Selasa, 16 Agustus 2011

Pasukan Berani Mati

Huaaaahh, akhirnya saya menemukan Judul Untuk Novel saya besok. Dan saya menemukannya dijalan, ketika otak dan hati saya beneran lagi gak sinkron banget. ketika begitu banyak kalimat berseliweran di otak saya, namun tak satupun saling berkaitan. dan gegabahnya, saya membiarkan semua itu melintas tanpa sempat tercatat begitu saja.ugh, rasanya makin anomali ketika pada akhirnya saya harus mengingat-ingat lagi, apa dan seperti apa kelak ending dari novel saya itu.

baiklah saudara, akan saya gelontorkan perkembangan novel saya. dengan tujuan, ohoho, tentu saja kalian jadi tertarik dan kelak akan membelinya. keuntungan materi? oh, itu jelas. tapi bukan prioritas. yang utama adalah rasa puas, beneran deh puas banget kan ketika kita berkutat didepan laptop selama berbulan-bulan, sampe nyaris muntah-muntah saking pusing itu mata liatin layar melulu, dan setelah hasilnya terbit, semuanya berbondong-bondong membelinya. waduh, itu menyenangkan sekali ya rarasanya. baik, kembali ke topik, dan tolong ingatkan saya apabila saya mulai bicara terlalu ngelantur. biasa, syndrom penuaan dini. hehehehe

bagi yang baru membaca postingan saya yang ini, saya sarankan untuk stop sampai di alinea ini dan buka posting saya sebelumnya yang berjudul " mari kita tangkap bersama " , karna postingan ini adalah kelanjutan dari postingan yang itu. jadi demi menjaga otak kalian agar tidak puyeng, mendingan secepatnya balik haluan segera. Bagi yang sudah dengan setia mengikuti postingan demi postingan saya, saya ucapkan terimakasih ( sambil tepuk tangan heboh, skaligus heran kenapa ada yang begitu setia sama saya ). dan silahkan membaca alinea selanjutnya untuk mengikuti perkembangan proses pembuatan novel saya itu.

Kali ini, saya merasa sedang mengalami kehamilan (lagi) namun janin yang ada di perut saya adalah novel ini. semakin lama saya merasakan semakin jatuh cinta pada proses juga jalan ceritanya. sungguh, ini beneran bukan promosi ( walau kalo bisa sih emang skalian promosi ) tapi memang saya jadi suka gak bisa berhenti menulis ketika sudah mulai mengembangkan cerita novel ini. Bagi saya, siapapun yang beneran mengikuti setiap postingan saya adalah pasukan berani mati. karna kadang postingan saya ini memang beneran cuma sampah di hati saya yang saya buang di blog ini. dengan tujuan sampah itu bisa jadi bahan daur ulang yang bermanfaat. tuh, kan saya mulai ngelantur lagi. kembali ke novel.

baiklah, sekarang serius nih. novel saya sudah masuk dalam konflik utama, dimana Renggo mulai dicurigai sebagai penyelundup oleh pihak kampusnya, dicurigai (pula) telah berkhianat oleh KORPS nya, serta dicurigai (juga) telah menjadi mata-mata musuh oleh sindikat Abigael, dan yang paling menyakitkan Renggo adalah ketika keluarganya ikut mempertanyakan eksistensi Renggo akhir-akhir ini.Renggo terpaksa membiarkan begitu banyak hal yang terjadi diluar rencana awal, Renggo memang terpaksa menjadi penyelundup demi melindungi rahasianya  sebagai spionase kepolisian, juga terpaksa tidak mengirim data pada Korps karna Airin disandera sebagai jaminan oleh Andi yang ternyata adalah Kakak kandung Airin, Dan sindikat abigael yang lain( andi telah mengerti identitas asli renggo, namun masih bungkam karna sebenarnya sayang pada Airin ) telah mencurigai banyak hal yang aneh pada pekerjaan Renggo, serta renggo pula merasa harus merahasiakan banyak hal dari keluarganya demi keamanan mereka sendiri.

nah, setelah ini saya baru mau melanjutkan menulis lagi. dan jujur banget ini, saya sepertinya membutuhkan seorang editor untuk membantu mengedit naskah mentah novel ini. karna benaran deh, ini kejar deadline banget dan saya rasanya udah nyeng-nyengan banget garapnya. ada yang berminat? bisa tolong email ke alamat email saya di ami.airin@gmail.com

baiklah, akhirkata saya ucapkan banyak terimakasih, dan wassalam. salam panas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar