Minggu, 06 Mei 2012

dari mana-mana

hai guys. mid night nih. dan kalian pasti udah lagi terbuai keliling dunia dengan karpet terbang aladin atau firebolt nya harry potter. saya ikut merasakan angin yang menerpa wajah kalian, tanpa tau gimana nuansanya bisa sampai ke alam mimpi itu.

apa yang ingin saya ulas kali ini? gak ada. maaf kalo mengecewakan kalian. tapi sungguh saya memang lagi gak pengen bahas apapun kali ini. saya cuma ingin nulis aja. tanpa tema dan tanpa subjek atau objek terfokus. dimulai dari mana-mana. bisa dari saya, sekeliling saya atau bahkan mungkin bisa saja dari kalian. saya sendiri belum tau apa yang akan saya tulis setelah ini.

hidup itu emang perspeksi ya temans. sakitnya, senangnya, kuatnya, lemahnya. semuanya itu cuma perspeksi aja. gimana cara kita memandang, dan menanggapi. selain itu ya semuanya datar-datar aja. sama kayak momentum. dia akan jadi momentum ya saat kejadian itu tengah berlangsung. setelahnya? ya cuma bakal jadi kenangan atau masa lalu, meskipun jelas baru semenit atau bahkan sedetik yang lalu. itulah sebabnya, pergunakan momentum sebaik mungkin. karna penyesalan ada di akhir kan *klise* kalo yang diawal itu namanya pendaftaran.

dalam beberapa hari ini, saya terpaksa melakukan unfollow pada beberapa followers saya. banyak hal yang melandasinya. salah satunya adalah menyelamatkan hati saya sendiri. saya ini mengidap liver akut. saking seringnya sakit hati sampe mungkin udah item kali warnanya. sejujurnya, saya percaya semua itu gak lepas dari apa yang saya lakukan pula. saya gak mungkin sakit hati kalau saya gak mainan hati kan? yeay, artinya lagi, saya emang terlampau sering main pake hati. jadinya ya begitulah. saya bahkan kadang ngerasa terlampau dramatis menilai sesuatu. kadang cuek. entahlah. prinsip, saya ini cuma ingin mengalir. hari dan hidup yang bermuara pada sebuah kewajaran. itu saja.

temans, salah gak sih kalau saya marah karna merasa dipermainkan? ketika saya melakoni satu babak dan menjalani komitmen dengan babak tersebut, kemudian mati-matian menjaga komitmen tersebut hingga hancur-hancuran untuk selanjutnya justru dijadikan kambing hitam. salahkah saya merasa teraniaya ketika tanpa sebab apapun tiba-tiba semua kesalahan berada dipihak saya? sementara saya sendiri gak pernah tau apa yang sebenarnya menjadikan saya terlibat dalam babak ini? salahkan saya kalau kemudian saya berontak dan berteriak lantang bahwa saya tidak ingin diperlakukan seperti itu lagi? apakah salah kalau kemudian saya mencoba untuk membela diri saya sendiri, sementara sebenarnya saya tau bahwa saya tidak perlu melakukan itu karna memang saya tak perlu membela diri atas sengketa yang saya tak tau ujung sebabnya. salahkah saya temans?

waktu, sepertinya senantiasa bersekutu dengan saya untuk selanjutnya berseteru dalam lakon yang kelak akan saya mainkan. saya semakin merasa tidak bernyawa lagi tatkala sebagian waktu saya tersita untuk memikirkan hal-hal diluar diri saya sendiri. saya merasa tak memiliki nyali untuk menjadikan hidup saya sendiri sebuah prioritas.adakalanya, saya bahkan takut untuk bercermin. dimana didepan sana, saya melihat bayangan saya sendiri sedang menyeringai kesakitan atau tertawa terbahak-bahak.

dunia tak akan pernah menunggu. datang atau tidaknya saya, permainan akan tetap berjalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar