Kamis, 06 November 2014

Please welcome : Airin dan Arior,

Airin Keren, Arior Hebat. Saya punya dua anak yang selalu dan terus bisa di banggakan.

Tahun 2008 Airin lahir. Cantik sekali. Rambutnya hitam legam tebal dan kulitnya putih bersinar. Warna yang kontras itu membuat wajah ayunya makin kentara dan dua mata bulat beningnya jelas terlihat. Dia langsung jadi kebanggaan keluarga. Yudith Airin Puandira.

Mba Ai - beitu kami lantas membiasakan diri memanggilnya- tumbuh menjadi anak yang super penurut. Dia tidak pernah memprotes apapun. Masa kecilnya ia lewati dengan menggambar dan menggambar. Sesekali ia keluar main bersama teman, sesekali ia rewel minta jajan, sesekali ia merengek pada saya. Tapi itu hanya sesekali dan tak pernah bertahan lama. Ia lantas sangat tekun belajar, membantu saya dirumah dan semua hal magic bagi anak kecil lainnya lakukan. Hal itu menambah rasa cinta saya makin besar padanya. Saat ini, ia ada di Jawa tengah, tinggal bersama ibu saya dan menemani beliau sebagai putri yang sangat manis dan pintar. Saya selalu merindukannya, bahkan ketika tertidur sekalipun. Kerinduan itu, lantas menjadi obat untuk setiap sakit dan luka yang ada kemudian.

November 2013, Adiknya lahir. Pria ganteng dengan raut wajah macho dan cerdas. matanya bulat tajam dengan warna kecoklatan di tengah membola. Kulit putih bersih dengan rambut halus membuat dia menjadi sumber energi saya kemudian. Muhammad Arior Kaisar Purnama. Nama itu kelak akan menjadi legenda di dunia ini.

Mas Rior - kami kemudian membiasakan memanggilnya begitu- adalah anak yang super duper aktif. Dia seperti tak punya lelah. Kebalikan dari mba Ai yang super penurut, Mas rior adalah gambaran pemberontak cerdas dengan keberanian bak hercules. Saya terus saja dibuat kewalahan dengan kelakuannya setiap hari, bagai singa yang memimpin, Mas Rior sadar dia bisa jadi pucuk pimpinan sejak kecil. Dia ingin yang terbaik dalam hidupnya, dia tidak suka dibelikan makanan bubur pinggir jalan, dia hanya mau gandum tim keju buatan saya sendiri. Itu salah satu contoh kelakuan hebatnya.

Dua mba dan mas saya ini, selalu membuat saya tak pernah henti bersyukur. Jika mba Ai rela saya tinggal kemana pergi, mas Rior akan selalu ada di depan saya untuk melindungi saya. Mba Ai akan terus menyemangati saya dari belakang, mas Rior yang akan menarik saya untuk berlari kencang. Mba Ai begitu mencintai seni yang merupakan satu bagian dari hidup saya, mas Rior sangat menyukai diskusi yang juga satu bagian dari diri saya. Rasanya, dari dua anak ini kehidupan saya menggenap. Lengkap dan sempurna.

Ketika saya harus bekerja di jakarta, mba Ai merelakan diri terpisah dari saya dan terus membuat saya bersemangat dalam bekerja. Hari-harinya yang tanpa saya diisi dengan kemandirian dan kerelaan yang dalam. Untuk anak sekecil itu, sikap dan sifatnya ini kadang membuat saya nelangsa sekaligus bangga. Saya yang sudah setua ini, merasa tak malu untuk mengakui bahwa tingkat keihklasan saya tertinggal jauh di belakang mba Ai. sangat jauh.

Mas Rior lain lagi, dia adalah anak yang sangat memahami kondisi. Dia selalu saya bawa kemanapun saya pergi. Sejak lahir hingga kini, saya dan dia belum pernah terpisah. Dengan kenyataan tersebut, mas Rior membuat nyaman diri sendiri dengan memahami kondisi perjalanan. Saat temu sastra Asia tenggara kemarin, kami membawa Mas Rior, dengan jadwal kegiatan yang tak berhenti dari pagi hingga tengah malam, Mas Rior kuat dan membuat acara itu rumahnya sendiri. Dia bermain dengan peserta lain yang seumuran saya bahkan jauh lebih tua dari saya. Jika ada kesempatan istirahat dia akan tidur dengan nyaman meski itu harus di bus atau di hall acara. Ada lahan bermain dia gunakan dengan bahagia, ada makanan yang dia bisa konsumsi mas rior akan makan dengan sopan. Kemudian, bukan saya atau ayahnya yang lantas jadi bintang di acara itu, tapi justru dialah super star itu.

Saya merasa inilah kehidupan saya yang luar biasa. Mba Ai dan Mas Rior akan jadi kombinasi yang dahsyat di masa depan. Mba Ai dengan sikap tenangnya dan mas Rior dengan keperkasaannya. Mba Ai adalah perempuan yang sangat lembut penurut, Mas Rior adalah lelaki tangguh pejuang. Fabiayyi Allaa Irobbikuma tukadziban. Maka Nikmat Tuhan mana lagi yang akan aku dustakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar