Selasa, 22 November 2011

Sekotak kenangan yang berantakan ( tentang yuyut )

selamat hari selasa. apa kalian jenuh membuka blog saya? semoga tidak. karna beberapa hari ini saya memang sulit mengatur waktu untuk membuat postingan. dan betapa bahagianya saya sekarang, setelah akhirnya saya bisa membuka laptop dan menyapa kalian lagi disini. Apakabar kawaaannnnssss???

hari ini tanggal 22 november. tepat setahun meninggalnya nenek saya tercinta. tidak ada perayaan apapun, tidak ada pengajian apapun. hanya sebuah kenangan yang otomatis terlintas secara acak dalam memori saya. tentang nenek yang sering mengajak saya makan jajan bareng, tentang salah satu saudara saya yang sering menemani saya merawat nenek. tentang bude tercinta yang begitu sabar menjaga dan menemani nenek seumur hidup nenek. tentang anak saya yang sering ' ngerjain' yuyutnya. tentang saudara saya yang sering membentak nenek karna kepikunannya. tentang jalan-jalan bersamanya setiap pagi. tentang betapa payahnya kami memandikan nenek. tentang bagaimana beliau akhirnya menghadap yang kuasa. tentang nenek. semuanya otomatis terputar kembali.

tidak ada maksud apapun sy membuat postingan di hari ini. bukan sebuah perayaan atau mengkultuskan hari ini karna tanggal tepat setahun meninggalnya. tidak begitu. saya hanya ingin merapihkan kenangan saya yang berantakan karna belum tertata dengan jelas selama setahun ini. saya masih sibuk mengingat-ingat hal-hal yang menyedihkan tentang nenek. saya masih selalu saja tak mampu menahan air mata saat mengingatnya. saya cengeng setiap kali bercerita tentangnya. padahal, bukankah tugak yang harus kita lakukan sekarang ini adalah mendoakannya secara continue, bukan meratapinya. atau malah menyesali sesuatu tentangnya. tolong tampar saya jika saya melakukan itu.

kenangan itu cuma akan jadi kenangan standart selama kita tidak mampu menjadikannya pelajaran untuk berubah kearah yang lebih positif. bukan hal baik namanya jika kenangan itu mengendap dan malah menimbulkan luka karna kita terus-terusan mengenang kemudian meratapinya. boleh kok mengenang, tapi bukan lantas menjadikan kita sedih dan meratap. saya akan membuang jauh kenangan yang membuat saya terus-terusan merundukkan kepala karna sedih. dan saya akan menyimpannya rapat-rapat jika ternyata kenangan itu mampu membangkitkan ritme positif saya makin berdaya guna.

seperti kenangan akan nenek, saya akan selalu mengingatnya. karna setiap kali saya mengingat saat bersama nenek, maka saya akan senantiasa bersyukur. bagaimana dengan kalian? sudah mampukah kalian memilah kenangan? mana yang harus disimpan dan mana yang harus dibuang? selamat mencoba menyempurnakan hidup menjadi lebih bermakna dengan mengabadikan hal-hal baik dalam hidup. salam panas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar