Minggu, 09 November 2014

Arior di IDF

Di jakarta langit berwarna orange terbakar begini sulit sekali didapat, harusnya saya keluar dari balkon rumah saya kemudian menatap lekat-lekat keatas. Saat ini langit sedang indah-indahnya. Tapi saya terpaksa urung, masuk kedalam dan membuka komputer. Saya ingin bercerita.

Hari sabtu kemarin, saya dapat undangan menghadiri acara IDF ( Indonesia Dance Festival ). Kebetulan saya kenal beberapa teman didalamnya dan cukup dekat dengan salah satu panitianya. Dari sekian padat acara IDF sejak tanggal 4-8 November kemarin, saya hanya tertarik pada acara yang terakhir yaitu IDF untuk ibu dan anak " Menumbuhkan minat dan bakat anak " . Acaranya berlangsung jam 4 sore di Salihara pasar minggu.

Arior, yang memang sangat menyukai berkumpul denganbanyak orang tentu saja kegirangan saya bawa masuk kedalam ruangan pementasan. Ada sekitar 10 pasang ibu dan anak yang mempersembahkan pertunjukan tari kontemporer dengan tema kehidupan sehari-hari. Menarik dan sangat pas ditonton untuk ibu dan anak. Tentu saja memang pertunjukan kali ini sudah di setting untuk hal tersebut. Tapi kali ini, saya tidak ingin membahas tentang isi dari pertunjukkannya. Tapi saya akan membahas tentang Arior, my partner in crime.

Saya memperhatikan, Arior adalah anak yang sangat maskulin. Dia akan sangat terlihat elegan didepan banyak orang. Arior bisa menatap tajam satu-persatu orang yang baru ditemuinya tanpa rasa takut sedikitpun. Matanya yang coklat bulat membola besar itu menjadi sedemikian berkarakter jika sudah begitu. Saya yakin, andai matanya adalah sungai, Arior entah sudah menenggalamkan berapa banyak orang melului tatapannya saja.

Arior aktif, bahkan sangat aktif. Tapi berbeda dengan anak aktif lainnya, Arior mampu melihat situasi. Saat sedang duduk dihadapan banyak orang, dia akan dengan sangat tenang berwibawa. duduk santai dan damai, tidak membuat saya kewalahan dengan mengejarnya kesana kemari. Seperti saat pertunjukkan dimulai, Arior duduk santai sendiri tanpa saya pangku di matras paling depan panggung pertunjukkan. Mata tajamnya tidak berpindah sedikitpun dari para penari dedepannya. sikapnyatenang sempurna membuat saya geli dan ingin memeluknya. Arior memang sangat paham bagaimana harus bersikap sesuai tempatnya. Saya bangga akan itu.

Setelah pertunjukkan selesai dan sesi diskusi dimulai, sifat aktifnya mulai muncul. Arior mulai berjalan mendekati beberapa orang disekitarnya yang bahkan tidak dia kenal, mengajaknya ngobrol dengan bahasa absurdnya dan bersalaman. Nyaris semua penonton di ruangan itu terbahak dengan sikapnya. Termasuk saya dan papahnya. Bahkan saat ada ibu Retno, sang maestro tari masuk dan menyampaikan salam, Arior adalah orang pertama yang dengan lantang menjawab salamnya sembari melambaikan tangan. Dia membuat terbahak  ( sekali lagi ) penonton yang ada di ruangan itu. ayangnya, saya tidak bisa mengambil gambar karena acara ada didalam ruang teater dengan pencahayaan sangat minim.

Dalam dunia anak, biasanya anak aktif adalah anak aktif. Dia tidak akan mau tau sedang ada acara apa dan dimana. Dia tidak akan peduli apakah itu membuat repot ibunya atau tidak. Tapi arior berbeda, saat dia ada dirumah, di taman bermain, di wahana bermain, Arior sangat tidak bisa dipegang. Tenaganya seperti 1000 gajah dan lincahnya melebihi kupu-kupu. Seringkali karena ulahnya sendiri dia terjatuh dan tanpa menangis kemudian bersemangat untuk bangun lagi. Tapi jika sedang dalam acara yang melibatkan banyak orang, Arior akan sangat tenang. Sangat damai. Meskipun sejujurnya saya tidak akan marah jika dia membuat ulah seperti biasanya, lari-lari, lompat sana sini, jungkir balik di mana-mana, ngotorin baju tanpa perlu lihat tempat, atau berteriak dan merebut microphone di depan manggung. Saya percaya, andaikata dia melakukan itu-pun saya akan meledeninya untuk mengejar, menjaga dan melindunginya. Semuanya akan terasa wajar karena dia memang anak kecil yang sangat aktif. Tapi syukurlah, Arior tidak melakukan itu. Anak baik dan sangat sopan ini selalu membuat saya bangga dengan sikap dan pengertian yang luar biasa. Dengan Arior bersikap kooperatif, maka saya akhirnya mampu menikmati acara diskusi dengan baik, saya bisa menyerap ilmu-ilmu dengan sempurna, dan semoga saya bisa mengaplikasikannya dirumah.

Begitulah Arior, pria kecil dengan sikap yang sungguh menakjubkan. Saya mencintai kedua anak saya sama besar. Tanpa perlu terbagi-bagi. Keduanya sungguh menakjubkan.

oiya, untuk sekedar info, ada perkumpulan ( komunitas ) mamaku penari yang di prakarsai oleh beberapa teman Jebolan Seni Tari IKJ. Dimana komunitas itu ditujukan untuk para penari( mantan Penari ) yang sudah menjadi ibu, atau para ibu yang suka menari, untuk terus mengembangkan hobynya bersama putra putrinya. Infonya ada pada saya dan kalian bisa kontak saya untuk kemudian saya sambungkan langsung pada sekretariat komunitas itu. Serius, mereka sungguh keren dan sangan peduli pada perkembangan anak. Melalui komunitas ini, kalian para ibu tetap bisa fokus dengan perkembangan anak kalian, tapi juga enjoy dengan hidup kalian. Lets Try mom !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar