buku dari 8 yang telah di terbitkan. Ini jadi prestasi sendiri bagi saya. Pertama karna paling tidak puisi saya layak untuk di baca oleh umum, dan kedua karna dengan saya bisa bergabung akhirnya saya memiliki saudara dari ujung Sabang hingga merauke. Tanpa memo penyair, saya tak akan merasa se-manusia ini.

Tak ada tua-muda, Miskin-kaya, pintar-bodoh, terkenal-tidak terkenal, hebat-payah, atau apapun jenis pemisahan bagi para penyair dalam Komunitas ini. Semuanya sama, semua saudara, semua satu. Semua bergerak. Atas nama bangsa, atas nama kemanusiaan, atas nama kegelisahan, semua mendadak kompak dan bersatu.

Kini Memo Penyair sedang menggodok gagasan untuk buku selanjutnya. Memo Untuk anak Indonesia. Sebuah buku kumpulan puisi yang bertemakan anak Indonesia. Lahir dari keprihatinan kita akan kasus Angeline, Yuyun, pembunuhan dan pemerkosaan terhadap anak, jual beli anak, penyiksaan anak, eksploitasi anak, dan segala kegelisahan penyair mengenai anak Indonesia yang terteror kriminalitas.


Fisik Buku Memo Untuk Presiden
Fisik Buku Memo Untuk Wakil Rakyat

Salah satu gerakan nyata setelah buku terbit di kota Lubuk Linggau

Selepas Acara Launching Memo Anti Terorisme di Jakarta

Salah satu fisik spanduk Memo Penyair pada launching buku Memo Anti terorisme Jakarta

Salah satu fisik Flyer memo Penyair di acara kota tegal

Salah satu penampilan pada acara memo penyair di Lubuk Linggau

Fisik Puisi menolak Korupsi Jilid 4

Sosiawan Leak, Koordinator Memo Penyair



Salah satu fisik Undangan Peluncuran buku memo penyair di jakarta

Fisik Buku Memo Ati Terorisme

Jumat, 15 Januari 2016

FALL 7 TIMES, STAND UP 8 !

I have not failed. I’ve just found 10,000 ways that won’t work.
( Thomas Edison ) 


     Kalimat diatas itu dulu saya pajang besar-besar di atap kamar. Agar setiap kali saya belum berhasil, saya akan menengadahkan keatas dan membaca kalimat itu terus sampai kepala saya sakit.Atau terkadang bahkan saya membacanya sampai terlelap, kemudian terbawa hingga mimpi dan esoknya terbangun sebagai Thomas Edison versi perempuan millenium. 

Sekarang memang saya sudah tak lagi memasang Quotes itu, sebab saya sudah pindahkan di dalam hati. Dan penyebab lainnya adalah, karna secara tidak langsung saya memang telah bertransformasi menjadi manusia yang tidak pernah mau gagal. Saya tidak pernah gagal, saya hanya menemukan 10.000 cara yang tidak berhasil. Yes, it's me !

     Blog ini bercerita tentang harapan. Bahkan saya membuat sebuah jargon di profilenya : " saya gak jual impian, tapi saya jual harapan. " Karena saya tau, impian ada untuk tetap menjadi mimpi. Tapi harapan adalah sebuah keinginan, sebuah cita-cita. Dan itu sah untuk di wujudkan. Saya mengajak semua pembaca blog ini untuk mewujudkan setiap harapan mereka, untuk berani berdiri tegak diatas cita-cita mereka sendiri - meski seluruh dunia menertawakannya. 

Saya pernah bilang untuk jangan pernah menganggap enteng harapan meski itu sangat kecil. Saya juga pernah mengatakan bahwa cuma kita yang tau akan seperti apa cita-cita kita kelak, hanya kita yang berhak untuk memutuskannya. 

Saya ini tipikal manusia yang boleh di bilang keras kepala, saya batu, saya sangat ambisius. Tapi tunggu dulu, ada yang lebih tepat lagi untuk mewakili semua sifat saya itu,yaitu : fokus. Ya, saya fokus terhadap harapan.Saya memandang lurus kedepan, tidak pernah berniat menyerah dan mundur apapun yang menghalangi saya didepan. saya bisa terus-terusan melakukan usaha bahkan hingga puluhan tahun lamanya untuk sebuah cita-cita. Dan usaha tak kenal lelah itu tidak pernah saya sebut kegagalan, meskipun pada kenyataannya saya terus menerus gagal. Saya cuma belum berhasil, itu saja !

beberapa tahun yang lampau, saya pernah hilang di Semeru. Berminggu-minggu, hingga semua orang mengira saya sudah mati. orang tua bahkan sudah menyiapkan batu nisan atas nama saya, semua tim jaga wana selalu menggeleng jika sudah membicarakan tim pendakian saya. Mereka hanya bisa bilang tak ada harapan, kecil harapan untuk bisa menemukan saya dan kawan-kawan lainnya. Dari 8 pendaki yang berangkat, 4 orang telah di temukan dalam kondisi meninggal, kemudian 1 orang ditemukan dalam keadaan gila, 1 orang lagi luka parah,yang terakhir tidak di ketemukan hingga kini. 

Awalnya saya termasuk dalam sensus yang tidak di temukan, hingga di suatu hari saya pulang sendirian ke pos Jagawana dengan tubuh sudah lebih lebat dari simpanse. Semua tim menatap saya seperti menemukan artefak kuno bersejarah, bahkan ada yang tak berani mendekat karena khawatir itu bukan asli saya melainkan siluman yang menyamar jadi saya. 

Tak bisa saya ceritakan dengan detail bagaimana saya di semeru bisa hidup, tapi saya bisa membuktikan bahwa dari kejadian itu fokus akan harapan adalah big issue buat saya. 

Setiap hari disana saya lalui dengan mencari jalan pulang, entah apa yang terjadi tapi setiap kali matahari menyingsing saya akan mulai berjalan dan menandai lokasi yang saya lewati, dan setiap kali hari gelap saya akan berhenti untuk melihat sudah sejauh mana saya menemukan jalan pulang atau semakin jauh tersesat kedalam rimba semeru. saat itu saya ingat seorang teman pernah memberikan lembaran kertas berisi puisi, saya hafal isinya diluar kepala : 
Setiap kali fajar menyingsing,
seekor rusa terjaga,
ia tahu hari ini ia harus lari lebih cepat dari seekor singa tercepat.
Jika tidak, ia akan terbunuh. 
Setiap kali saat fajar menyingsing,
seekor singa terbangun dari tidurnya.
Ia tahu hari ini ia harus mampu mengejar rusa yang paling lambat.
Jika tidak, ia akan mati kelaparan.
Tak masalah apakah kau seekor rusa,
atau seekor singa.
Karena setiap kali fajar menyingsing,
sebaiknya engkau mulai berlari.

     Puisi itulah yang jadi cemeti saya. Saya tak pernah melihat seberapa banyak lintah hinggap didalam raincut yang saya kenakan, tak perlu juga saya mengobati luka akibat goresan belukar yang ada di telapak tangan juga pipi, atau tak akan pernah saya membiarkan ketakutan menyergap saya meskipun saat itu saya ada di tengah kumparan pohon raksasa dengan belantara yang maha dahsyat. Saya tau, entah berapa mil jauhnya banyak orang sedang mengkhawatirkan keadaan saya, jadi saya harus menyelesaikan porsi saya untuk bisa keluar dari semeru. Satu-satunya yang bisa menghalangi saya untuk tetap mencari jalan pulang adalah maut. 

      Seperti halnya saat saya menjadi sekjen HMI pusat. saat itu, presiden HMI memerintahkan saya untuk bisa koordinasi dengan beberapa alumnus, salah satunya adalah Akbar Tanjung. Betapa susahnya tugas itu, rasanya mustahil bisa membuat schedule dengan beliau. Dan memang benar, 4 hari saya memohon jadwal darinya selalu mendapat respon negatif. Akhirnya pada subuh di hari kelima, saya beranikan diri untuk meminta agendanya seharian. Saya memutuskan berkoordinasi di jalanan, didalam mobil saat beliau berotasi dari satu tempat ketempat lainnya. Jadi, saya menunggu beliau di depan rumahnya lalu ikut kedalam mobilnya untuk berangkat ke lokasi pertama di jadwalnya. didalam mobil itulah saya berdiskusi. Lalu tiba di lokasi saya menunggu beliau sampai selesai, lalu ikut beliau lagi ke lokasi berikutnya dengan tujuan berdiskusi didalam mobil. Terus begitu hingga akhirnya saya merasa telah cukup berdiskusi. melelahkan memang, tapi tugas itu selesai dengan baik. 

    Apa sih yang ingin saya sampaikan dari kisah panjang lebar ini? tentu saja banyak, tapi yang paling penting adalah tentang semangat dan harapan. Saya ingin banget pembaca blog ini tau,bahwa gagal itu lebih baik dari pada tidak pernah mencoba sama sekali. Takut salah sebelum mencoba adalah salah satu kegagalan itu sendiri, saya selama ini selalu memilih untuk salah karna dengan begitu saya jadi tau bahwa itulah kesalahannya. 

    Kolonel Harland Sanders, sang owner KFC - pemilik waralaba besar yang sudah mendunia - bahkan harus mengalami kegagalan sebanyak 1009 kali. Wow !!!, bisa dibayangkan bagaimana beliau melewati setiap kegagalan itu hingga akhirnya bisa sampai di hitungan ke 1009. dan bisa kalian bayangkan juga jika dia berhenti pada usahanya yang 1008, maka ia tidak akan pernah memiliki KFC. Meskipun ketika dia berhenti di usahanya yang 1008 - misalnya - itu adalah hal yang sudah sangat luar biasa. Tapi sekali lagi, ia fokus pada cita-citanya. Karna kita memang tidak akan pernah tau pada usaha keberapa keberhasilan itu akan datang. Jadi kalau kita baru mencoba sebanyak 100-200 kali dan semuanya gagal lantas kita putus asa, gak malu tuh sama sang kolonel? satu lagi, yang paling mengesankan dari beliau adalah karena semua usahanya itu dilakukan di usia yang sudah cukup tua : 65 tahun. Jadi siapa bilang harapan dan impian adalah milik kaum muda. Siapa yang mengkultuskan bahwa yang tua sudah saatnya menunggu ajal ? siapa? coba itu ketemu sama kolonel sanders, bisa di doorr ditempat anda. :) 

     Jadi, silahkan dekatkan harapan kalian. Dan jangan pernah menoleh sebelum berhasil, jangan pernah berhenti sebelum nafas sampai di kerongkongan. Jangan pernah mengkhianati diri sendiri dengan berpura-pura ikhlas menerima kenyataan bahwa anda gagal. Jangan pernah sejahat itu pada pribadi anda sendiri. Ayo, kita raih semuanya. You Can !! 


love _me_

Rabu, 06 Januari 2016

IMPIAN TERBESAR ? SILAHKAN DATANG !

Lama sekali rasanya saya gak menyapa lewat blog ini. Klise yah kalau saya bilang betapa sibuknya sampai bahkan saya gak sempat menulis. Dan sangat arogan kalau saya bilang saya gak berusaha untuk menyempatkan menulis. alasan paling masuk akal kenapa saya jadi lama sekali gak menulis di blog adalah kemalasan itu sendiri. Saya sedang sangat menikmati peran sebagai ibu, sebagai istri dan sebagai seorang manusia yang memutuskan fokus ke keluarga. Dan sejujurnya, itu memang membuat saya jadi malas menulis.

Berkali-kali saya ceritakan disini, kalau passion saya, cita-cita saya , impian terbesar saya ada di pendidikan anak-anak. Saya cinta menulis, saya bahkan selalu merasa terjun bebas setiap kali menuliskan sesuatu dan menyampaikannya melalui apapun. saya juga sangat jatuh hati pada alam, saya naik gunung sampai lupa pulang, diving sampai lupa mendarat, atau caving sampai lupa bahwa saya bukanlah mahluk melata tapi manusia sejati. Atau yang nyaris tak pernah luput dari hari-hari saya adalah teater, Panggung baca puisi atau sekedar tampil dalam tarian kontemporer. Dalam dunia panggung itulah cinta dan segenap hati saya telah habis terlumat. Namun jangan salah, dibalik 3 dunia itu ada satu dunia yang merangkum hasrat terpendam saya. Dunia yang untuk membicarakannya saya seperti mencecap garam sejuta ton banyaknya, dunia dimana tak ada kata yang pantas untuk saya ejawantahkan demi mendefinisikan kecintaan saya padanya, dan dunia dimana hati saya menggelepar bagai ikan kekurangan air : Dunia Pendidikan Anak. Dan impian terbesar saya ada di sana.

Saya percaya bahwa takdir akan menuntun kita pada suatu kejadian yang tak terelakkan. Seperti saya yang telah menulis novel sejak berapa tahun lamanya, namun enggan mengirim pada penerbit karena merasa belum pantas atau belum memadai. Namun suatu hari, di siang yang terik dan di saat yang tak terduga saya berkenalan dengan salah satu pemilik penerbitan. Perbincangan dan obrolan sampai pada meletakkan visi misi yang ternyata sepaham, dari situlah lantas novel saya terlahir. Rahim yang kita tak pernah bisa memilih, novel saya menjadi anak dari kandungan sebuah penerbit dimana saya tak pernah bisa menentukan ibunya. Itulah takdir, itulah kesepakatan semesta. Saya mengakui dan menerimanya dengan utuh.

Seperti itulah juga Sekolah yang saya impikan. Mati-matian saya gelisah disetiap malam, ketakutan disetiap siang, dan menangis disetiap mimpi. Saya melihat betapa masa depan anak-anak di Indonesia telah tergadaikan oleh kurikulum yang menjadikan mereka sebatas robot penghapal belaka. Kemampuan terbaik mereka hanya pada nilai sepuluh atau IPK tertinggi, tapi melupakan essensi pendidikan itu sendiri. Mereka hebat ketika bisa menjadi yang terbaik dan menjadi tak berarti ketika mereka membantu sesama. Orang tua mendadak memojokkan anak-anaknya untuk ikut les ini itu demi membungkam ocehan semua orang tentang anak-anak kebanggaannya. Perlombaan itu hanyalah sebuah posisi, dimana anak-anak adalah tumbalnya dan orang tua adalah tukang jagal tanpa adab yang normatif.

Saya ingin memiliki sekolah dimana tak ada guru atau murid, semuanya belajar bersama didalamnya. saling mengajari dan saling belajar. Sekolah dimana tak ada yang peduli pada nilai akhir anak-anak, tapi sangat menghargai proses mereka dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Kelas dimana tak ada perintah untuk mengerjakan tugas apa tapi hanyalah ada keputusan dan kesepakatan bersama tentang jenis pelajaran yang akan mereka lakukan hari ini. sekolah dimana tak ada dikte dari guru tentang satu di tambah satu adalah dua, tapi hanya ada tangn terbuka para guru untuk menuntun siswanya mendapatkan hasil dari penjumlahan tersebut.  Saya memimpikan itu setiap saat, hasrat saya lebur dalam sekolah impian itu.

Tapi sekali lagi, saya butuh takdir untuk menjalaninya. Saya mendengar tentang metode montessori sudah sejak tahun 2000. Beberapa sekolah telah menerapkan metode tersebut namun entah karena apa saya enggan mencari tau tentangnya. Padahal tahun itu internet sudah mulai ramah pada masyarakat indonesia termasuk saya. Tapi jari-jari saya tidak pernah tergerak untuk mencari tau tentangnya lebih lanjut. Dan bagaimanapun takdir memang belum menemukan saya dengan montessori kala itu. Beberapa sahabat saya sudah ada yang menjadi guru dan tidak ada satupun yang tertarik menceritakan tentang metode itu pada saya. Tidak ada satupun. Sampai hari itu terjadi, hari dimana saya dikenalkan oleh seorang dokter spesialis anak nan cantik jelita : Trully Kusumawardhani.

pekerjaan suami saya yang seorang reporter majalah tumbuh kembang anak kala itu, memungkinkan dia untuk bersinergi dengan banyak psikolog atau juga dokter anak. Dari sekian banyak dokter anak yang dikenalnya, Ibu TRully ini entah mengapa masuk dalam benak saya. Lucunya adalah, bahkan sebelum saya dikenalkan kepada dokter ini, saya bahkan telah jatuh hati pada sikapnya. Saya ingat betul, suami saya menceritakan setiap karakter narasumber yang ditemuinya setiap malam pada saya, tak terkecuali dokter Trully. Dan entah mengapa, meskipun setiap berita yang dibuat oleh suami saya selalu melahap untuk membacanya, tapi berita tentang dokter trully ini begitu hangat masuk ke hati saya. Ini bukan lebay, tapi saya tau inilah saatnya semesta bicara. Takdir menuntun saya kearah montessori melalui dokter Trully.

Siapa yang bisa menduga, cita-cita terbesar saya ada di metode montessori. Dan siapa yang bisa menebak, saya membutuhkan 16 tahun untuk mencari metode tersebut hingga akhirnya menemukannya melalui seorang Dokter spesialis Anak.

Saya jelas belum jadi expert di bidang montessori, ibu Trully adalah perempuan berjasa besar yang mendukung kebutuhan dan kehausan saya akan ilmu tersebut. salah satu jalan yang menurut saya sangat berpengaruh bagi takdir besar ini adalah langkahnya mendaftarkan saya kesebuah pendidikan singkat tentang montessori. Dan saya harus membungkuk untuk kehormatan tak terkira ini padanya.

Saat ini, saya mulai sedikit demi sedikit menapaki cita-cita dan hasrat terbesar ini. Betapa saya sangat berterimakasih pada lelaki yang terus mendukung saya selama ini, betapa besar hati saya untuk tak henti berterimakasih padanya The real man, Ade Riyan Purnama. Dan entah sudah berapa kali saya sebutkan, namun rasanya tak pernah bisa habis saya berterimakasih padanya , Terimakasih ibu, terimakasih guru saya : Trully Kusumawardhani.

dan terimakasih pada hidup, pada masa yang waktunya memampukan saya untuk terus menjejak. untuk terus bisa bermimpi dan berusaha mewujudkannya. terimakasih.

Love

-Me_