Senin, 07 November 2011

ANAK SEKECIL ITU....

selamat malam, selamat hari senin. selamat menikmati makian saya di postingan kali ini.

dua bulan yang lalu, saya melihat sesosok anak kecil dalam metromini jalur kampung melayu. anak perempuan kecil dengan banyak daki di sekitar lehernya, bertepuk tangan di pintu metromini, menyanyi lagu charlie ST 12. angin dari luar metromini dilawannya, teriakan kondektur metromini dan makian sopir kepada kemacetan jalanan tak membuatnya kehilangan suara. gadis kecil dekil itu menyanyi, sambil bertepuk tangan. tanpa alat musik. saat itu, yang saya ingat hanyalah satu, suaranya biasa, namun tak fals. dia menyanyikannya dengan benar meski tak indah. tak ada satupun nada yang melenceng dari seharusnya.saya memberinya uang dua ribu rupiah, sambil lalu. kemudian melupakannya.

pagi tadi, saya kembali menaiki metromini tersebut. saya duduk tepat di bangku dekat pintu depan metromini. ketika bus berjalan, seorang anak kecil masuk. lalu nangkring didepan pintu metromini. bertepuk tangan dan bernyanyi lagi Charlie ST 12. saya merasa mengenali suaranya, dan lagu yang dia nyanyikan. bukan karna lagu itu milik penyanyi terkenal, tapi karna suara si bocah yang menyanyikannya. saya mengenalnya, tapi tidak wajahnya. saya kaget. lalu marah. lalu tak yakin. lalu sedih. ingin menangis. saya duduk menatapnya. galau.

bocah itu telah botak. gundul. dengan luka di sekitar wajahnya. daki di lehernya masih sama, wajahnya pun sama. suara sama. namun rambutnya telah habis, dengan beberapa luka di kepalanya pula. matanya memerah seperti bekas dihajar, ujung bibirnya luka mengering. lengan tangannya membiru. saya langsung mengenalinya begitu matanya menatap mata saya. dialah si gadis cilik yang dulu. saya tau. dibalik botak rambutnya, saya tau itu dia. saya mengenalnya. meski kami tak pernah sekalipun berjabat tangan.

seketika saya bertanya-tanya. apa yang terjadi pada gadis cilik itu. jalanan sekeras apa yang dia lalui. apa yang menyebabkan rambutnya botak? mode kah? atau hukuman kah? apa yang menyebabkan wajahnya babak belur? mencurikah? atau disiksa? saya meringis. hingga menangis dalam selimut jilbab.

anak sekecil itu, perempuan. hidup dijalanan. lompat dari satu bus kota ke bus kota lain. menghadapi dinginnya malam, kencangnya angin, perihnya debu di jalan. gadis kecil itu, dengan notasi musik yang bagus meski suara tak merdu. gadis kecil itu, meranakah dia dengan keadaannya?

yang kemudian menjadikan saya terus bertanya, apa sih sebenarnya yang terjadi padanya. saya kemudian berfikir sendiri. meski bocah itu telah turun setelah mengolek uang hasil mengamennya, bayangan wajah belurnya masih kontroversi di mata saya. saya merunutnya, dengan kefasihan dan cara berfikir logikaler.

dia dihajar. itu pasti. dibotaki, itu jelas. kemungkinannya hanya ada 2, dia bersalah ( mencuri atau sebangsanya) dan disiksa ( oleh gembong jalanan atau apalah namanya ) kedua kemungkinan tersebut saya telaah sepanjang perjalanan. mau tak mau, kalian telah sampai di alinea ini, maka kalian pun harus ikut menelaahnya bersama saya. mau tak mau. saya memaksa.

jika dia bersalah, mencuri misalnya. baiklah, pencuri memang harus di hukum. tapi hukuman yang diperuntukkan bagi anak sekecil itu, perempuan pula, seharusnya adalah hukuman yang mendidik. hukuman yang bisa menjadikan dia berfikir untuk hidup semakin baik. efek jera yang dilakukan hanya memperburuk situasi mental si anak. seharusnya, efek yang diterapkan adalah efek berfikir untuk berproses. seorang anak, seharusnya dikenalkan dengan sistem berfikir dan berproses. anak, salah dan kemudian dimaki, maka dia akan belajar memaki. karna itulah,kekerasan bukanlah solusi tepat untuk sebuah kesalahan.

jika ternyata dia adalah si korban, maka bejad dan biadablah pelakunya. sumpah ya, saya beneran pengen ketemu sama si pelaku tindakan itu, saya pengen tanya, dia itu manusia apa bukan. coba ditanyain tolong. itu waktu dia mukul, matanya ngeliat gak sih sama si kecil itu. dia liat gak sih kalo yang dia hajar itu anak kecil dan perempuan. dia nyadar gak sih kalau dipukul dan terluka itu sakit banget. tau gak sih kalau itu bisa mengakibatnkan sakit baik di fisik maupun psikis. ngerti gak sih itu orang? ya Allah, semoga bahagialah si pelaku tindak kekerasan itu. karna jika dia tetap tidak bahagia setelah mengakibatkan seorang anak kecil tersiksa begitu, maka sungguh mubazir perbuatannya. #geram#

baiklah, akhir kata saya ingin mengatakan. bahwa, anak kecil, sesalah apapun dia, tolong jangan dikasarin. tolong banget. jangan biarkan anak kecil disekitar kita mengalami tindak kekesaran. buat orang tua yang baca ini, sungguh saya mohon, sayangilah anak kalian. marahilah mereka dengan baik, didiklah mereka dengan rasa sayang yang tulus. tolong yah, dibantu. #sotoy#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar