Sabtu, 14 Januari 2012

KINASIH dan BEGRAS part. 3

Begras tertawa terbahak-bahak mendengar lelucon kinasih diseberang sana. tangan kanannya masih menempel di telinga, sementara tangan kirinya sibuk menepuk-nepuk bantal. mukanya memerah menahan sakit perut akibat terlalu keras tertawa. Kinasih teriak-teriak sebal di sebelah sana, semua kalimat seriusnya dianggap lelucon kecil oleh sang lawan bicara. sebal. memberengut. Begras menutup mulut menyadari teriakan Kinasih. " sebentar- sebentar, sekarang kamu lihat cermin deh " Begras masih sedikit menyisakan tawanya, Kinasih menurut. menatap cermin besar di sudut kamarnya. " sekarang ini kamu pasti lagi cemberut. manyun. merasa gak dianggap sama aku. tangan kanan kamu yang bebas sedang memainkan ujung rambut kan? ngaku !! " Kinasih yang mendapati dirinya persis sama seperti definisi yang di sebut Begras mendadak membeku. Gila !!! ini sih bukan kebetulan. Gimana mungkin Begras bisa menebaknya sedemikian tepat. tanpa salah sedikitpun. sedikitpun!!! Begras melanjutkan lagi " aku bukan menebak aktivitasmu, tapi aku membaca kamu " Kinasih seperti disambar petir " gimana caranya membaca aku " Begras diam, tak mampu menjawab. Iya yah !! gimana caranya aku bisa membaca Kinasih? sementara berjumpa saja belum. boro-boro berjumpa, melihat fotonya saja belum pernah. " gak tau, aku pikir begitulah perempuan kalau lagi ngambek " Kinasih angkat bahu. begitu banyak kemudahan berbicara dengan Begras. seperti bernafas, mudah dan sangat alami. tanpe perlu tau caranya. begiulah rasanya ngobrol dengan Si Begras Sepatu merah.

Kinasih sudah tertidur, dengan earphone masih menempel di telinganya. Begras tersenyum mendengar desah nafas halus yang begitu akrab di telinganya. " kamu udah bobo ya? yaudah, aku tutup ya telponnya.besok pagi jangan lupa yah,bangunin aku sholat subuh. jangan mimpi ya sepatu, nanti tidur kamu jadi gak berkualitas " Kinasih tersenyum reflek memanggapi celetukan Begras di dunia khayalnya. suara Begras yang selalu mengantarnya untuk terlelap setiap hari, dan selalu menjadimotivasinya untuk bangun pagi pula setiap pagi. suara itu, lama-kelamaan seperti candu yang terus-terusan menambah dosisnya. Begras merasakan hal yang sama, sambitan mamanya di pagi hari seperti sudah tak berasa lagi di punggungnya. tapi sekali saja dering handphone di jam 5 subuh, Begras langsung terbangun meski tidur entah pukul berapa sebelumnya. Kinasih dan Begras tak mengerti, bahwa sesungguhnya benang merah antara mereka telah terajut tanpa siapapun menyadarinya.

Begras berjalan mondar-mandir tak jelas arahnya. Sato mulai sebal melihat sahabat karibnya bertingkah nyleneh " lu ngapain sih, ketinggalan HP aja udah kayak satu dunia mau kiamat " . Begras menatap kaca jendela kantin kampus didepannya, seperti itukah aku? sepanik itukah aku terlihat di mata orang-orang? Hanya HP Begras, hanya HP. tapi kenapa aku seperti ketakutan Kinasih akan sangat marah karna satu-satunya alat komunikasi kami tertinggal dirumah.Sato masih mencecarnya dengan kalimat pedas berikutnya " lu takut perempuan jadi-jadian itu ngambek gara-gara gak bisa telpon elu kan? . Begras berbalik menatap Sato. Marah. ada rasa sakit yang menggelegak ketika tau bahwa perempuan jadi-jadian yang disebut Sato adalah Kinasih. Sato mundur selangkah melihat mata Begras yang berkilat-kilat " wohooo, sorry bro...tapi emang bener kan da perempuan jadi-jadian? elu aja belum pernah liat fotonya kayak apa" ucapan Sato terhenti oleh tinju reflek Begras di bibirnya. Sato berteriak sebentar. Begras makin berkilat marah . tanpa kata langsung pergi meninggalkan sahabatnya. Sato menggelagar " gila lu Be, GILA !! mending ke kyai deh lu. kena hipnotis tu cewe elu Be !! " Begras sudah meninggalkan Sato dengan darah membanjir di gusinya. motor itu membelah jalanan sekitar jalan raya. kemarahan di ubun-ubun.

Kinasih nyaris menangis begitu layar HP nya menyala dan bertuliskan nama Begras di sana. pada deringan kedua langsung diangkat dan disorongkan kemarahannya " kamu tuh apa sih maksudnya ? aku telpon gak diangkat daritadi? sejam lagi kamu gak telpon aku udah bisa gila tau !! " Kinanti merasakan hal aneh dengan kalimatnya sendiri.panik dan ketakutan sekali rasanya begitu beberapa panggilan telponnya sama sekali tidak mendapat respon dari Begras. dan bukan kebetulan namanya jika Begras pun memiliki perasaan sangat bersalah hanya karena membuat Kinasih kelabakan begitu. keduanya tidak memahami, ada jalianan seperti jaring laba-laba yang akan senantiasa mengikat mereka berdua. jalianan yang mereka sebut sebagai : jalinan bunga sepatu merah.

ikatan yang merupakan bahasa hati itu kadang lebih kuat dari segala macam kenyataan yang ada. Kinasih menyadarinya sebagai sebuah jawaban dari banyaknya hal ganjil yang melingkupi hubungannya dengan Begras beberapa bulan ini. begitu banyak kecocokan yang awalnya seperti hanya kebetulan belaka, namun pada akhirnya menjadi seperti kenyataan. keduanya mulai larut dalam romansa saling ketergantungan dan membutuhkan satu sama lain. gak ada kamu gak rame sudah berubah maknanya menjadi gak ada kamu gak mau. Kinasih dan Begras, hubungan yang berjarak cahaya dan suara itu makin menyatukan anggapan banyak orang, bahwa keduanya sama-sama berhubungan dengan hantu. ada namun tak dapat disentuh. tapi toh, bagi keduanya semua tetap wajar. biasa. dan apa adanya.

Selasa, 10 Januari 2012

KINASIH dan BEGRAS part. 2

Kinasih menekan tombol enter pada laptopnya. " kinasih sepatu merah " begitu nama akun jejaring sosial miliknya. bagi kinasih, akun ini memiliki arti khusus.sangat khusus sehingga kinasih tak ragu untukmeletakkan foto bunga sepatu merah kesayangannya. kinasih imun terhadap kesempaan yang diberikan pembuat jejaring sosial ini, bahwa dengan memasang foto kemungkinan bertemu dengan pangeran sepatu merah nya akan jauh lebih mudah. kinasih, selalu berproses dengan hatinya sendiri. dia yakin, akan ditemukannya pangeran itu, meski tanpa dia pasang foto dirinya besar-besar di akun itu.

sudah seminggu lebih, namun list temannya masih sangat sedikit. beberapa ada yang mengirim permintaan pertemanan, tapi Kinasih enggan menanggapi. akun ini, dibuat hanya untuk menemukan pangeran sepatu merahnya. namun sudah seminggu inipula, sang pangeran takkunjung menemukan akunnya.kinasih jemput bola, dia mencoba melacak melalui mesin pencari di internet, di ketiknya clue pencarian : Bunga sepatu merah. dan hup, beribu-ribu hasil yang muncul di halaman pencariannya. kinasih telaten menyusuri satu per satu. pelan-pelan. dan pada halaman ke 7, dia menadapatkan sebuah akun unik seperti miliknya : " begras sepatu merah " jarinya reflek menekan hasil itu. dan terpampanglah profile sang pemilik akun.

sudah tiga hari kinasih memperhatikan aktivitas pria bernama Begras ini. kadang kinasih tersenyum sendiri, kadang ikut tertawa dengan banyaknya komentar di status milik pria itu. kinasih merasa dekat, sangat mengenal meski tanpa jabat tangan. hingga suatu sore, muncul privat message dari akun tersebut. " hai, nama akun kita samaan yah " dan dari situlah segalanya dimulai.  dari sapa kecil itu. hanya Tuhan yang tau, bahwa mereka berdua ternyata saling mencari melalui nama akun tersebut.

" kamu kenapa nama akunnya ada sepatu merahnya sih?" pertanyaan begras seperti tsunami yang datang tiba-tiba tapi langsung membawa banyak derita. Kinasih enggan menjawab, tapi bagaimanapun, begras telah menjadi bagian dari jejak perjalanan akun sepatu merah ini. apa salahnya menceritakan kisah pangeran sepatu merahnya. " dulu, aku pernah hilang di pasar malem. aku kehilangan jejak mama. terus nangis di bawah bianglala. ada anak lelaki datang, ngasih aku bunga sepatu warna merah. dia bilang ' jangan nangis, bunga sepatu merah ini bisa bantu kamu nemuin mama kamu ' setelah itu dua petugas pasar malem menemukan aku. mama juga sedang menangis di ruang petugas karna kehilangan aku. setelah itu aku takjub. meskipun sekarang aku tau, bahwa bunga sepatu tak ada hubungannya dengan penyelamatan itu. tapi anak lelaki itu seperti malaikat untukku " Begras menutup gagang telponnya. merasa mengenal kisah itu, bukan dari cerita kinasih, tapi dari ingatannya sendiri, pangeran yang disebut memberi bunga sepatu warna merah pada si gadis kecil di bawah bianglala pasar malam itu adalah dirinya sendiri. Ya, begras lah orang itu !! sayang, terlampau tak ingin menyakiti kinasih yang menantinya sedemikian lama, Begras tak memiliki keberanian membongkar identitasnya sebagai Pangeran Sepatu merah. karna sesuangguhnya, Begras telah memiliki impian sendiri tentang peri kecil Sepatu merah nya.

" kalo kamu, kenapa pake nama sepatu merah juga di akun kamu? ikut-ikutan yah? " Kinasih melemparkan tawa khas pengampunnya. begitu Begras biasa menyebut tawa Kinasih. tawa pengampun. karna hanya dengan mendengar tawanya saja, Begras merasa seluruh hidupnya telah diampuni. tanpa beban. " dulu aku itu cengeng banget. gak pernah berani sama anak-anak seusia aku. karna papa ku kerja sering dipindah tugas, jadi aku selalu pindah ekolah nyaris setiap tahun. hasilnya, aku jarang punya teman dekat, dan jarang jadi anak yang menguasai wilayah karna kuantitas waktu. aku selalu jadi pendatang yang di kerjain sama anak pribumi. tapi suatu hari, waktu itu aku udah kelas 2 SMP,  di makasar, aku dikeroyok teman satu sekolah. aku nangis dong, terus tiba-tiba ada anak perempuan mungil banget dateng, kayak preman, semua temenku yang ngeroyok aku takut sama dia. dan dia kasih bunga sepatu warna merah ke aku. katanya ' nih pegang, biar kamu gak nangis ' ajaibnya, setelah itu aku jadid gak pernah nangis lagi untuk hal-hal sepele" kinasih tertawa hambar. dia mengenal kisah ini seperti mengenaldirinya sendiri, kisah yang pernah dialami ketia dia ikut pamannya sekolah di makasar, saat itu sikap tomboy dan ugal-ugalan masil melekat dalam karakternya. and GOd, kinasih tak mungkin mengatakan bahwa dialah peri kecil yang dimaksud Begras, karna bagaimanapun begras akan kecewa dengan kenyataan akan impiannya pada sang pangeran sepatu merah-nya.

keduanya menutupi kenyataan, melingkar di impian masing-masing. tanpa sadar, bahwa Tuhan telah mempertemukan mereka dengan impian itu sendiri. didepan mata mereka. keduanya tak melihat pertanda, tentang mereka yang begitu cepat menjadi akrab, atau tentang kegemaran bunga sepatu merah-nya. keduanya tak menyadari, pangeran sepatu merah atau peri kecil sepatu merah itu, adalah mereka masing-masing, tak ada yang menangkap. tak ada yang ditangkap. pembicaraan tak pernah kembali kesana. seperti laju hari yang tak pernah terulang.

Minggu, 08 Januari 2012

KINASIH dan BEGRAS part. 1

pesanan itu datang diwaktu yang sangat tepat. sebuah bunga sepatu berwarna merah. begitu banyak bunga sepatu. kardus kedua yang diturunkan sudah membuat si wanita geleng-geleng kepala. dia hanya memesan sekeranjang bunga sepatu, dan kenapa pula nominal pesanan berlipat ganda ini tak membuat tagihan di rekeningnya membengkak. ada yang aneh dan salah. namun menguntungkan. si perempuan itu hanya mengangkat kardus berisi ratusan tangkai bunga sepatu merah kedalam rumahnya.

sebelumnya, si perempuan hanya ingin mengirimkan setangkai bunga sepatu untuk seorang pria yang akan menjadi suami orang di esok sore. bunga sepatu itu hanyalah sebuah ungkapan turut gembiranya. meski pada awalnya semua itu terlampau menyakitkan bagi si perempuan, atau mungkin juga bagi si pria.tidak ada yang tau. bahkan mungkin mereka berdua nyaris tak menyadari,segulung badai besar siap memporak porandakan hati mereka ketika kalimat " sah " dari para saksi dan penghulu di kumandangkan. esok lusa, kiamat kecil siap menjadi wisata hati keduanya. dan mereka harus menerima dengan tangan terbuka, siap tak siap.

bunga sepatu itu bertebaran di lantai ruang tengah rumah si perempuan. mata perempuan itu nanar menatap warna merah yang sudah nyaris menyerupai darah. entah akan dikemanakan bunga-bunga sisa ini. sebagian sudah di kirimkan ke rumah si pria. dan sisanya, ertinggal begitu saja di lantai rumahnya. dia tidak tau, di belahan sana, tepatnya dirumah si pria, tengah terjadi kehebohan besar. si pria, mengunci diri di dalam kamar setelah sebelumnya mengeluarkan semua barang-barang didalamnya. kamar yang nantinya akan dijadikan kamar pengantin itu tiba-tiba menjadi lapang. kosong dan hanya berisi sebuah kardus besar dengan beberapa kaleng cat minyak dan kuas. besok hari pernikahan, dan hingga detik ini hatinya belum terpaut akan perempuan yang kelak menemani tidur malamnya. si pria, masih memandangi sebuah kardus besar di tengah ruangan itu. gemetar dia membuka kembali. bunga-bunga itu masih terkumpul disana. hanya bunga sepatu dengan kuanitas sangat banyak. hanya bunga sepatu. tapi dia tau siapa yang mengiriminya, bagaimana dia mengenal si perempuan yang selama ini selalu mengisi hari-harinya meski tanpa ikatan apapun. dia, si pengirim bunga sepatu ini sangat mengenalnya. karna hanya bunga inilah yang ternyata menggerakkan hatinya hingga detik ini.

beberapa cat air di mainkan, dicampur dengan sangat telaten. kuas mulai menyapu dinding di setiap sudut ruangan. beberapa bahkan dikorbankan hingga ke lantai.sementara di luar sana seluruh keluarganya sudah berteriak-teriak mengajaknya berangkat untuk malam pra pernikahan. pria itu masih belepotan cat. keringatnya sudah bercampur dengan air mata. tak ada yang tau, pria ini mendedikasikan lukisan dinding di kamar penganinnya untuk si pengirim bunga sepatu. untuk perempuan yang setiap harinya mengisi dengan tawa dan canda di dunia yang serba seluler. dengan aksara-aksara di surat elektroniknya. untuk perempuan, yang bahkan hingga kini tak ditemukan siapa dan seperti apa dia.

lukisan itu jadi sudah. si pria keluar kamar dengan wajah puas. entah untuk apa dia melakukannya. lukisan dinding itu di tutupi dengan berbagai bunga sepatu merah. penuh satu dinding !! bahkan lukisannya tak terlihat. orang tuanya menepuk jidad. tak mengerti harus bicara apa. sementara acara pra nikah yang mereka hadiri tanpa membawa si pria berlangsung berantakan. mempelai wanita menangis mengetahui calon suaminya memilih mengurung diri dikamar. dan langsung pingsan tatkala esok harinya kabar datang melalui utusan yang mengatakan bahwa si mempelai pria telah bunuh diri. pernikahan batal. mau tak mau.dan kamar pengantin yang dilukisnya menyisakan tangisan merah darah dari si bunga sepatu layu.

beberapa hari kemudian, melalui situs pertemanan yang mempertemukan mereka, perempuan pengirim bunga sepatu itu mengetahui bahwa pria itu sudah mati. bunuh diri !! akhirnya, waktu yang nyaris selalu dihindarinya datang. tanpa tedeng aling-aling. perempuan itu mengemas ranselnya, pergi ke rumah si pria setelah sebelumnya mampir di toko bunga untuk mengambil pesanannya : satu dus raksasa bunga sepatu. awalnya, keluarga si lelaki menghalangi si perempuan untuk masuk kedalam kamar yang telah di keramatkan pihak keluarga, kamar dimana si pria menumpahkan keluh kesahnya pada bunga sepatu di tiap dindingnya. tapi ketika perempuan itu menyodorkan sekotak kardus raksasa berisi bunga sepatu merah, keluarganya mengerti.perempuan inilah, inspirasi anak mereka untuk melakukan tindakan bunuh diri. perempuan itu, tiba-tiba seperti memiliki akses khusus untuk masuk kedalam kamar  keramat itu.

ketika masuk kedalam, perempuan itu melihat banyak bunga sepatu layu tertempel di dinding kamar itu. bahkan beberapa ada yang telah jatuh ke lantai. semuanya biasa saja, perempuan itu nyaris kecewa karna tak menemui apapun dari bunga-bunga yang ditempel itu, selain mengenali bunga-bunga itu sebagai kirimannya. tapi ketika akhirnya dia menginjak titik pusat dari ruangan itu, tiba-tiba sebuah nuansa aneh menyergapnya. sekumpulan garis-garis berbentuk aksara memenuhi dinding-dinding kamar itu.menyeruak begitu saja dibalik bunga sepatu merah kirimannya. begitu banyak tulisan-tulisan itu. dan pada saat yang bersamaan, sebuah tulisan raksasa menerkamnya. KINASIH. nama nya tercetak dengan gemilang di lukisan aksara itu. mewakili semua tulisan-tulisan mini yang ternyata merupakan obrolan mereka selama ini.tulisan itu membuatnya tak berdaya. menginspirasinya untuk membuat tulisan yang sama dengan darahnya sendiri. di balik bunga sepatu merah yang dia bawa pagi itu.

kamar itu menjadi sangat keramat. sepasang muda-mudi yang saling mencintai tanpa pernah mengenal dan bertemu satu sama lain mengabadikan cinta mereka dengan cara yang sangat tidak lazim.merangkai nama masing-masing di kamar pengantin. perempuan itu, dengan sisa darah terakhir dari tangannya menggoreskan ujung jari-jadi dilantai yang kini tertutup setumpuk bunga sepatu merah serupa darahnya. BEGRAS. begitu dia mengakhiri hidupnya. ,ereka berdua bertemu entah di dunia yang mana.

Selasa, 03 Januari 2012

anak-anak.

wow !!! senang rasanya punya semangat yang meletup-letup untuk menuangkan pikiran. selamat malam kawans?sudah makan? jika belum, semoga tulisan saya bisa membuat pikiran anda kenyang akan hal baru.

anak-anak, selalu mampu menjadikan saya jauh lebih bersemangat dari apapun. saya sering suka lupa diri kalau ada anak-anak disekitar saya.rasanya dunia jadi santai tapi bergelora dengan kehadiran mereka. sungguh begitu banyak hal yang ingin saya lakukan untuk anak-anak. karena anak saya hanya satu, maka semua keinginan yang tibul di benak saya untuk banyak anak-anak tercurahkan semuanya padanya.

saya bertemu seseorang hari ini. pria. pecinta anak-anak. eitttssss, bukan pedhofil ya. dia merupakan seorang guru lukis di sebuah asrama putra, juga seorang guru bagi anak-anak terbelakang ( atau biasa disebut dengan anak SLB ). pria ini sangat menarik, bukan sebagai perempuan saya katakan, tapi sebagai sesama pecinta anak-anak. dia begitu perhatian dengan anak-anak. cerita menggebu-gebu terlontar dari mulutnya tentang seorang anak yang terkena disleksia ( kekurangan berupa tak mampu mengenali segala sesuatu yang bersifat urut ; seperti abjad, menghitung atau mengancing baju ) betapa marahnya dia ketika anak itu di marahi oleh orang tuanya. ditinggalkan oleh keluarganya hanya karena mereka menganggap anak itu bodoh, nakal dan malas. betapa marahnya kawan saya itu ketika mengetahui pada akhirnya si anak menjadi depresi dan akhirnya menutup diri. perumpamaan yang dia gunakan seperti cerita kaum solomon. jaman dulu kaum solomon, jika ingin tinggal di suatu tempat ditengah hutan, mereka tidak akan pernah menebang pepohonan di hutan itu. cukup dengan berkerumun disekitarnya dan mengumpat-ngumpat si pohon itu. hanya dalam hitungan hari, pohon itu akan menjadi layu dan kemudian mati dengan sendirinya. tanpa dia menjelaskan lebih dalam apa makna perumpamaannya tersebut, saya memahami maksudnya. seorang anak yang memiliki 'kekurangan' dalam hal apapun, tidak seharusnya di jadikan tontonan, di umpat atau dimarahi. karna si anak akan seperti pohon tersebut. layu, dan pada akhirnya mati. sakit ya dengernya??

seorang anak yang memiliki keterbatasan, dalam hal ini bisa saja bersifat mental ataupun akademis, selayaknya diberi kepercayaan akan jaminan kehidupannya. einsten, waktu kecil dia gak bisa baca tulis, gedenya? bisa bikin rumus-rumus dahsyat. leonardo da vinci, dia semasa kecil kesulitan memahami tulisan, yang pada akhirnya segalanya dia tuangkan melalui lukisan? jadi masalah? masalah banget, karna dengan lukisan itulah dia dikenal sepanjang masa. setiap anak memiliki bintangnya masing-masing. ngapain kita fokus pada bintang tak terang dari si anak, padahal ada bintang yang bersinar memenuhi diri nya. konyol kan.

saya coba ungkapkan, jangan cari gejala dari permasalahan anak. tapi carilah penyebabnya. akarnya. kenapa anak jadi sulit belajar, kenapa dia tidak bisa membaca misalnya, atau kenapa dia jadi sering membantah. oke, jika dilihat dari tak mau belajarnya, atau tak bisa membacanya, atau sering membantahnya, baik. silahkan beri definisi anak tersebut : NAKAL. tapi dibalik semua itu ada kenapa. kenapa bisa begitu. apa yang menyebabkan dia membantah? apa yang menyebabkan dia tak bisa membaca.apa sebabnya? jangan-jangan sebabnya tak lebih dari diri si orang tua sendiri? #tepuk jidad#

gak usah jauh-jauh ke orang lain deh, kita aja nih.gak bisa bahasa jepang. boro-boro baca kanji, baca tulisan romanji( bahasa jepang dengan tulisan alfabet ) aja kita gak bisa. kok kita dipaksa baca.udah kita bilang gak bisa baca, karna kita gak kenal sama hurufnya, karna gak ngerti bahasanya, tapi tetep dipaksa baca, malah dibilang nakal, dibilang kita kurang ajar. lha kan memang gak bisa, apa yang mau dibaca kalo gak bisa? nah !!! persis seperti itu yang kadang kita lakukan pada anak kita, kita memaksakan sesuatu yang anak kita beneran gak bisa.dan beneran gak ngerti gimana mau melakukannya karna memang gak bisa, kita marah, kita sebut dia nakal, kita bentak, kita marahin. padahal dialah kita yang gak bisa baca tulisan jepang itu. masalahnya,bukan gimana cara kita memaksanya untuk bisa, tapi gimana cara kita untuk mengerti, apa yang membuatnya jadi gak bisa.

temen saya ini, mengajarkan saya untuk bisa memahami,apa sebenernya yang terjadi dengan anak-anak yang kurang beruntung itu. mereka yang tidak bisa " diselamatkan " oleh kita, adalah mereka yang akhirnya bertemu dengan orang yang salah. jelas banget hukum kita bilang : setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan. Berhak. setiap warga negara. bukan hanya dalam ranah mampu atau tidak di bidang ekonomi. tapi juga dalam pengertian mampu atau tidak di bidang edukasinya.ayolah, jangan menutup mata bahwa dan merasa kita sudah memberikan yang terbaik untuk anak kita, jika yang kita tanamkan di benak anakkita hanyalah ambisi kita." kamu harus pintar " atau " kamu harus menang ". sungguh, tindakan menanamkan ambisi orang tua pada anak,adalah wujud kejahatan diatas tindakan eksploitasi sekalipun. kejam.

perhatian yang dibutuhkan oleh anak kita bukan semata kita memberinya baju bagus atau kita menemaninya kesekolah. bukan semata kita menyuapinya makan atau mengancingkan bajunya. bukan hanya itu ( meski saya juga gak menyangkal itu semua juga penting bagi anak kita ) tapi ada yang jauh lebih penting dari itu semua. yaitu jaminan keamanan. anak kita butuh jaminan. jaminan ada yang mengangkatnya ketika jatuh dari belajar sepeda dan mengatakan " jangan takut nak, papa di belakang kamu " jaminan keamanan, jaminan kenyamanan. sudahkah kita memberikannya?

anak, bukan milik kita. sungguh jangan pernah lupa. anak memiliki jiwanya masing-masing. sama seperti kita yang juga memiliki jiwa sendiri. Allah telah menitipkannya pada kita untuk menjaganya. tapi jangan terlalu mengaturnya sesuai dengan mau kita. hati-hati menetapkan aturan pada anak. jangan sampe salah membedakan antara " apa yang kita inginkan " dengan " apa yang anak kita inginkan " kadang kita salah meletakkan keinginan kita yang gak kesampaian, sebagai masa depan anak kita.

baiklah, saya udah puas ngomong. sekarang saya mau istirahat, saya mau menyiapkan banyak hal untuk anak saya.untuk anak-anak lain. untuk semua anak-anak di muka bumi ini. semuanya. gak peduli siapa anak itu. saya juga gak peduli saya cape, saya gak peduli seharian saya baru kerja seperti apa dan besok saya harus kerja lagi. saya gak peduli. saya sayang anak-anak, maka dari itu, waktu yang saya miliki meski tersisa sedikit saya limpahkan pada mereka. karna hanya itulah yang bisa saya lakukan. menyediakan sedikit waktu.

bukan saya, tapi dia.

siang yang agak menyakitkan. kalian apakabar? bahagia semua kan hari ini? amin.

kemarin, saya banyak belajar dari ketabahan seorang kawan. bagaimana caranya menyimpan rasa sakit tanpa menceritakan kepada siapapun selain langsung kepada Allah. sore itu saya mendengar dari bilik di samping kamar saya, ada seorang akhwat membaca ayat Alqur'an sambil menangis. ajaib, saya gak pernah tau surat apa yang dibacanya ( karna saya belum hafal alqur'an ) saya juga gak tau dari dari ayat tersebut. tapi, mendengar lantunannya ( jelas jadi semakin samar karna dibacakan sambil menangis ) saya ikutan menangis. dan itu bukan karna saya sedih atau apapun. gak tau kenapa, tiba-tiba aja saya kaget sendiri waktu pipi saya basah. saya menangis. sendirian.

kadang kita mengeluh karena kondisi yang serba sulit, karna kita diberi musibah bertubi-tubi, atau karna nasib yang tidak menyenangkan. lalu kita mengumpat, lupa pada hal yang seharusnya kita lakukan : berdoa. padahal, seandainya aja kita berdoa dengan sungguh-sungguh serta yakin doa kita akan dikabulkan,maka begitulah.doa kita akan terkabul.seseorang mengatakan kepada saya suatu malam : jangan berprasangka buruk pada-Nya. karna Allah seperti yang kita sangka-kan.

saya tiba-tiba jadi ingin tau. kenapa akhwat itu begitu sendu dan sampai menangis ketika membaca ayat-ayat-Nya. jawabannya bikin saya makin ingin menangis. dia bilang : saya rindu mama saya Ukthi. uggghhhhh, itu hati saya kayak di pukul pake godam nya bima. sakit, keras, bikin sesak nafas. saya gak tau mesti bilang apa. air mata saya tiba-tiba netes banyak sekali. udah saya hapus berkali-kali, sayangnya gak bisa juga nutupin tangis saya darinya. dia sampe bingung, kenapa saya nangisnya jauh lebih dahsyat dari dia. kenapa dia jadi kalah cengeng ketimbang saya.

saya menangis, karna saya tiba-tiba jadi ingat anak saya. apa yang dia lakukan seandainya dia kangen sama saya. kalau saya kangen, saya bisa menyiasatinya dengan menelpon, atau melihat fotonya, atau menyibukkan diri.saya bisa mencoba untuk menghindari rasa rindu itu dengan berbagai cara. atau, melepaskannya sekalian dengan mendatanginya. saya bisa melakukan banyak hal untuk merefleksikan kerinduan saya pada anak saya. tapi, jika dia yang kangen saya? dia bisa apa? anak kecil yang baru berusia 4 tahun. yang bahkan menceritakan dengan utuh apa itu rindupun tidak bisa. apa yang bisa dia lakukan? Ya ampun, secara tiba-tiba, saya jadi merasa bebal. saya merasa biadab. saya merasa tidak berguna. saya jahat. saya bukan mama yang baik untuknya.

pernah suatu hari, saya berdua bersama anak saya ke sekolahnya. kemudian setelah itu saya pergi sendiri. dan ketika saya kembali pulang dia sudah dirumah sedang bermain bersama teman-temannya. malamnya dia bilang : " mama, besok ai ( panggilan anak saya ) mau dianter sekolah lagi. gak apa di tinggal. asal dianter sama mama " saat itu saya cuma bisa bilang iya. saya gak tau, itu permintaan yang luar biasa sederhana namun berat untuk bisa saya jalani. saya harus kembali berpisah dengannya. hal yang bikin saya gak pernah bisa berada di sampingnya selalu. gak ada ketika dia ingin diantar kesekolah oleh saya. apa yang bisa saya lakukan? saya sendiri gak bisa seketika dateng untuk menemui dia. saya gak bisa, meskipun saya sangat ingin. maafkan mama ya nak.

mungkin ini postingan saya yang paling cengeng. yang paling gak penting. mungkin kalian bisa aja sekarang berfikir, kenapa gak dateng aja sih? kenapa kangen sama anak aja di jadikan masalah besar. kan gampang, tinggal dateng terus kelar deh.atau telpon aja selesai urusan. kawans, yang saya takutkan saat ini bukan kerinduan saya. bukan apa yang saya rasakan. tapi apa yang dia rasakan. kerinduan dia. bukan saya.

saya tau kita gak boleh was-was berlebihan. saya tau, meski gak sama saya, dia dalam lindungan banyak orang yang menyayanginya. terlebih yang membuat saya tenang, dia ada di lindungan Allah. saya tau. untuk itulah saya tidak akan membantah apapun. untuk inilah saya menulis. minimal, saya bisa sedikit nangis-nangis melalui tulisan ini. hal paling enteng yang bisa saya lakukan. saya harap, blog ini kelak akan terus bisa dibuka sampai bertahun tahun ke depan. sampai anak saya bisa membukanya sendiri. sampai kita berdua bisa berbagi rasa disini. di blog ini.

love

me.