Rabu, 18 April 2012

KINASIH dan BEGRAS part. 19

Begras membetulkan letak duduknya. kulitnya pias saking pucatnya. kedua orang tua Begras gemetaran menahan amarah. tidak tau harus bicara apa lagi. tiga manusia yang datang di rumah mereka menyerupai bom molotov dan telah menghancurkan hati mereka tanpa tersisa sedikitpun untuk rasa sesal. orang tua Begras hanya menunduk diam. pasrah.

" saya mau anak bapak segera menikahi anak saya. minggu depan " Begras terperanjat, perempuan didepannya menunduk makin dalam. Begras mengingat-ingat lagi,kapan kejadian persetubuhan itu terjadi. Begras sendiri telah lupa saking banyaknya perempuan yang ia jadikan pelarian selama sebulan ini. dan perempuan ini, siapa namanya dan dimana Begras mengenalnya, sungguh Begras lupa. bagaimana dia bisa menikahi seorang perempuan yang bahkan kisah bersamanya pun tak pernah Begras ingat.

pernikahan itu tersepakati. Begras makmum. mau tak mau, suka tak suka. lelaki adalah keberanian untuk bertanggung jawab yang dipegang. persiapan berjalan cepat. rumah Begras mendadak ramai oleh kedatangan keluarga. tetangga-tetangga yang diundang ibu Begras untuk membantu persiapan. orang tua Begras telah lupa akan kemarahannya sejak keputusan dibuat. saat ini yang ada dalam pikiran mereka adalah bagaimana mempersiapkan acara pernikahan dalam tempo waktu singkat namun tetap berkelas. prinsip sosial mereka yang memang eksekutif tidak bisa ditawar meski dengan pernikahan dadakan sekalipun. Begras sendiri terdiam, rancu. perempuan itu disetubuhinya hanya sekali, dan diapun mengaku tidak hamil. lantas mengapa Begras harus menikahinya?

dengan tergesa Begras membuka internet. dicarinya web konseling milik Kinasih. akun jejaring pertemanannya telah di blokir dan tidak bisa lagi menghubungi Kinasih. hanya web tempat Kinasih membuka sesi konseling ini satu-satunya cara yang Begras tau untuk menghubungi Kinasih. meski Begras sendiri tak yakin Kinasih akan membalasnya. meski Begras pun tau, biaya untuk sign in di web ini tidak sedikit. namun Begras tak peduli, setelah melakukan transfer ke rekening terkait di web itu, Begras mulai mengetik dengan semangat. terkadang kepalanya mendongak keatas untuk menahan airmatanya yang nyaris tumpah. sudah begitu lama ia ingin bicara pada Kinasih. sudah sejak lama.

Kinasih duduk diatas karpet sambil jemarinya terus mengetik. dibelakangnya Saputra memeluk Kinasih sambil sesekali memijat pundaknya. jarum jam sudah menunjukkan angka sebelas malam. Kinasih masih terus mengetik. masih begitu banyak email dari bimbingannya yang harus dia balas. mau tak mau mereka telah membayarnya. Kinasih sesekali merutuk " ini pertanyaannya sama terus " Saputra tersenyum. menciumi rambut Kinasih dan menenangkannya melalu belaian lembut di pipinya. " kadang kan orang emang permasalahannya sama Kin "

jarum jam telah menunjukkan angka 01.00 dan Kinasih masih sibuk mengetik. kepala Saputra telah tumbang di pangkuan Kinasih. tertidur pulas. tiba-tiba sebuah pesan masuk. judul pesan itu menarik hati Kinasih " sepatu merah " cepat Kinasih buka. membacanya dengan gemeratan. ada jeda yang begitu lama sampai akhirnya Kinasih terisak. dengan marah Kinasih menggeser laptopnya menjauh, menimbulkan bunyi yang membangunkan Saputra. sontak Saputra berdiri. tanpa bicara Kinasih masuk ke pelukannya dan menangis. keduanya lantas masuk kamar. meninggalkan pesan itu disana.

" Kinasih, ini aku. kurasa kau telah tau siapa sepatu merah itu. aku akan menikah. dengan perempuan yang sama sekali tidak ku kenal. seperti kamu, yang juga tidak kukenal. namun aku akan sangat rela jika harus menikah denganmu. meskipun kamu tak nyata ada disini, namun bagiku kamu lebih nyata dari apapun. perempuan yang akan kunikahi itu memang nyata untukku, setiap inci kulitnya telah aku rasai. namun hatinya dan perasaannya makin tak jelas bagiku. Kinasih, berilah aku kekuatan agar bisa menjalani ini semua. tanpa kamu "

didalam kamar Kinasih terus melumat bibir Saputra tanpa ampun. melampiaskan amarahnya dan membiarkan Saputra terbawa hawa panasnya. didalam kamar Begras termenung menatap layar laptop. menantika jawaban dari web Kinasih.

" adakah cinta itu datang tanpa permisi?"

1 komentar: