Sabtu, 05 Januari 2013

Tolong, Saya.

Malam Minggu Kelu.

Seharusnya saya memposting hal-hal yang berbau HIV/AIDS sekarang. karna besok itu deadline tulisan untuk lomba blogger tentang HIV/AIDS. tapi saya malah melakukan sesi curhat, karna saya memang benar-benar sedang sangat sesak. Butuh berbagi.

Pernah kecewa? Saya sedang merasakannya.

Saya gak tau, kenapa rasa kecewa itu sedemikian sakit. Rasanya nyaris gila - meskipun saya sendiri belum tau rasanya gila - hati saya seperti serpihan kertas yang sobek kecil-kecil kemudian terbang tertiup angin. saya mengejar kesana kemari untuk memunguti serpihannya yang berantakan tak terarah, tapi yang ada saya kelelahan sendiri tanpa mendapatkan hasil apapun. Pantaskah saya menyerah?

Saya sudah berusia 26 tahun, April tahun ini saya genap 27. Usia matang bagi seorang perempuan. Tapi saya mendapati kenyataan, bahwa apa yang saya jalani selama ini ternyata sia-sia. Saya di hantamkan pada kenyataan, hidup saya cuma bungkus semata. Saya kalah, tanpa pernah tau kapan pertarungan itu di mulai.

Saya tau, seharusnya saya minta maaf telah memposting tulisan yang kalian sendiri tak tau masalahnya. Saya tau, seharusnya ini di tuliskan di diary saja. Tapi bolehkah sekali ini saja, bolehkah sekali ini saja saya begini? rasanya nafas saya sudah nyaris mengering. Saya butuh di temani. Sungguh butuh ditemani.

Siapapun kalian yang membaca tulisan ini, tolong saya. Tolong saya kali ini saja. Tolong beri tau saya, kenapa saya jadi manusia yang se sia-sia ini? tolong ajari saya, untuk memaafkan kecewa yang datang malam ini. Sungguh, saya butuh pertolongan. Saya butuh kalian bantu.

Kenapa manusia yang sangat begitu mencintai pasangannya bisa menyakiti tanpa di duga? kenapa raja yang begitu gagah bisa mati cuma karna kurang tidur? kenapa saya bisa terluka oleh senar gitar yang tak sengaja putus di tengah lagu padahal saya begitu menyayangi gitar itu? kenapa, harus menyakiti saya melalui cara yang paling saya cintai? kenapa?

Malam ini, rumah saya sepi. Saya sendirian. Saya menyalakan semua kran air di semua saluran. mulai dari kamar mandi, washtafel, shower hingga cucian. semua saya nyalakan. gema berisik suara air yang mengucur jatuh ke lantai membuat saya makin menyadari bahwa saya telah menggadaikan malam ini sedari subuh tadi, saya gadaikan karna saya percaya saya akan bahagia malam ini. tapi, lagi-lagi, saya salah. ibarat orang berjudi, saya telah letakkan semua uang yang saya punya untuk malam ini, karna saya tau saya pasti menang dan membawa uang yang lebih banyak. saya percaya, kartu yang akan saya dapat adalah kartu tertinggi. tapi, perjudian saya hangus. saya pulang tanpa membawa apapun. saya rugi total. saya habis malam ini.

Saya tau dan sadar diri, saya bukan perempuan baik. Tapi saya ingin terus jadi lebih baik.

Impian saya mudah, Saya ingin ada di rumah. Memasak, mencuci, mengatur rumah untuk keluarga saya. Saya ingin menjadi perempuan pertama yang menitikkan airmata bangga karna suami saya menjadi orang sukses dunia akhirat, ingin menjadi perempuan pertama yang menangis karna sakit melihat suami saya terkapar lemah di tempat tidur karna kelelahan. cuma air matakah yang saya punya? TIDAK ! dibalik Air mata saya, berjuta doa yang menopang kesuksesan imam saya, seribu senyum yang hadir tanpa dia tau.

Tolong saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar