Jumat, 17 Februari 2012

KINASIH dan BEGRAS part. 12

Ada kalanya kesendirian adalah teman yang sangat mengerti kebutuhan kita saat itu. Dan Kinasih telah berteman baik dengan kesendirian. Absurd mungkin, bagaimana bisa dengan sendiri Kinasih justru merasa lengkap. sebuah perasaan total yang kurang dipahami siapapun. Kinasih merelakan sebagian telinganya untuk menjadi penjamin kesendirian itu dengan mendengarkan beragam keluhan orang via internet. memahami masalah tiap-tiap orang, membantu menyelesaikannya. baginya, kehidupan tidak sebatas bertatap muka. Kinasih sudah lelah dengan segala macam jenis pertemuan.

siap itu jemari Kinasih sibuk menekan tuts-tuts dalam keyboard laptopnya. meracik kalimat solusi bagi permasalahan orang lain. suatu pertanyaan yang paling sering ditanyakan :


 " bagaimana saya bisa menjadi diri sendiri ditengan petunjuk yang begitu banyak dari orang tua saya ? tidak mengikuti petunjuk mereka dianggap tidak menghargai, mengikuti terkadang tidak sesuai dengan kata hati. apa yang harus saya lakukan mbak Kinasih ? "
- Maria -


Kinasih diam menatap layar laptop. kenapa manusia selalu berkutat dipermasalahan yang sama. bahkan terkadang permasalahan satu orang bisa jadi cerminan masalah orang lain. Kinasih ingat dirinya sendiri ketika berusia 16 tahun. Dirinya sendiripun pernah mempertanyakan hal yang sama dengan Maria. bagaimana mungkin seorang yang sangat mencintai lukisan harus berkuliah di jurusan tekhnik kimia dan berkutat dengan segala macam reaksi kimia bukannya cat warna dan kanvas? Kinasih tidak mengerti, mengapa dia harus berjuang bukan demi dirinya sendiri, tapi demi sebuah prestasi yang disebut berbakti pada orang tua. Bagaimana mungkin orang tua menuntut anaknya untuk berbakti dengan menekankan pentingnya belajar kimia? Kinasih selalu bertanya, dan selalu mendapat cibiran dari semua orang. Dari saudaranya, adiknya, kakaknya, sepupunya, tetangganya, budenya, om nya, tantenya. semuanya. bagi mereka tidak akan ada salahnya kuliah dimanapun, bahkan saudara sepupu sepermainannya sejak kecil dengan enteng menjawab " ah, aku kuliahnya di pertanian toh sekarang jadi pegawai Bank. apa masalahnya ? " Masalah besar sister. Itu masalah besar buatku. bahwa dengan kamu bekerja di bank sementara notabene kamu kuliah di pertanian, menunjukkan bahwa kamu tidak memiliki keyakinan akan diri kamu sendiri. kepribadian yang menyerah untuk mengikuti hidup dan tidak dapat mengaturnya sebagai diri sendiri. aku menolak keras nasibku seperti kamu. dan sejak perbincangan itu, Kinasih malas bertanya. baginya bertanya pada mereka yang tidak memiliki hidup sama saja bertanya dengan benda usang. Kinasih pun marah. menghujat. sayangnya,kelakuan itu justru membuat Kinasih dimusuhi sana-sini. kegiatan melawan arusnya menjadi pertentangan semua pihak. dan semuanya menjadikan Kinasih contoh buruk : seorang durhaka dan pembangkang. pedas. 

" bersyukurlah kamu masih bisa diberi keyakinan bahwa petunjuk mereka tidak senada dengan kata hati kamu. banyak orang yang hanya mengikuti petunjuk tanpa tau arah dan tujuan hidupnya. lalu untuk apa mereka mengikuti petunjuk-petunjuk itu? hanya untuk mengikuti etika setempat. agar dianggap bermoral dan berbakti. HB Jassin pasti menangis di alam sana jika tau anak cucunya seenaknya sendiri membuat definisi baru tentang berbakti dan bermoral. Maka sebaiknya kamu yakin, teguh akan diri kamu sendiri. mengikuti kata hati adalah hal yang sering disarankan oleh para konselor dan psikolog, tapi paling sering tidak dilakukan oleh sebagian orang. Kemudian bersabarlah, Karna hanya dengan begitu kamu akan semakin mengenal diri kamu sendiri . Regrads : Kinasih "

Kinasih meringis miris. hanya itu yang bisa dia sarankan. Bahwa kenyataan pahit yang dialaminya telah memberi banyak pelajaran untuk tidak memaksakan diri berbuat sekehendak hatinya. Bahwa menjadi pelukis adalah cita-citanya, bukan cita-cita keluarganya. dan Kinasih sebagai warga keluarga yang baik harus mengikuti etika yang diberlakukan dikeluarga itu. Jika tidak,maka jangan harap kamu akan dilihat sebagai suatu pribadi yang utuh. Kamu hanya akan menjadi hatu yang tidak menjejak tanah di tengah keharmonisan keluarga dengan keteraturan yang sudah berlaku secara turun temurun. Kinasih memeluk guling sambil terus melihat berbagai macam pertanyaan yang mampir di webnya.menjawab satu persatu dan kembali mempertanyakan pada dirinya sendiri. sudahkan dia yakin atas apa yang dilakukannya kini? Kinasih meringis memainkan ujung kain gulingnya. Pikirannya meracau jauh ke masalalu.

" kalau kamu sudah gak mau papa atur, ya sudah. hidup sendiri sana, tapi awas!!! jangan pernah meminta bantuan papa jika suatu hari kamu mendapat masalah "

Kinasih duduk tegak.apa ini ?pasar malam peringatan tujuh belas Agustus. Dimana semuanya wajib hadir dan bahagia sementara hatinya terus bergolak mempertanyakan kemerdekaannya sendiri? bukankah itu sama ibaratnya dengan seorang istri yang menginginkan dirinya hamil tapi tak pernah luput mengkonsumsi microgynon? bagaimana mungkin dia bisa hidup dengan kondisi serba dilematis begitu. bagaimana mungkin dia harus mengikuti semua aturan yang tidak sesuai dengan pemahamannya tentang hidup hanya karna takut tidak dibantu jika memiliki masalah kelak. Kinanti merasa menjadi mahluk imbisil. 

akhirnya Kinasih menutup laptop. kemudian duduk didepan tanaman anggreknya. menyesapi bahwa kehidupan akan selalu memiliki hak yang paling hakiki. dan Kinasih tau, dirinya bukan milik siapapun. dia adalah milik sang maha agung. lembaranpun ditutup. Kinasih lelah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar