Jumat, 28 Oktober 2011

TENTUKAN TEMPAT KALIAN

selamat malam. setelah seharian ini menatap dan merasakan gemerlap tanggal 28 oktober yang ternyata justru mendung, akhirnya saya memutuskan untuk menulis. yah, walaupun terbilang telat karna pada kenyataannya pasti di banyak blog lain sudah sebegitu banyaknya postingan tentang hari ini. harinya para pemuda.

awalnya, saya sudah berjanji pada seseorang untuk tidak menulis tentang peringatan hari ini.karna saya gak mau di cap hanya mengikuti tren. saya gak mau dibilang ter-influence. saya kan udah di vaksin, jadi otomatis saya imun terhadap segala bentuk sikap patriotik. saya memang mungkin gak nasionalis, saya sendiri juga bingung kenapa. saya pikir karna saya memang menginginkan banyak hal di luar negara ini.

dan sebagai seseorang yang tidak nasionalis, saya sedikit merasa malu untuk membuat postingan ini.

apakah yang sudah kalian beri untuk negara ini? sebuah pertanyaan standar yang pasti banyak diucapkan di hari-hari bersejarah. pasti. dan saya mengulanginya lagi. apakah yang sudah kalian berikan untuk negara ini? namun kali ini saya tekankan pada tikat spesifikasi pertanyaan saya : para aktivis. hey, kalian para aktivis. apakah yang sudah kalian beri pada negara ini?

sebuah perjuangan bukan melulu sikap sok aktivis yang merasa paling benar. aktivis-aktivis jaman sekarang jelas jauh berbeda dengan jamannya om-om saya dulu. jaman sekarang ini kayak kerupuk, keras diluar,buat lauk gak ngenyangin, disiram aer kempes. pas ditimbang beratnya gak ada. enteng. alias kosong. saya emang sarcastik banget menghadapi mereka. karna banyak bicara sedikit kerja. isinya tuh melulu dikusi sana-sini tapi kerja NOL. atau marah-marah di akun facebook dan twitter tapi gak ada gerakan. halah, gak malu apa ya sama Soe hok Gie

seharusnya yang jadi acuan kita adalah menghasilkan sesuatu baru bicara .minimal kita punya pegangan sesuatu yang berguna, baru kita main nyamplak orang. kita aja belom punya apa-apa mau nyalahin orang. mending yang disalahin orang yang sama ama kita, sama-sama belom punya apa-apa. ini yang disalahin orang yang jelas udah punya sesuatu buat negara. pernah ikut perang membela negara. atau pernah lah mewakili negara kemana gitu. ya ampyuuunn gak mikir kali yah.

belajarlah untuk menerima kelebihan orang lain. jangan cuma teriak-teriak doang. tapi berkaryalah. jangan cuma berani di situs pribadi. keluarlah, teriaklah di koran, di novel yang kalian buat. jangan cuma diskusi-diskusi menentang kemiskinan, tapi kalo liat pengamen dan pengemis cuma bisa bilang " maaf " atau cuma kasih seribu. jangan jadi orang yang membicarakan karya orang, jadilah orang yang berkarya.

ada orang yang hidupnya untuk berkarya, dan karyanya dibicarakan oleh orang lain. ada pula orang yang hidupnya untuk membicarakan karya orang lain. kalian, ingin berada dimana???

Senin, 24 Oktober 2011

DILEMATIS AKUT

darimana datangnya segala jenis keragu-raguan, ketakutan dan ketidakyakinan?

hiiissshhh, ceritanya sepagi ini saya membuat postingan tujuannya adalah curcol. saya bingung. tapi juga yakin. rasanya tak menentu, tapi sangat tentu. seperti diputar-putar gelombang, tapi tau arah nya akan kemana. maafkan saya karna kali ini saya tak memberi postingan yang bermanfaat bagi pola pikir kawan-kawan, karna postingan saya kali ini beneran cuma curhatan biasa.

dilematis. mungkin itulah gambaran paling tepat dari posisi saya sekarang ini. mesku, saya tetap menganggap dilematis-pun bukan hal yang tepat. namun mendekali tepat. halah, sudahlah. dilematis atau meningitis jelas bukanlah tujuan saya menulis postingan kali ini, karna tujuan utama saya jelas hanyalah curhat. kalian tau itu CURHAT?

kawans, sebagian dari diri kita mengarah pada perkembangan ilmu pengetahuan, yang sebagian lagi mengarah pada lawannya, yaitu keyakinan pada Tuhan. ouch, berbenturan sekali dua hal tersebut. dan saya lagi benjol sekarang karna benturan itu. sakit.

dilematis akan perkembangan ilmu pengetahuan dan keyakinan pada Tuhan. itulah inti dari kegelisahan saya. saya mengalami transdensi dalam memutuskan. dan kelabilan saya jadi pemicu terputar-putarnya keputusan itu. saya merasa menjadi penentu dari semua keputusan, padahal saya tak ingin. saya sedang ingin jadi pengikut. karna sejujurnya, keputusan kali ini sangat berat untuk dilaksanakan atau tidak dilaksanakan. maju remuk, mundur hancur. tak ada pilihan yang bagus. atau ini hanya pikiran saya semata? entahlah.

semua yang ada didunia ini. setiap kejadian hingga yang sekecil apapun, bahkan debu yang beterbangan itu sudah tertulis di Lauhul Mahfudz. jadi jangan khawatir akan segala yang terjadi. karna pasti segalanya atas izin Allah.bahkan termasuk nabi adam makan buah kuldi di surga dan akhirnya harus turun kebumi, segalanya ada di Lauhul Mahfuz. sudah tertulis disana. dan atas izinnya. namun yang kita harus pertanyakan adalah, apakah itu juga atas Ridho-Nya? jika tidak, akankah kita melakukan sesuatu yang tidak di Ridhoi-Nya?

taqdimul aham fal aham, tsumal anfa fal anfa. pilihlah yang baik dari yang baik, dan jika keduanya sama baik, pilihlah yang lebih bermanfaat. saya selalu menggunakan ini untuk memutuskan sesuatu jika mengalami tingkat dilematis akut. namun sekarang, terasa sulit untuk menggunakannya. pasalnya, sesungguhnya saya sangat menginginkan salah satunya, hanya saya takut keinginan itu tidak di Ridhoi-Nya.

letakkan segala sesuatunya pada Tuhan. karna hanya dengan begitu kita akan merasa tenang. sungguh, saya bukan tak ingin berusaha, saya sudah berusaha untuk memutuskan. hanya saja saya merasa gamang untuk menyampaikan keputusan saya itu. ketakutan. saya benar-benar merasa harus meletakkan semuanya. saya ingin menyerahkannya pada-Mu. mohon diaturkan yang terbaik. saya percaya pada-Nya.

Minggu, 23 Oktober 2011

BANTU AKU MENARIK JANGKAR

selamat malam. saya takut. 

setiap kali saya membuka email atau blog ini, saya langsung ketakutan. apa pasal saya begitu ketakutan? terdapat banyak sekali pesan dalam blog ini. kebanyakan dari teman-teman pembaca setia blog saya, yang ternyata adalah mayoritas berusia remaja. aduh, matilah saya #tepuk jidad# mengingat begitu banyak postingan saya yang mengarah pada sikap bebas dalam berfikir. saya tau, sepertinya saya mulai menulari pandangan kebebasan yang kemungkinan besar anak-anak itu belum siap membacanya. dan ketakutan saya pun terjadi. sungguh, atas nama diri sendiri saya minta maaf. postingan saya itu harus kalian baca dengan baik dan kalian cerna lebih dalam. aduh, adik-adik, beneran deh jangan kalian makan mentah-mentah setiap postingan saya. aduh, gimana sih ini....

jadi begini kawans, setiap hari rata-rata saya menerima lebih dari 6-7 pesan masuk dalam blog ini atau email saya yang berasal dari entah siapa dengan isi bentuk curhatan. dan wow, saya tiba-tiba merasa jadi mario teguh versi wanita. dan itu gak gampang loh. mau saya balas, saya gak kenal mereka. saya takut balasan saya ternyata salah dan hanya sepihak. mau gak saya balas, kasian mereka yang sudah begitu baik percaya untuk menceritakan masalahnya pada saya. akhirnya saya putuskan untuk menceritakan problem ini pada kalian. tolong ya, saya dibantu ya...

saya ini bukan motivator trainer, juga bukan psikiater. saya malah yang sepertinya harus dirawat oleh psikiater karna kelabilan dan kecenderungan saya berkhayal. jadi saya bingung sendiri, ketika menghadapi begitu banyak orang yang mempercayakan masalahnya pada saya. #saya? #

nyaris delapan puluh persen pesan masuk di fb saya berisi keluhan akan koordinasi orang tua dan anak yang sangat kurang. nyaris seratus persen di blog saya bercerita tentang bagaimana mereka berbeda pendapat dengan orang tua. ini sudah saya bahas berkali-kali yah. dan sekali lagi saya tegaskan. jika kalian punya masalah dengan orang tua, dan yang kalian tuju untuk mencari solusi permasalahan kalian adalah saya, kalian salah besar. Bukan karna saya tidak mau membantu, tapi lebih karna saya prihatin. kenapa kalian lebih percaya pada saya ketimbang orang tua kalian sendiri? saya bukan orang yang kalian kenal. kita bahkan mungkin belum pernah bertemu, tapi kenapa kalian lebih leluasa bercerita kepada saya ketimbang pada orang tua kalian yang sudah jelas-jelas kenal seumur hidup kalian? ada yang salah disini. pasti ada yang salah. di komunikasi antara kalian dengan orang tua kalian.

percayakah kalian, bahwa tempat ternyaman untuk berbincang adalah ibu sendiri. tempat teraman untuk mencari perlindungan adalah ayah sendiri. kenapa kalian jauh-jauh meminta kenyamanan dan keamanan pada saya. sementara kalian jelas tau, saya bukan siapa-siapa. 

saya bahagia, begitu banyak orang yang mempercayakan masalahnya pada saya. saya juga bangga bahwa ternyata tulisan-tulisan saya mampu menjadi cambukan dan inspirasi bagi kalian dalam menilai hidup. saya senang, sungguh. tapi apalah makna kesenangan saya jika dibanding pengorbanan kalian. mengapa kalian musti mengorbankan kedekatan kalian dengan orang tua hanya demi mengikuti saran-saran dalam postingan saya. orang tua kalian, seperti apapun menurut kalian kejamnya, namun dia adalah perintah Tuhan yang pertama wajib kalian hormati.hormatilah terlebih dahulu, tahap selanjutnya kalian akan menyanyanginya dengan sempurna.

bagi saya, kesalahan komunikasi antar anak dan orang tua-lah yang mesti dibenahi. hingga anak akhirnya merasa nyaman untuk curhat masalah cintanya kepada orang tua. benahilah cara bicara antar anak dan orang tua, hingga anak yakin bahwa sang orang tua mengerti gejolak jiwa muda mereka. saya tak ingin menggurui, karna bagaimanapun saya belum memiliki anak remaja. tapi saya bicara berdasarkan pengalaman saya sendiri. saat saya remaja, saya justru lebih percaya pada teman sebangku saya ketimbang pada ibu saya. padahal sudah jelas, teman sebnagku saya itu seumuran sama saya. jelas dia itu belum lebih bijak dari ibu saya. lalu mengapa saya lebih nyaman curhat pada teman sebangku saya ketimbang pada ibu saya? jawabannya adalah cara bicara. jika dengan orang tua, kita bicara A maka hasilnya adalah A+. kita akan diajari ini itu, kita akan disalahkan begini begitu, kita akan dinasehati sana sini. tapi jika dengan teman, kita tak membutuhkan apapun. kadang justru si teman hanya mendengarkan, tanpa memberi solusi. tapi kita tau, teman kita mendengarkan dengan sikap sama seperti kita. dengan cara pandang yang sama dengan kita. disitulah letak perbedaannya. cara bicara. dan itu haruslah kita benahi.

percayakanlah permasalahan kalian pada Tuhan, tapi cobalah bicara dengan orang tua kalian. niscaya, jika kalian mencoba untuk terbuka dengan mereka, mereka akan jauh lebih mempercayai kalian. cobalah dik. dan jika saran saya tidaklah berhasil kalian lakukan, blog saya ini terbuka lebar untuk kalian. silahkan datang kembali. 

Rabu, 19 Oktober 2011

RESOLUSI TULISAN

ketika kau minta bunga, Tuhan berimu tanaman layu untuk kau siram.
ketika kau minta cinta, Tuhan berimu orang-orang malang untuk kau rawat
ketika kau kebahagiaan, Tuhan berimu cobaan berat untuk bisa kau lalui
Tuhan tak pernah memberikan apa yang kamu inginkan,
tapi Tuhan akan selalu memberikan apa yang kamu butuhkan.

Sering dengar kalimat pembangun jiwa diatas kan? yap. benar sekali. kalimat diatas memang memilki makna yang luar biasa buat perkembangan kejiwaan kita. minimal kita akan mendapatkan satu makna, bahwa dibalik segala yang kita lalui, sometimes kita akan mendapatkan sesuatu yang memang pantas untuk kita. belum tentu yang kita inginkan memang, tapi yakinlah, apa yang kita dapatkan adalah bagian dari apa yang kita lakukan. dan percayakah kalian, bahwa porsinya sudah sangat pas. tepat. tak membutuhkan ramuan apapun lagi. hanya butuh kesabaran dan kepasrahan untuk menerima porsi kita masing-masing. percayalah.

hari kemarin saya berbincang dengan seorang penulis senior diatas saya tentang makna dan hakekatnya sebuah tulisan. beliau menanyakan dengan detail isi dari novel saya. bagaimana prosesnya, apa saja referensinya. saya yang hanya mengandalkan insting menulis jelas kelabakan jika ditanya masalah teoritis seperti itu, tapi apapun itu, merupakan suatu kritikan yang sangat saya butuhkan. saya masih sangat awam dengan hal-hal diluar insting. jujur, di hutan rimba kepenulisan, mungkin saya adalah salah satu penulis yang sangat primitif dalam mengolah tulisan-tulisan saya. ibarat suku, saya ini beneran suku pedalaman banget. saya gak bisa nulis pake laptop. saya cuma bisa nulis diatas tanang atau daun lontar. saya gak tau gimana caranya mencetak buku, yang saya tau hanyalah tulisan saya tercetak di batuan alam sekitar saya. karna itulah, perbincangan saya dan senior saya kemarin merupakan pembelajaran besar bagi saya.sangat besar. 

hidup adalah dakwah. bagaimana menyebarkan pengetahuan kita kepada orang lain. membawa kebaikan bagi semua orang. sebuah parafrase yang sangat menggiurkan untuk dilaksanakan. masalahnya adalah, bagaimana proses dalam mewujudkan itu semua. perjalanan yang jelas sangat rumit akan kita hadapi. dan perbincangan kemarin itu menunjukkan pada saya, bahwa jalan dakwah yang saya pilih sebagai penulis memiliki tanggung jawab besar dalam sumbangsihnya mengolah pemikiran masyarakat, atau minimal orang-orang yang membaca tulisan saya.

awalnya saya menulis adalah karna memang ingin menulis. apapun yang ingin saya ungkapkan saya keluarkan melalui tulisan. mudah.tanpa tendensi. kemudian berkembang menjadi tujuan yang lebih besar. saya ingin menulis agar karya saya dibaca banyak orang. agar orang-orang mengetahui kalau itu karya saya. mulai ada tendensi. pamer. lalu berkembang lagi, saya ingin menulis agar pemikiran yang saya tuangkan melaui tulisan itu dapat diketaui orang lain. agar orang-orang tau sebenarnya yang menurut saya benar itu seperti apa, dan jelas saya mencari dukungan orang yang sepakat dengan pemahaman saya. tendensi mulai lebih besar. politik mencari dukungan. hingga kini akhirnya berkembang lagi. saya ingin tulisan saya menghasilkan materi untuk saya. saya bisa beli laptop, beli handphone, beli baju, ini itu, semua dari hasil tulisan. saya mulai menulis melihat selera pasar. apa yang masyarakat suka. akhirnya tendensi itu mengerucut pada satu puncak. materi. dan setelah obrolan bersama senior, tendensi saya berujung pada puncak baru. yaitu tanggung jawab moral. sebagai penulis, kita memiliki tanggng jawab moral besar terhadap pembaca. apa yang akan kita sampaikan haruslah sesuatu yang memiliki tingkat data akurat dengan validitas yang pasti. saya harus memiliki referensi yang jelas dan tajam mengenai apa yang akan saya tulis. meskipun tulisan itu memang berangkat dari fiktif semata. namun fiktif juga bukan berarti menjual kebohongan. apa yang akan terjadi nantinya jika tulisan saya dibaca banyak orang padahal saya menulis sesuatu yang tidak benar. sesuatu yang mengajak pada keburukan. akhirnya saya menemukan oase baru. bahwa jalan dakwah saya melalui tulisan adalah tanggung jawab dengan tingkat yang lebih luas.

awalnya saya cape. masa menulis saja harus memiliki banyak sayapan tendensi. masa menulis saja saya harus memikirkan banyak orang. menulis itu pekerjaan hati. kalau memang mau nulis ya nulis kalau gak mau ya gak usah nulis. kelar. tapi tidak sampai disitu ternyata. apabila tulisan yang saya hasilkan ternyata membuat banyak orang yang membacanya menjadi tersesat, apakah hati saya tega membiarkannya? ternyata tidak. karna itu saya akan mulai menulis dengan jalan yang lebih baik. yang lebih bertujuan. doakan saya kawans. 

Selasa, 18 Oktober 2011

KAMI

mencintai dan dicintai adalah suatu perasaan dimana semuanya bisa berwarna bening. tanpa ada noktah gelap sama sekali. ada kalanya kita tak pernah tau, ini sebenarnya perasaan apa. mengapa begitu nyaman. begitu tenang. sayangnya kadang kita juga telah mengetahuinya jauh sebelum perasaan kita datang. sayangnya kadang kita telah memilih human tempat akan kita letakkan perasaan itu. sungguh, hati yang memilih. bukan kita. jadi taksir menaksir, sebenarnya adalah pengingkaran terhadap makna cinta itu sendiri.

saya memiliki seseorang yang memang pilihan hati. yang memang tanpa tujuan apapun dan secara tiba-tiba dia datang, memberi hidup yang saya inginkan, memberi nafas yang cukup untuk saya, tanpa pernah tau akan dibawa kemana kemudian perasaan kami. semuanya natural. semuanya sangat wajar. biasa.

saya dan si pria itu cukup lama berhubungan. saling memiliki tanpa keterikatan, saling mencintai tanpa pernah harus ada status apapun. kami tak pernah bersama secara fisik, namun kami tau, entah didimensi mana ada pautan yang kencang diantara kami. kami sangat jarang berkomunikasi, namun kami tau ada satu jenis komunikasi antara kami yang tak dimiliki pasangan lain. percaya. kami percaya satu sama lain. kami menghargai kehidupan masing-masing. kami tau belum saatnya kami bersama, atau bahkan kami tak akan pernah memiliki masa itu. tapi kami bisa merasakan, jauh hari sebelum ini, kami telah bersama dalam suatu perasaan yang tak akan pernah sama. kami telah bersatu, tanpa apapun. kami telah terikat tanpa perjanjian sedikitpun. hanya kami yang tau. atau bahkan kami pun tak mengetahuinya sama sekali.

hubungan yang bagi orang lain sangat membingungkan. namun tidak bagi kami. hubungan kami sangat jelas. kami saling memiliki meski entah dalam kapasitas yang sama sekali tak terlihat. saya mampu mengatakannya, karna saya pun tau dia mampu mengartikannya. keyakinan kami akan perasaan kami sendiri adalah absolut. tanpa dilematis sedikitpun.

saat ini kami berpisah. secara nyata kami berpisah. semua orang memisahkan kami. membenci hubungan kami. kami menguasai diri kami sendiri. dalam keadaan sangat bahagia kami memutuskan untuk berpisah. memutuskan untuk membahagiakan orang-orang disekitar kami. namun dibalik semua perpisahan ini kami tau, bahwa sebenarnya kami justru telah bersatu. menyatukan tujuan bersama. merelakan untuk melepas bersama. kami telah bersatu, meski dalam keadaan yang sama sekali tak indah.

jika para pasangan lain berfoto bersama maka akan tertangkap oleh lensa adalah wajah dan ke bahagiaan nyata yang jelas. namun kami tidak. tak akan ada satu kamerapun yang mampu memangkap kebahagiaan kami. karna memang hanya milik kami seorang. namun dalam foto itu kalian akan mampu merasakan, bahwa kami kuat. kami sangat kuat.




SENYUM

hari ini 'sesuatu' banget buat saya ( mbak syahrini saya pinjem bahasa nya sebentar ). saya dapet berkah yang luar biasa. kerja keras dan sikap ngotot saya ternyata membuahkan hasil berupa impian yang tercapai. tapi dibalik semua itu, saya tau ada tangan besar yang mengatur jalannya skenario maha dahsyat ini. Tuhan.

beruntun musibah yang menimpa saya akhir-akhir ini. mulai dari kehilangan orang yang saya sayangi sampai kehilangan barang yang juga saya sayangi. tapi saya tetep ngotot bilang kalo saya bahagia. karna saya tau, cuma dengan hidup saya sendiri saya bisa bahagia. kan sudah ada yang atur begitu. jadi, sesulit apapun hidup saya, saya tau inilah yang harus saya lalui. yang harus saya jalani. dan harus saya terima. untuk itulah saya bahagia.

dan hari ini, segalanya dibalikkan. semua musibah yang datang bertubi-tubi itu dikembalikan dengan datangnya keberkahan yang bertubi-tubi pula. saya tidak perlu menyebutkan apa keberkahan dan apa musibah yang saya terima. karna bukan itu konteks dari postingan saya kali ini. saya menjadikannya prologue disini karna ingin mengatakan bahwa apa yang akan saya tulis ini beneran dan saya mengalaminya sendiri. tentang ketabahan dan kesabaran saat menerima masalah. dan contoh yang akan saya berikan adalah sahabat saya yang sangat luar biasa. sebut saja dia " aisyah ". nah kisah si aisyah inilah yang sangat menggetarkan hingga saya ingin menceritakannya. tentu atas seijin pemilik kisah meski dengan nama yang telah saya samarkan.

Aisyah. adalah adik kelas saya jaman Sekolah dulu. anaknya manis, lembut dengan pembawaan ceria. dia sangat mudah tersenyum. auranya indah. saya yang perempuan saja seringkali takjub melihatnya apalagi para pria. meski pembawaannya sangat sederhana, Aisyah adalah bintang disekolah. meski dengan nilai yang sangat pas-pasan namun kelebihan lain yang dimilikinya adalah sifat dan watak yang mulia itu membuatnya di senangi banyak kalangan. termasuk saya.

entah ada badai apa yang mendatanginya. namun suatu masalah membuatnya banyak kehilangan orang-orang yang menyayanginya. saya sendiri kurang faham dengan masalah yang terjadi, karna saya sedikit rada ansos( anti sosial ) saat sekolah, tapi saat itu aura yang terpancar adalah negative dari dirinya. aisyah menjadi gadis pemurung, introvert, dan akhirnya dijauhi banyak orang. aisyah lalu di cap perempuan begini begitu ( saya malas menjelaskannya karna sangat keterlaluan menurut saya ). saya bingung. jujur, saya ini hanyalah penggemarnya kala itu. jadi memang tidak begitu mengenal pribadi aisyah itu sendiri. dan saya kehilangan sosok dengan pancaran aura indah itu.

setelah saya tanya pada adik kelas saya yang lain ( saya memang meilih objek yang comel demi mendapatkan cerita versi lengkapnya ) saya langsung pengen nangis saat itu tapi urung saya lakukan karna pasti nanti saya dianggap lebay oleh si adik kelas itu. maka demi harga diri dan sopan santun saya hanya mengangguk anggukan kepala mahfum. aisyah, ternyata ada hal lain yang begitu membuatmu tersakiti begitu. aisyah dituduh menjadi ayam sekolah. tau gak apa itu sebutan ayam sekolah? itu beneran sebutan maha jahat  bagi siswi di sekolah negeri. saya tau aisyah tidak seperti itu. pembawaannya memag manis, memang cantik, memang menarik. lalu mau apa? dia dilahirkan sudah begitu? emang salahnya apa kalo dia cantik terus banyak yang suka? ( emosi menjadi-jadi ). sejak gossip itu beredar, aisyah dijauhi semua kalangan. saya termasuk yang menjauhinya kala itu. kenapa? saya bingung gitu. saya mau deketin dia, wong memang dari awal saya gak begitu dekat sama dia. terbilang gak kenal malah. nanti kalau tiba-tiba saya deket sama dia, terus dia mau mikir apa ke saya? terus yang lain bakalan bilang saya sok gemana getu nanti. kan serba salah. terlebih lagi, saat gosip itu beredar saya tengah sibuk-sibuknya mempersiapkan ujian kelulusan. maka hilanglah sudah aisyah dari pikiran saya.

yang saya tau saat itu adalah aisyah tetap bersekolah seperti biasa meski setiap hari selalu melihat tatapan merendahkan dari seluruh penghuni sekolah. bahkan hingga penjaga sekolah dan tukang mie ayam pun mencibirnya. saya tau, jika saya jadi aisyah saya pasti akan menangis setiap hari dan memilih pindah sekolah lain. tapi aisyah diam tak bergeming. sekeras apapun sindiran yang masuk ketelnganya dan membuat perasaannya perih, saya yakin hanya akan disimpannya sendiri. karna asiyah masih tetap saja terlihat banyak senyum. miris melihatnya, dan manis. saya menyaksikan ada kuman yang begitu cantik dalam diri aisyah. kotoran yang tak berbau amis.tapi sekali lagi, dalam kasus ini saya hanyalah penonton. saya hanya menonton posternya semata. jadi ketika ada yang merobeknya, saya hanya bisa meringis nyeri saja.

sampai beberapa tahun kemudian, saya mendapat undangan pernikahan via facebook. biasanya saya itu paling malas dengan yang seperti itu. tapi ketika saya lihat undangan itu, nama aisyah yang mengundangnya. saya langsung berangkat pada hari yang ditentukan. saya berangkat, dengan anak saya. ingin saya tunjukkan pada anak saya, bahwa ketika sekolah dulu mamanya punya idola yang hanya tersimpan dalam hati. idola yang belum tersampaikan. idola yang membuat saya terinspirasi untuk tegar. dan anak saya harus mengenalnya. di pelaminan itu, aisyah memperlihatkan kembali auranya. senyum yang tak putus-putus tersungging dari bibirnya. bersanding dengannya seorang pria nan tampan, dengan pekerjaan yang terus disebut-sebut oleh pembawa acara sebagai salah satu duta besar termuda di indonesia. wow. itu kan sesuatu banget ya buat perempuan seumuran kita.dan taukah kalian dimana aisyah bekerja saat itu? PNS sebuah departemen. itu lebih dari sekedar ' wow' bukan.

dan sore ini, secara tak sengaja saya melihat facebook nya. saya tergerak untuk melihat aktivitasnya. aisyah meng-upload foto buah hatinya. bersama dengan suaminya yang di situ terlihat begitu mencintainya. begitu mencintai anak mereka. begitu manis kebersamaannya. taukah kalian? aisyah hanya perlu tersenyum ketika menghadapi begitu banyak cobaan kala sekolah dulu, dan sekarang? tuhan memberinya banyak senyum di hari-harinya. taukah kalian? jika Tuhan begitu banyak memberikan cobaan bagi kita, dan kita melewatinya dengan ikhlas serta bersabar dari awal, maka akan begitu banyak pula hadiah yang kita terima. seperti aisyah, kita hanya perlu tersenyum saat cobaan itu datang. dan kita akan melaluinya dengan mudah. selamat mencoba.





Minggu, 16 Oktober 2011

Yogyakarta

pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu
masih seperti dulu, tiap sudut menyapaku bersahabat, 
penuh selaksa makna
musisi jalanan mulai beraksi
seiring nadaku kehilanganmu
merintih sendiri 
ditelan deru kotamu
( kla project. Yogyakarta )


Yogyakarta, begitu lekatnya kota itu dalam benak saya. begitu saya mencintai kota dengan segudang nuansa ramah itu. dan tak akan pernah lekang dari hati dan mimpi saya, Yogyakarta. 

malam itu, entah malam keberapa saya ada di kota gudeg itu. saya dan dia berjalan bersama, tanpa bergandengan tangan. karna tangan kami berdua penuh dengan kerinduan. tangan yang masing-masing menggenggam harapan. kami menyusuri para pedangang di malioboro, masuk kedalam mall dan membeli es cream di salah satu outlet mall tersebut. lalu keluar dan berlomba mengosongkan corn tersebut di pinggiran parkir malioboro. sesekali penjaja atau tukang becak menyapa kami ramah. saya nyaman, senyaman berada di kebun rindang dengan sejuta oksigen. malam itu larut, namun tak luruh.

setelah menghabiskan isi corn es cream itu kami kembali berjalan kearah kantor pos di tengah malioboro. lalu duduk di emperan ubin tempat para mahasiswa ISI jurusan musik asyik bermain gending jawa. saya cengar-cengir sendiri melihat nya ikut larut dalam kebahagiaan bersama kawan-kawannya. saya pun larut, dalam diagram tak berbatas. hati saya ada diantara penabuh gending itu. meski tangan dan badan saya terikat pada harapan yang tengah saya genggam sendiri. lagi-lagi, nuansa jogja membuat saya tak mampu mengelak. tak ingin pulang.

lalu dengan santai dia menggiring saya kembali pada motor yang di parkirnya. kembali menyusuri jalanan tadi. kembali melihat pedagang yang masih tetap tersenyum ramah pada kami. kembali melihat sisa es cream kami yang belepotan di lantai malioboro. ah, saya mengagumi tingkat sentimentil saya pada kota itu. kota yang selalu mampu menghadirkan segudang hasrat untuk terus tersenyum. tak pernah ada rasa lain ketika hati telah merasa nyaman disuatu tempat selain bahagia. dan jogjakarta adalah kebahagian tunggal dalam erotisme hidup saya. bukan hanya karna ada dia, tapi juga karna jogja sendiri telah mampu menciptakan nilai magis tak henti-henti pada benak saya. nilai yang tak pernah tersentuh peradaban, nilai primitif namun mendasar. Cinta.

malamnya saya tidur dengan nyenyak. tak pernah saya tidur senyenyak saat itu. bertahun lalu memang, tapi saya masih mampu merasakan rasa nyenyak dalam tidur saya. bertahun lampau memang, namun saya masih bisa merasakan dan mendengar alunan gending yang mengiringi tidur saya kala itu. dan hingga kini, saya merindukan kelelapan itu. saya tak pernah alpa merasakannya, hingga akhirnya saya takut tidur dan insomnia. saya ingin kembali tidur senyenyak itu. yogjakarta, sebegitu kentalnya kau membuatku terlelap kala itu.

lalu ketika dipagi hari kami berdua berputar mengelilingi kotagede, saya kembali mengharu biru. nuansa pengrajin perak dengan begitu banyak karya bertebaran di sana. saya terpaku. berkali-kali dia membawa saya kesini. dan hasilnya akan selalu sama. saya tak mampu membeli perhiasan itu, bukan karna harganya, tapi karna hati saya tak sanggup memilih. getaran dalam tangan saya menolak mengenakan perhiasan yang dibuat dengan rasa cinta oleh para pengrajin itu. saya selalu merasa tak pantas. dan saya menyesalinya kini, karna ketika saya begitu ingin mengenakannya dia sudah tak mampu lagi menemani saya memilihkan perhiasan itu.

jumat pagi itu, pertama kalinya yogyakarta membuat saya menangis. tanah jogja menimbun tubuhnya yang terbungkus kain putih bersih, jumat pagi itu untuk pertama kalinya saya begitu takut kembali ke jogja, saya takut kehilangan nuansa itu. tapi juga takut mendapatkan nuansa itu kembali tanpanya. Jumat itu, dia dipanggil pulang oleh sang pencipta, penyakit liver yang dideritanya memakan kesempatan kami. namun seperti pesannya, saya tak akan pernah meninggalkan jogja. Tamansari, Malioboro dan kotagede akan selalu hadir dalam ingatan saya. bersamanya. 


flip flop

bete. gak tau mau ngapain. serba salah. semua yang dilakukan gak ada yang benar. gak jelas sendiri. bingung sama perasaan sendiri. ditengah konflik bathin itu tiba-tiba tangan kita ditarik seseorang, dibawa ke suatu tempat. dimana akhirnya segala yang kita cari ada disana. bahkan kita sendiri tak menyadari bahwa sebenarnya kita mencari 'hal' tersebut. atau kita membutuhkan 'hal'  itu. tapi si dia memahami. mengerti.jauh lebih mengerti dari pada kita sendiri. tanpa perlu menjelaskan apapun , tanpa perlu lelah menceritakan masalah kita, dia akan memahami apa yang sebenarnya benar-benar kita butuhkan. dialah Flip-flop. seseorang yang sangat mengerti kita. tak harus kekasih, tak harus lawan jenis. flip-flop adalah bagian diri kita yang lain. yang mungkin dimiliki orang lain. selamat menemukannya dalam postingan saya kali ini.

saya menemukan flip-flop saya sejak masih sangat kecil.namun menyadarinya ketika beranjak remaja. kelas 2 SMP saat itu, saat dimana saya tau, bahwa antara saya dan dia tak mungkin tak menjadi dekat. bukan pacar bukan kekasih. tak perlu lawan jenis.flip-flop tak mengandung unsur asmara. fkip flop adalah kesederhanaan. sebuah hubungan diatas kekasih atau soulmate. flip-flop adalah diri kita sendiri, yang memang diperuntukkan bagi orang lain. dan jika kita telah menemukannya, maka lengkaplah sudah. segalanya akan terasa sangat mudah.

pacaran atau bermain cinta-cintaan adalah suatu hubungan dimana kita akan terikat pada lawan jenis dengan sebuah komitmen setia. aku milikmu,kamu milikku. ada yang berani sentuh : bacok !!! maka ada tendensi dalam hubungan tersebut. mencintai karna memang ingin memiliki. ada batasan dalam hubungan yang oleh remaja dianggap sakral itu. sebuah tendensi akan pengingkaran cinta itu sendiri. cinta kok malah ada paksaan. cinta kok maunya kita harus begini, atau begitu. loh, apa namanya hubungan sehat kalau ternyata kita sendiri kurang percaya dan kurang yakin pada si 'kekasih'? atau apa namanya wajar jika suatu saat kita berantem hanya gara-gara kita gak sepakat memilih film yang akan kita tonton di bioskop saat malam minggu. tapi itulah pacaran.itulah perbedaannya dengan apa yang akan saya bahas kali ini : Flip-Flop.

flip-flop itu seperti sepasang sepatu : tak pernah sama persis, tapi serasi. tak pernah melangkah sejajar tapi memiliki tujuan yang sama. takpernah ada yang lebih tinggi karna selalu sederajat. jika salah satu hilang maka yang lainnya tak memiliki arti. flip-flop. sudahkah kalian merasakannya. sekali lagi, bukan kekasih dan tak ada asmara. tak selalu lawan jenis.flip-flop.

bagi kalian yang belum menemukan flip-flop nya jangan pernah bersedih. karna kadang kalian tidak menyadarinya.  biasanya dia adalah orang yang sangat mengerti kita. menyediakan kita waktu 24 jam penuh demi mendengar ocehan kita, dan begitupun sebaliknya. kita akan sangat rela melakukan apapun untuk membuatnya bahagia. maka, jangan dicari.flip-flop akan datang dengan sendirinya. rasakan, maka kau akan menemukannya. selamat mencoba.

Selasa, 11 Oktober 2011

PULANG

jakarta hujan semalam. suasana yang selalu saya tunggu. dimana air yang jatuh bertubi-tubi dari langit menimbulkan nuansa galau yang sangat intens. tapi dibalik kegalauan saya, ada rasa yang sangat biasa. saya tidak sedih, tapi juga tidak senang. tidak muram, tapi juga tidak gembira. tidak ragu, tapi juga tidak yakin. maka ketika hujan turun semalam, saya melihat betapa banyaknya air yang disediakan Tuhan untuk mencuci bersih jiwa kita, saya memunculkan perasaan yang selama ini saya sembunyikan dalam hati. perasaan yang oleh saya sangat tabu untuk saya keluarkan. yaitu ; perasaan biasa. Flat. datar. tanpa apapun.

hati saya memang kelelahan. setiap detik saya memaksakan perasaan saya untuk membaui sesuatu. entah itu senang, sedih, bahagia, benci dan banyak perasaan lain. saya lupa mengistirahatkan hati saya dari berbagai macam perasaan itu. saya selalu memacunya untuk terus-terusan bekerja, semakin saya sedih, semakin banyak tulisan yang bisa saya jual. semakin saya bahagia semakin banyak waktu untuk menikmati nuansa itu dengan terus-terusan menghasilkan tulisan. saya memompanya terus, menjadikan hati saya mesin untuk selalu memiliki rasa. saya lupa rasanya biasa. hati saya tak pernah biasa. saya lupa pada perasaan kosong, hati saya tak pernah kosong. maka ketika saya mendengar gereyap air hujan yang begitu keras memukul-mukul genteng atap rumah, saya terkesiap. bergegas membuka jendela kamar, dan diam. saya melihat air itu jatuh begitu cepat. hati saya seketika kosong. tanpa apapun. yang saya rasakan hanya air hujan yang keras jatuh beribu-ribu diatas saya. saya menemukan rasa itu lagi, rasa tanpa apapun yang saya cari selama ini. rasa kosong. rasa tak bersyarat. dan perasaan hampa ini mengingatkan saya pada sebuah kota kecil nan ramah. purwokerto. kota dimana tak ada ambisi dan gaung mimpi. kota dimana semuanya berjalan dengan sewajarnya, apa adanya. saya ingin pulang. saya ingin ada dikota itu dengan perasaan ini.

pagi ini saya membuka facebook. saya mendapati ada satu pertemanan baru. antara saya dengan salah satu sahabat saya dikampus dulu. lalu dengan perasaan masih datar, saya membuka facebook miliknya. seketika saya terhanyut. wajah sahabat saya itu masih sama seperti ketika kami kuliah dulu. senyumnya, kerutan di dahinya. semuanya masih sama. saya langsung terbawa dalam kenangan lampau. ketika kami masih sama-sama kuliah dulu. reflek jari saya menekan item foto. dan terpampanglah begitu banyak foto miliknya. nuansa hati saya menggelegak. betapa kenangan bisa begitu nikmat terasa. betapa saya begitu bergetar dengan nuansa sederhana berupa rasa rindu. tiba-tiba saya ingin kembali kuliah. tiba-tiba saya ingin kembali ada di kota kecil nan damai itu. saya ingin pulang. bukan karna saya cengeng. tapi karna nuansa rasa yang harus saya selesaikan. saya harus pulang, bukan karna saya lebay. tapi karna memang gelegar hati yang harus dituntaskan. dan saya akan pulang, demi mendapatkan kesempurnaan rasa ini.

sepertinya alam berbahasa dengan sangat istimewa. setelah kasus hujan dan cerita tentang facebook teman lama. bude saya tiba-tiba mengabarkan kalau saya harus segera pulang. anak saya sakit. panas. di kota kecil tersebut. perasaan ingin pulang yang awalnya berupa kejelian saya akan sebuah nuansa hujan, kemudian berubah kembali karna ingin menyempurnakan rasa rindu, dan kini berubah kembali karna anak saya sakit. sebuah proses yang tak bisa lagi ditawar-tawar. saya pulang. bukan untuk hujan, sahabat atau anak saya. tapi untuk diri saya sendiri. untuk nurani saya sebagai seorang ibu yang sangat mencintai anaknya, untuk naluri saya sebagai seorang sahabat, untuk kejiwaan saya yang senantiasa merindu hadirnya nuansa abadi tak tercela dihati. bukan untuk siapapun, tapi untuk diri saya sendiri. saya akan pulang.

Senin, 10 Oktober 2011

BAHAGIALAH

selamat hari selasa. semoga hari kalian menyenangkan. sama seperti saya yang selalu mencoba bahagia. seperti apapun rasa dalam hati dan dalam hidup saya, saya akan selalu mengartikannya bahagia. bukan bodoh, tapi justru mencoba menyikapi dengan jeli. bahwa hidup tidak akan pernah berjalan sesuai yang kita mau, tapi perasaan kita akan berjalan sesuai yang kita fikirkan. maka berfikirlah bahagia, maka kita akan bahagia.

saya sedang galau. perasaan saya gundah. dan saya bingung. apapun nama yang tepat untuk mengambarkan perasaan saya saat ini, tapi satu yang saya tau, kalau saya harus terus merasa bahagia. untuk apa? untuk diri saya sendiri.

setiap orang memiliki impian, cita-cita dan cinta masing-masing. tidak akan pernah sama antara satu orang dengan lainnya. sekalipun sama pasti eksekusinya akan berbeda. kenapa? karna masing-masing orang tidak sama daya tahan hatinya. keberanian yang dikemas dalam sistem hidup pun tak selalu sama. dan kebahagiaan, adalah tanggung jawab kita masing-masing. jangan pernah menyalahkan orang lain karna kita tidak bahagia, jangan pernah berteriak-teriak mempertanyakan kebahagiaan diluar diri kita sendiri, karna jawaban yang ada jelas ada didalam diri sendiri.

jika impian, cita-cita dan cinta kita ternyata menyakiti orang lain? mengganggu orang-orang disekitar kita? maka apa yang akan kita lakukan? menyerah dan mengikuti aturan? atau tetap kukuh berjuang demi hal yang kita yakini akan membuat kita bahagia? ingat kawan, ada orang yang melihat impian dan cintanya tanpa mengejarnya sedikitpun, dan dia hanya akan jadi pemimpi. ada pula orang yang meninggalkannya dan mencari cinta dan impian yang lebih mudah dicapai, dan dia akan jadi pecundang. terakhir ada orang yang memiliki kenyakinan akan cinta dan impiannya, mengejarnya hingga berdarah-darah, dan menggenggamnya erat; dialah sang pemenang. tinggal kita mau memilih berdiri digolongan mana?

kadang, karna terlalu banyak memikirkan norma dan aturan masyarakat, kita lupa akan diri kita sendiri. kebahagiaan sendiri. sementara norma dibuat jelas secara kolektif, untuk kemaslahatan semua orang, maka itu bentukannya pun universal.dan tak ada yang akan pernah melihat hati kita, apakah terjaga dengan baik atau telah hancur berdarah-darah. tak ada yang akan pernah bisa meluhatnya, selain diri kita sendiri. maka sebelum pendarahan terlampau deras di hati ini, silahkan kalian selamatkan hati masing-masing.

kebahagiaan kita adalah tanggung jawab kita, dan kebahagiaan orang lain jelas tanggung jawab si empunya hati. bukan kita. contoh gampangnya begini, ada dua orang yang diberi buah anggur. yang satu memang sangat menyukai anggur, dan sangat bahagia diberi anggur. sedangkan yang satunya sangat membenci anggur karna kecutnya. semudah itu kita lihat, bukan dari anggurnya yang membuat semua bahagia, tapi dari pribadi masing-masing orang. kita tidak akan mungkin bisa membahagiakan semua orang, karna kebahagiaan jelas bukan tanggungjawab kita.maka mengertilah dan maklumilah, jika suatu hari saya melakukan kesalahan besar yang tidak bisa membuat kalian bahagia ataupun tidak membuat kalian nyaman berada didekat saya. karna seperti yang saya bilang diatas, dua hal tersebut bukanlah tanggung jawab saya atau siapapun diluar kalian. tapi adalah tanggungjawab pemilik hati itu sendiri.

salam panas
_me_

Minggu, 09 Oktober 2011

sejarah adalah perjuangan


Saya sedang berkunjung disebuah tempat bersejarah atau tak bersejarah sama sekali. Lubang buaya. Atau nama resminya Monumen kebangkitan pancasila. Menilik benar atau tidaknya cerita sejarah G 30/S PKI saya mengakui tempat ini tetap saja bersejarah. Bagaimana tidak, selama lebih dari 32 tahun kita dibuai oleh cerita sejarah tentang ade Irma suryani dan piere tendean, atau tentang bagaimana kejamnya masa pembuangan dan pembunuhan 7 pahlawan bangsa tersebut. Pertanyaan konkretnya adalah : sebenarnya apa yang saya kunjungi? Sejarah mana yang saya datangi? Lubang buaya dengan sumur maut yang menyimpan sejuta kisah pedih dengan kesadisan dari para Komunis? Atau sejarah tentang super semar yang jelas kita ragukan kebenaran atau ketidak benarannya? Entahlah. Namun bagaimanapun, bagi saya ini tetaplah bersejarah. Diluar sejarah mana yang akan kita dapati. Toh kita juga sama-sama paham bukan, bahwa manusia yang kelak akan berhasil adalah mereka yang mengingat dan menghargai sejarah.

Cerita tentang pengkhianatan PKI di beberapa kota di Indonesia sudah lama saya dengar. Dari mulut para guru sejarah sejak jaman saya masih mengenakan dasi merah dengan seragam merah putih lucu hingga saya duduk dibangku SMU dimana bagi saya sejarah adalah sebuah dongeng pengantar tidur. Saya menyukai dongeng, berangkat dari situlah saya menyukai pelajaran sejarah.

Ketika sampai di museum itu saya menyewa seorang tour guide. Saya butuh seseorang yang mengerti benar tentang museum itu, tak peduli sejarah mana yang dia ambil. Saya hanya butuh cerita. Cerita yang selama ini saya tau itu belum tentu benar. Saya hanya butuh teman bicara. Dimana saya bisa bertanya dan menyampaikan rasa penasaran saya. Sejarah mana yang saya kunjungi? Sejarah hasil goresan para komunis itu, atau sejarah dari si pencipta scenario. Saya tak tau. Dan saya butuh tau.

Di samping saya, ada rombongan anak dari kota luar Jakarta. Mereka pun menggunakan tour guide. Jika perbincangan saya dengan tour guide sewaan saya banyak melenceng jauh dari yang seharusnya dia jelaskan jika pada pengunjung lain ( karna saya memang banyak ngeyel dan bertanya ngawur, inilah sifat saya )saya mendengar tour guide di sebelah saya menjelaskan dengan lantang bagaimana kejinya para komunis menyiksa para pahlawan kita. Yang di bacok lah, di pukul pake batulah, ditelanjangi lah, ini lah itulah. Aduh, saya kok ngeri ya. Itu emang harus begitu ya, menanamkan kebencian pada sesuatu tanpa memberikan ruang bagi si anak bertanya, menjejalkan ketakutan dalam sebuah sejarah. Kita memang harus mencintai para pahlawan kita. Itu jelas. Tapi bisa apa gak ya, kemasan penjelasan itu jangan dibuat begitu menakutkan begitu. Kasian anak-anak itu yang sebenarnya bercita-cita jadi TNI akhirnya ketakutan karna mendengan hasil akhir dari para pejuang yang gugur dengan mengenaskan. Kasian anak-anak itu yang pada akhirnya mampu menerima dan memahami jasa pahlawan dengan kemasan tak cantik berupa kekejian dan kesadisan yang kita saja sudah takut menceritakannya. Kasian bapak tour guide. Tolong dihentikan.

Apa yang harus dilakukan seorang anak kecil di sebuah museum bersejarah bangsa kita? Tak lain tak bukan adalah mempelajarinya dengan rasa cinta yang sangat tulus. Bukan sebuah ketakutan dan rasa kasihan. Saya sedih melihat bagaimana bapak tour guide itu menjunjung tinggi rasa patriotic dengan menakut-nakuti anak kecil itu. Realita mungkin, tapi ingat, jaman berubah. System untuk mengajari anak tak bisa terus-terusan mengikuti kemauan kita. Belajarlah untuk memahami anak seperti jaman memahami perkembangannya.

Baiklah kawans, saya tak akan banyak bicara. Jadi silahkan membaca dengan ketulusan hati juga. Dan mohon datangi museum-museum bersejarah kita. Itu murah banget lho. Cuma 2000 perak sekali masuk. Kita dapet ilmu dan kenangan tempo dulu yang menakjubkan. Murah sekaligus mengesankan. Salam panas.