Sabtu, 07 April 2012

Pernikahan bukan Perjanjian .

selamat minggu pagi. selamat liburan. selamat rileksasi. semoga kalian semua bahagia.

postingan kali ini sangat serius. jadi yang berharap hari ini ingin santai dan rileks saya sarankan segera close blog ini dan cari hal lain yang lebih santai. karna kali ini saya beneran mau bahas sesuatu yang serius. yang gak bisa dengan tertawa-tawa kita menemukan solusinya.

PERNIKAHAN. itulah yang akan saya bahas. sebuah lembaga sakral nan agung yang menjadikan dua manusia beda jenis kelamin menjadi halal dalam melakoni kehidupan bersama. Pernikahan itulah yang akan mengikat kita beserta seluruh keluarga kedua belah pihak. mengikat dalam agama, dalam negara, dalam masyarakat, dan dalam hati tentu saja.

setau saya, menikah adalah keputusan bersama berdasarkan azas saling. saling disini bisa bermakna luas. bisa saling mencintai, saling membutuhkan, saling memahami, saling menekan, saling mengancam, saling menguasai, bahkan saling memanfaatkan. konteksnya adalah pernikahan itu sebuah kesepakatan bahwa pasangan itu harus seimbang. tidak ada yang menekan dan tertekan, tidak ada yang untung dan yang rugi. sama. balance. seimbang.bagaimana jika tidak? ya artinya pernikahan hanya menjadi sebuah keputusan satu pihak yang membahayakan pihak lainnya. itu bukan pernikahan namanya, tapi PERJANJIAN.

pagi ini saya mendapati sebuah kasus yang dialami oleh orang terdekat saya. saya gak bisa sebutkan siapa dia dan apa hubungannya dengan saya. bukan hal yang subtansial mengenai hal tersebut. yang akan saya bahas adalah kisahnya. bukan untuk menyebarkan pada semua orang ( tentu saja tidak, karna saya menyayanginya sedemikian rupa ) tapi lebih untuk memberinya sebuah perspektif baru. juga untuk pembelajaran kalian semua.  begini kisahnya
sebut saja orang terdekat saya itu AB. dan kekasihnya CD. AB menjalani LDR ( long distance relationship) dengan CD sudah selama 2 tahun. selama dua tahun itu kisah mereka manis. saling mendukung dan bahagia. gaya pacaran yang mereka ambil adalah sikap dewasa. saking dewasanya, akhirnya mereka terjebak dalam sebuah hubungan yang tidak seharusnya . yap, hubungan suami-istri. karna hal itu akhirnya mereka merasa terikat secara bathin. kemudian suatu hari, AB bertemu perempuan lain di kotanya yang kemudian kita sebut saja EF. keduanya dekat dan merasa memiliki visi yang sama tentang hidup. EF memiliki hal yang menurut AB sangat dibutuhkan dalam hidup AB. dan keduanya saling memiliki secara otomatis. giliran CD kebakaran hati. tentu saja AB bersalah karna hal ini bisa disebut selingkuh. tapi AB berketetapan untuk serius dengan EF. CD bukan perempuan pantang menyerah, dia tak ingin hubungan yang sudah sedemikian jauh itu lepas hanya karna orang ketiga. CD memaksa AB untuk menikahinya sesuai janji AB dulu. dan EF merelakannya. tapi AB sendiri sudah tak yakin akan perasaannya pada CD. kalut jelas, galau itu pasti. tapi akhirnya AB memilih EF dan meninggalkan CD. pada akhirnya apa? CD melaporkan hal ini pada keluarganya, dan salah seorang saudara CD menekan AB untuk selekasnya menikahi CD. akhirnya apa? saya juga belum tau. tapi inilah yang akan kita bahas bersama.

yang pertama, pacaran. dimana-mana yang namanya pacaran itu ya pasti ada gejolaknya. jangankan yang jarak jauh , yang deket aja bisa gak percaya kok sama pasangannya. jadi harusnya semua paham disini, menjaga kepercayaan pasangan itu adalah hal utama untuk sebuah hubungan. jauh maupun dekat. nah, kenapa sampai ada selingkuh itu? ya karna kepercayaan kita pada pasangan menurun. mungkin juga karna si orang ketiga itu sinarnya menyilaukan banget. atau mungkin juga karna si pelaku selingkuh itu memang gak bisa menjalani hubungan jarak jauh. fakornya bisa banyak. tapi selingkuh, apapun bentuknya tetap dibutuhkan cinta untuk mengawalinya. dan cinta, tidak pernah datang tanpa permisi.

cinta itu seperti air. dia membutuhkan media yang lebih rendah untuk mengalir. jika suatu saat media itu berubah menjadi landai kemudian datar, maka air itu tidak akan bisa mengalir. dan cinta itu mati. kemudian dibutuhkanlah aliran lain untuk memecah arusnya kembali. agar air itu bisa terjun dan memecah lalu menghasilkan buih. berbusa dan indah kembali. seperti itulah mereka. dan apakah itu salah? saya pikir tidak. salah dan benar bukankah hanya persepsi. dan saya tidak ingin terjebak pada persepsi orang lain tentang mana benar mana salah. saya punya persepsi sendiri, dan inilah persepsi saya : kadang cinta itu datang waktu kita lagi bahagia sama orang lain. datang dengan sendirinya melalui orang yang lain lagi. bisa saja Tuhan menitipkan cinta untuk kita rawat dari orang yang ternyata bukan pasangan kita. atau sebaliknya. cinta itu datangnya dari mana-mana. hanya nafsu memilikilah yang kemudian menjadikan cinta harus datang dari orang yang tepat. dan kita yang tidak mampu membaca hati kita sendiri akan merasa sangat berdosa telah melakukan tindakan biadab dengan mengkhianati pasangan kita. kita lupa, bahwa mengkhianati perasaan sendiri jauh lebih buruk dari sekedar mengkhianati pasangan. 


yang kedua, melakukan hubungan intim ketika masih pacaran. itu ZINA. dan zina hukumnya kita semua tau : DOSA. tapi apa ada hak kita untuk mengecam dosa mereka? karna kita juga kan gak pernah tau nantinya mereka dihisab seperti apa? atau jangan-jangan malah mereka sudah diampuni oleh Tuhan? kita gak pernah tau. dan cuma yang sama sekali tidak pernah berbuat dosa, boleh menghakimi dosa orang lain.berhubung saya jelas banyak dosa, maka saya cuma bisa mengatakan maklum pada keduanya. maklum untuk apa? ya untuk gejolak asmara yang meluap sehingga menjadikan mereka sama-sama lupa akan batasan itu. maklum untuk keberanian mereka dalam menempuh jalan hubungan mereka. maklum untuk kesanggupan mereka menghadapi hari hisab esok kelak. maklum untuk semuanya. karna yang mereka butuhkan ketika sadar akan dosa itu adalah dukungan bahwa kita tidak akan pernah menyalahkan tindakan mereka, meskipun juga tidak membenarkan.

yang ketiga, meninggalkan pasangan yang telah kita nodai. wohooooo, sebentar. kalimat itu kok kesannya gimana banget ya.ehm, saya ganti biar sedikit lebih ada nilai keindahannya : meninggalkan seseorang yang telah kita hisap madunya. baiklah,kalimat itu lebih indah meski kesannya jelas lebih menusuk. tak apalah, namanya juga pengandaian.begini kawans, perawan itu penting. tapi bukan yang utama. terkutuklah engkau wahai lelaki jika kalian hanya ingin mendapatkan keperawanan ketika kalian menikahi seorang wanita. sebentar, saya bilang ini bukan karna saya udah janda ya. tapi karna perempuan itu point paling penting bukan apakah dia perawan atau bukan. tapi apakah dia itu ' wanita' atau bukan. wanita dalam tanda kutip itu maknanya maha dahsyat kawans. wanita menjadi pantas dinikahi bukan karna dia perawan, tapi karna dia harus memiliki potensi sebagai perempuan. sebagai wanita yang terhormat. bisa aja itu keperawanan dia serahkan sama seseorang mucikari karna waktu itu dia harus jual keperawanannya untuk biaya pengobatan ayahnya misal. apakah perempuan tidak perawan yang seperti ini disebut bukan wanita terhormat? justru dia sangat terhormat. atau perempuan yang terlampau sering naik sepeda, kemudian keperawanannya terenggut karena jatuh dari sepeda lantas disebut tidak pantas sebagai istri? oh Tuhan, sungguh jika ada lelaki yang berpandangan dangkal seperti itu, maka dia lah yang justru tidak pantas sebagai imam.

lalu dari sisi perempuan itu sendiri. duhai engkau mahluk ciptaan Tuhan yang paling indah. jangan nodai otakmu dengan berfikir sempit bahwa perempuan tidak perawan itu tidak ada harganya. sungguh itu adalah cara berfikir dangkal yang kelak akan membunuh semua perempuan di dunia. okelah, jika kita sebagai perempuan ingin menjaga keperawanan kita untuk suami tercinta kelak, itu saya titip sepuluh jempol buat tipe perempuan seperti itu. tapi, jika ternyata sudah kejadian dan keperawanan kalian telah hilang, maka jangan pernah mengemis-ngemis pada si pria yang telah mengambilnya. karna kalian sungguh tidak pantas mengemis. beda masalah kalau si pria memang lantas bertanggung jawab. tapi kalau sudah terlanjur dia tidak mencintai kita, apakah mau kita tukarkan hidup kita pada pria yang hanya mau menikahi kita karna telah mengambil keperawanan kita.apakah mau kalian tukarkan kebahagiaan kalian pada sebentuk darah berupa tanda keperawanan. tidak !!! setiap wanita berhak bahagia. perawan atau tidak.

ketiga. pernikahan karna paksaan. jadi, ternyata ada yang menekan agar si pria menikahi perempuan itu karna sudah mengambil keperawanannya. Astaghfirulloh.sejak kapan dunia ini menjadi begitu mubazir dengan melahirkan pemikiran-pemikiran ala kaum terisolir dari kecanggihan.sejak kapan ada hukum, baik agama maupun negara yang melahirkan pasal berupa harus menikah karna sudah memerawani seorang gadis? sejak kapan menikah menjadi momok seseorang dan menjadikannya begitu merasa terintimidasi. sejak kapan pernikahan melahirkan kesakitan orang lain? sejak kapan? bilang sama saya sejak kapan? #skala emosi empat kuadrat. hehehehe. sorry, saya jadi tersulut api neraka inih. maaf. kita kembali pada otak yang jernih. dalam hukum negara, gak ada itu pasal yang menuliskan bahwa " bagi pria yang sudah memerawani seorang wanita harus menikahinya. jika tidak akan didenda kurungan dan denda sebesar bla...bla...bla.. " menikah itu kan mandatarisnya langsung ke Allah ya, ke Tuhan kita. bukan ke polisi, bukan ke jaksa agung apalagi ke presiden. ayolah guys, menikahlah karena kalian memang ingin menikah dengan orang tersebut. menikahlah karena kalian ingin bahagia. menikahlah karena kalian merasa yakin bahwa dialah orang yang kalian tunggu selama ini.menikahlah untuk diri kalian sendiri.

pernikahan menjadi tidak sakral lagi jika sudah dibebani macam-macam. termasuk tindakan menekan dan mengancam. saya ikut sedih untuk orang terdekat saya itu. tapi saya percaya, dia akan memutuskan yang terbaik untuk hidupnya. saya percaya dia akan bahagia dengan pilihannya. dan saya percaya dia akan menjadi imam yang baik bagi perempuan yang dinikahinya. perawan atau tidak perempuan tersebut.

akhirnya kawans, marilah kita belajar untuk tidak memandang sesuatu dari perspektif dangkal. jadikan diri kita berharga karna kita memang berharga, bukan karna ada orang yang menghargai kita.

Love ~ me ~

1 komentar: