Senin, 06 Februari 2012

Aku ingin bersamamu

setiap pagi, kembali aku terbangun dalam getar ketaksadaran
menginginkan engkau ada disini 
setidaknya aku mendengar engkau membangunkanku, tak apa dengan bentakan
atau aku merasakan engkau melewatiku dengan kecepatan cahaya, membereskan remah yang kubuat semalam
setiap pagi, aku menginginkan ada disisimu, Ibu.

aku tak pernah menginginkan apapun selain pagi denganmu
menatap kau yang berkeringat memasak didapur,
atau kau yang duduk tertegun menatapku, juga anakku
entah apa yang kau pikirkan, mungkin kekhawatiran akan kehidupan kami berdua esok
serta keinginan untuk senantiasa membela kami semampumu
aku tak pernah luput menyadarinya 
bahwa hanya engkaulah, yang akan menjadi tameng terkuat untukku
yang merapalkan seluruh mantra perlindungan padaku
bahwa sejak aku masih dalam perutmu hingga kini aku telah sebesar ini
aku masih saja terus membebanimu, membuatmu menangis tiap malam
aku hanya ingin pagi bersamamu, ibu
duduk-duduk di belakang rumah kita
menangis dipangkuanmu dengan backsound isak tangismu juga
ijinkan aku begitu ibu, 
selalu mendekapmu meski aku tak lagi anak-anak

Bu, inilah dunia ku
yang membungkusku dalam sekat tak terpisahkan dengan jiwaku
namun tak juga menyimpulkan ikatan kita
untuk segala yang telah engkau berikan padaku, bu
aku tak pernah sanggup menghitungnya
juga tak pernah mampu membandingkan dengan pemberian siapapun lagi dalam hidupku

aku ingin bersamamu pagi ini Bu,
merenda kepolosan yang kau ciptakan senada haluan kapal tanpa tenaga
aku ingin bersamamu pagi ini Bu,
mengumpulkan serpihan masa kecilku duluuntuk secara simultan kau kais sebagai pelepas rindu
aku ingin bersamamu pagi ini Bu,
pagi esok, esoknya lagi, juga setiap esok.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar