Senin, 08 Agustus 2011

mimpi dan kita

bermimpilah maka Tuhan akan memeluk impian mu
( andrea hirata - sang pemimpi )
Idiom diatas begitu tepat maknanya bagi mereka yang selalu ingin yakin pada impiannya. percaya bahwa keyakinan akan impian itu akan menjadikan Tuhan pun merestuinya. Tidaklah suatu kaum akan berubah kehidupannya tanpa usaha da perjuangan mereka sendiri. begitu pun impian, mimpi bukan haram dilakukan. mimpi adalah harapan, mimpi adalah keinginan yang paling nyata dari hidup manusia. masalah sikap dala mewujudkannya, itu kebijakan sang pemimpi sendiri.

setiap anak punya impiannya masing-masing. dan biasa kita kenal dengan cita-cita. saya pribadi, ketika kecil memiliki banyak sekali impian. saya sakit, dibawa ke dokter, dan kemudian saya ingin menjadi dokter.terkadang ketika disekolah ada guru yang begitu lucu dan jelas dalam mengajar, saya langsung ingin jadi guru. atau ketika dijalan saya melihat polisi-polisi dengan gagahnya menertibkan lalu lintas, saya serta merta ingin jadi POLWAN. begitupun dengan anak saya, bermacam-macam keinginannya, begitu banyak impiannya, namun jelas sangat sederhana. dan tanpa tendensi apapun. namun coba sekali lagi kita bermimpi seperti itu, coba sekali lagi kita bermimpi hal yang sama dengan dahulu. ingin menjadi dokter >>>>> ah, dapet duitnya dari penyakit orang lain. ingin jadi guru >>>>> ah, nanti gak bisa kaya. Ingin jadi polisi >>>>. dibenci banyak oran. akhirnya mimpi menjadi tak lagi sederhana, begitu banyak pemikiran yang menumpanginya.

saya baru mulai yakin akan impian saya ketika menapaki bangku SLTP. ketika itu saya yakin, saya ingin jadi penulis. saya ingin seperti Pramudya, Rendra, Radhar panca Dahana, Putu wijaya, Anton chekov, dan begitu banyak penulis lain. saya ingin membalikan kehidupan dengan telapak tangan saya, dengan tulisan saya. saya ingin menghasilkan tulisan-tulisan inspiratif, tulisan yang senantiasa dijadikan semangat untuk orang lain. saya ingin, ingin menjadi penulis. namun siapa sangka, impian saya itu hanyalah sedikit riak kecil dalam keluarga saya. tidak ada satupun dalam keluarga saya menyukai buku. bahkan nyaris tak ada yang gemar membaca, saya yang begitu tergila-gila pada buku menjadi seperti alien dirumah, dimana-mana saya membaca. bahkan saking gilanya saya bisa membaca buku davinci code hanya dalam waktu 3 hari 3 malam. itu beneran saya gak merem, gak makan, gak sholat. parah banget. sampe orang tua saya sering marah karna kebiasaan saya yang hoby alias maniak membaca, yang selalu saya tanggapi dengan sikap keras kepala dan acuh tak acuh. bagi saya, buku adalah awal saya menuju impian saya. mendekatkan diri pada impian saya.

jangan pandang sebelah mata impian seorang anak. jangan abaikan keinginannya ketika anak menyampaikan pada kita. jangan pernah menganggap impian anak hanyalah keinginan semata, jangan penah anggap enteng. karna jika orang tua melakukan hal itu, maka jangan salahkan jika anak akan memasang bom waktu di jantung kalian dan siap meledakkannya kapan saja. ini bukan ancaman, bukan pula intimidasi. tapi sekedar mengingatkan. impian terbesar seorang anak adalah mencapai cita-citanya, apabila cita-citanya sangat tidak rasional sekalipun, jangan pernah mengecilkannya. apabila impiannya tidak sesuai dengan keinginan orang tua, jangan pernah sekalipun melaranya bermimpi. mimpi adalah hal yang paling substansial dalam perkembangan harapan seseorang. dan apabila itu dihalangi, apalagi oleh orang yang seharusnya justru paling mendukung ( orang tua ) maka seorang anak mampu untuk menjadikan orang tua nya musuh yang harus di abaikan.maka, jadilah orang tua yang mendukung impian anaknya. jadilah fasilitator, jadilah suporter yang mampu diandalkan oleh anak kita. jadilah tangga untuknya menapaki impian itu. dan dengan begitu, kita akan ada di bangku terdepan menonton anak kita sukses dengan impiannya. 

bermimpilah setinggi langit, karna sekalipun terjatuh kita masih ada di antara awan-awan.

1 komentar: