Jumat, 06 April 2012

maafkan mama, nak .

long week end yang dramatis !!!

apa kabar kalian? dramatis juga gak hari kalian? saya harap, sekalipun dramatis tapi anti klimaksnya kalian dapet ending yang manis. saya harap.

baru aja saya dikabarin kalo anak saya sakit. dan saya cuma bisa denger kabarnya aja karna saya gak ada dikota yang sama. saya cuma bisa nanya " gimana. udah turun panasnya?" atau saya cuma bisa membayangkan anak saya tidur di kasur nya dengan tubuh dipenuhi minyak kayu puih dan berselimutkan pelukan. saya gak bisa apa-apa selain bengong disini dan mengharapkan dia cepat sembuh. saya gak bisa berbuat lebih.

kadang saya berpikir, kenapa saya gak bisa mengalahkan semua hal ini untuk berlari dan menemani putri kecil saya disana? kenapa saya gak kekeuh untuk melawan aturan pekerjaan atau apapun demi mengusapkan minyak kayu putih itu di punggungnya. kenapa saya takut dibilang gak profesional oleh rekan kantor dan membiarkan ketidakbecusan saya sebagai ibu terus melekat dalam identitas saya. kenapa saya gak melakukan hal terbaik untuk anak saya? dan masih banyak kenapa yang lainnya lagi. jawabannya cuma satu, karna saya percaya Allah sudah menjaganya disana, melalui doa saya. dan untuk asumsi itulah saya menjadikan postingan kali ini sebatas curhat colongan semata.

anak saya itu, cuma anak perempuan kecil berusia 4 tahun. yang kalau ditanya dimana mama nya dia akan menjawab dengan sangat tulus " lagi kerja ". yang kalau dimana papanya dia akan menjawab dengan tulus juga kalimat yang sama pula. yang kalau ditanya kenapa papa sama mamanya tidak satu rumah, hanya akan dijawab dengan santai tanpa beban apapun " mama sama papa udah punya rumah sendiri-sendiri ". anak saya itu, hanya seorang anak perempuan kecil yang mendapatkan takdir berupa kemandirian sejak kecil. dan saya tidak bisa untuk tidak bersyukur karenanya.

tapi kawans, meskipun begitu saya tidak lantas santai saja mendengar anak saya sakit di tempat yang jauh dari saya. gak begitu saja saya tenang menanggapi semua kabar ini. sedari pertama dengar kabar ini sampe sekarang, saya gak pernah rela meletakkan hp saya. saya mau setiap saat saya dapat kabar. dan menunggu itu hal yang menakutkan buat saya. saya sibuk menebak apa yang sedang anak saya rasakan ditengah sakitnya,bagaimana sakit tubuhnya, apa yang dia keluhkan.sementara hp saya berbunyi hanya beberapa kali dalam satu jam. saya tau, keluarga di sana telah merawat anak saya dengan baik.

hal-hal kayak gini yang membuat saya akhirnya merasa jadi ibu yang bedebah. mama yang gak becus ngurus anak dan perempuan gagal yang gak berhasil jadi panutan bagi anaknya. saya seketika langsung merasa membumi hanguskan semua kebaikan dan kebahagiaan yang selama ini kita berdua lewatin, dan saya ganti dengan pikiran pikiran imbisil tentang saya yang payah lah, atau saya yang ngaco lah, saya yang gak becus lah. ini itu semuanya gak jelas. ini penyakit saya. saya akan langsung menyalahkan diri sendiri tanpa konteks yang jelas kalau itu udah menyangkut anak saya. dan saya benci dengan penyakit satu ini.

tapi apapun itu, saya tetep harus kembali tegak untuk kuat dan semangat. saya harus canangkan bahwa semuanya akan kembali baik. anak saya akan sehat dan saya akan ketemu dia lagi besok. dan meskipun saya gak bisa berlari menemuinya, tapi hati dan cinta saya sudah ada bersamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar