Rabu, 08 Februari 2012

KINASIH dan BEGRAS part. 8

" pameran lukis??? " Kinasih bertanya menjerit hingga Begras harus menjauhkan hp dari telinganya. " Kapan, siapa aja pelukisnya ?" Kinasih sudah berdiri menggigiti jempol kanannya. Be, bolehkah aku ikut? bolehkan aku menjadi salah satu peserta pameran? dan bolehkah aku datang? Begras tertawa mendengar Kinasih antusias " kamu tau gak, kamu jauh lebih antusias dari ketua panitia sama para pelukisnya. mau ikutan ngirim lukisan? " . Seperti balon gas Kinasih terbang ke awang-awang. Iya Be, aku ingin ikut pameran. aku ingin lukisanku berada di tangan yang tepat. Kinasih sudah menggigiti bibirnya kini.

Begras bengong ketika tujuh lukisan ada dirumahnya. Kinasih tertulis sebagai pengirim tanpa alamat disitu. gemetar Begras mengambil HP nya. dijawab pada deringan yang pertama. Kinasih siap menghadapi semburan Begras, sesiap tentara Troya menghadapi seribu pasukan Yunani. meskipun Kinasih pun tau bahwa Begras akan mengangsurkan banyak pertanyaan, setau Hector bahwa dia akan mati di tangan Archilles. " kamu ngirim aku Lukisan? tujuh lukisan?" kinasih mengiyakan. Begras makin resah

" Lukisan siapa ? "
" sahabat terbaikku "
" inisialnya Kins, seperti nama kamu "
" boleh saja kalau memang kamu mau menganggapnya begitu "
" lalu jika lukisan itu terjual? "
" kamu boleh ambil setengahnya. Setengahnya lagi, kirimkan lewat rekeningku "
" setengahnya? kenapa bisa begitu? "
" jelas saja karna kamu yang membuatnya terjual"
" lukisan ini dahsyat, ketujuh-tujuhnya. kalaupun bukan aku, orang lain pun bisa dengan mudah menjualnya "
" siapapun yang menjualkannya, dia berhak atas separuh harga penjualan "
" berapa sahabatmu akan menjual lukisannya? "
" masing-masing sembilan juta rupiah "
" dan aku mendapatkan setengahnya atas satu lukisan ? "
" tentu saja "
" gila "
" kenapa gila ? "
" pelukis mana yang membiarkan setengah dari hasil jual lukisannya pada orang lain ?"
" bukan pada orang lain, tapi pada si agen"
" jawablah Kinasih, siapa pelukis itu "
" sahabat terbaikku "
" siapa namanya ?"
" Larasati "
" wow, dia perempuan ?"
" ya, tentu saja "
" aku pikir pria "
" kenapa begitu ?"
" lukisannya luar biasa. gak nyangka aja ada perempuan yang bisa melukis sebagus ini? "
" ah, kamu diskriminatif gender "
Begras sontak menyemburkan tawa nya keras-keras. Lupa akan begitu banyak pertanyaan yang mampir di benaknya. lalu keduanya larut dalam berbagai macam obrolan.

seminggu setelah pameran Lukisan dibuka, Begras kembali menanyakan pada Kinasih tentang si pelukis. Kinasih menjawab sekedarnya. Sudah dua lukisan Larasati terjual, praktis begras sudah mengantongi sembilan juta rupiah tanpa melakukan apapun. Harga dirinya runtuh . Begras ingin mengetahui siapa Larasati. tak akan pernah dibiarkannya seorang perempuan memberinya uang sebegitu besar tanpa dia bekerja keras sebelumnya.

" sudah ada dua yang terjual , Kinasih "
" syukurlah. sesuai harga "
" bahkan awalnya si pembeli ingin membeli dengan harga yang lebih"
" yang mana ? "
" yang berjudul Oddyseus dan Helena "

Kinasih bergetar. dia ingat betul proses pembuatan kedua lukisan nya itu. oddyseus lahir di sebuah pasar radisional dengan latar suara tawar menawar khas jawa. dan Helena utuh di bawah rok si Nyonya besar, menara Eiffel. dan keduanya kini sudah berada di tangan yang mencintai mereka. Kinasih menggigit-gigit bibirnya lagi.

empat hari setelah obrolan itu, seluruh lukisan Larasati laku terjual. Ketujuh-tujuhnya. Panitia pameran untung besar. Begras mabuk rupiah. dia baru pernah mendapatkan uang sebegini banyak dalam hidupnya. antara percaya dan tidak.

" sudah laku semua"
" wow, cepat sekali "
" untuk lukisan sebagus itu, sebelas hari termasuk lama, Kinasih "
" makasih ya Begras. sampaikan juga sama teman-teman panitia yang lain "
" mana nomor Rekeningnya? "
" dicatat "

Begras mengambil pensil. mendengarkan dengan khidmat.

" udah ? "
" ya. sudah. sore ini langsung aku transfer yah. Atas nama siapa ? larasati ?
" ya. Larasati"

seperti helium Kinasih menjawab pertanyaan terakhir Begras.

Tangan Begras gemetar ketika mesin ATM memberikan jawaban atas pertanyaannya selama ini. ragu-ragu kembali Begras mengulang nomer rekening yang diberikan Kinasih. sebelum menekan enter Begras kembali mengulang menatap satu persatu angka dari kertas ke layar monitor. dan nama itu muncul sebagai pemilik rekening ketika kembali Begras menekan Enter di mesin uang. KINASIH LARASATI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar